Sabtu, Maret 28, 2009

Mengungkap Misteri Waktu dalam Kehidupan Kita

Kehidupan kita di dunia ini tidak pernah bisa dilepaskan dari waktu. Waktu menghantarkan kita dalam menjalani kehidupan dari awal kejadian kita di rahim ibu hingga akhir hayat kita. Setiap adegan dalam kehidupan kita sebagian besar diukur berdasarkan waktu. Lama, sebentar, lambat, cepat, tua, muda, kemarin, hari ini, akan datang, masa lalu dan masa depan, adalah ukuran-ukuran berdasarkan waktu yang diterjemahkan dalam bentuk kata keterangan waktu.


Disebabkan oleh waktu kita bisa menjadi tua, peralatan menjadi rusak, pertanyaan bertemu dengan jawabannya, permasalahan menjadi tuntas, kebohongan terbongkar, kejahatan terungkap, dan kebenaran menampakkan diri.


Tetapi tahukah anda bagaimanakah gambaran waktu itu? Di manakah posisi dimensi waktu di dalam dimensi ruang? Berikut ini adalah beberapa penjelasan tentang waktu yang mungkin sedikit memperjelas misteri tentang waktu dalam kehidupan kita.


1. Garis waktu tidak linier


Seperti diketahui dimensi ruang terdiri atas tiga dimensi linier (garis lurus), yakni panjang, lebar dan tinggi. Sedangkan dimensi waktu digambarkan melengkung ke dalam dimensi ruang dan garis waktu

berbentuk spiral (per) dengan salah satu sisi putarannya bersentuhan dengan sebuah titik di dimensi ruang.


Pada gambar dimensi ruang diwakili oleh sebuah garis horizontal dan dimensi waktu oleh garis vertikal, di mana spiral waktu berputar dengan salah satu sisi spiralnya menyentuh sebuah titik di garis linier dimensi ruang pada titik A. Titik A tersebut adalah titik saat ini, sedangkan putaran spiral yang meninggalkan titik adalah masa lalu, dan putaran spiral yang menuju titik adalah masa depan. Bagian titik saat ini (Titik A) berada di dalam dimensi ruang dan waktu yang positif, sedangkan bagian spiral yang lain berada di dimensi ruang dan waktu yang negatif. (Lihat gambar)



2. Di alam semesta hanya ada waktu sekarang


Waktu di bumi kita disepakati adalah 24 jam dalam sehari semalam. Pembagian waktu ini berdasarkan besar sudut rotasi bumi pada sumbunya sebesar 360 yang dibagi derajat bujur bumi sebesar 15 derajat, sehingga setiap 15 derajat garis bujur bumi mendapatkan kenaikan waktu sebesar 1 jam.


Kita menggunakan tanda waktu sebagai ukuran waktu keberadaan kita di dalam dimensi ruang. Salah satu contohnya adalah tanggal lahir kita yang memuat unsur tahun, bulan, hari atau tanggal dan jam serta menit. Tanda waktu ini diakui sebagai ukuran universal dan ditetapkan dalam bentuk perhitungan kalender dan jam.


Tanda waktu ini kemudian dibagi ke dalam tiga ukuran waktu terbesar, yakni kemarin, hari ini dan besok. Bagi kita kemarin adalah tanda waktu berupa tanggal yang telah lewat satu hari dari hari ini, dan besok adalah satu hari menyusul setelah hari ini. Namun sebetulnya menurut ukuran dalam dimensi waktu, kemarin juga berarti 1 jam yang lalu, 1 menit yang lalu, 1 detik yang lalu, dan seterusnya hingga 1 per sekian (tidak terhingga) detik yang lalu. Begitu juga halnya dengan besok. Sedangkan pengertian hari ini atau lebih tepat di sebut sekarang memiliki skala ukuran waktu yang juga sangat sempit tidak berhingga, yakni sampai 1 per sekian (tidak berhingga) detik.


Apabila kita memperhatikan gambar penampang spiral waktu, maka titik A adalah titik persinggungan spiral dimensi waktu dengan garis lurus dimensi ruang. Titik A tersebut adalah waktu sekarang bagi titik di dalam dimensi ruang tersebut. Sedangkan waktu yang lalu adalah putaran spiral yang setelah titik A, dan waktu yang akan datang adalah putaran spiral yang akan melalui titik A. Perhatikan waktu yang lalu dan waktu yang akan datang berada di bagian negatif dari dimensi ruang dan waktu, sedangkan waktu sekarang berada di bagian positifnya.



3. Setiap orang mempunyai paket waktu sendiri


Setiap titik di dalam dimensi ruang mempunyai spiral waktunya sendiri-sendiri. Begitu juga setiap manusia, setiap organ dalam tubuhnya, setiap sel, dan seterusnya. Bayangkan bahwa setiap spiral waktu tersebut tidak berputar secara bersamaan.


Seandainya kita bandingkan dua orang dengan usia yang sama A dan B sedang berada di dimensi ruang. Putaran spiral waktu A lebih cepat dari pada B sebanyak 1 jam, berarti waktu yang dibutuhkan A untuk menempuh suatu jarak di dalam dimensi ruang 1 jam lebih cepat dari B. Itu artinya usia A akan relatif lebih muda 1 jam dari pada B.


Begitu juga dengan spiral waktu organ tubuh, sel sampai atom di tubuh kita. Semakin cepat putaran spiral waktunya, akan semakin banyak umur yang diberi diskon. Itulah sebabnya kenapa orang yang tingkat spiritualitasnya tinggi cenderung terlihat lebih muda dan berumur panjang. Tingkat konsentrasi ke dimensi yang lebih tinggi relatif meningkatkan putaran spiral waktu. Selain itu melemahnya pengaruh gravitasi juga ikut mempercepat putaran spiral waktu. Ini bisa dilihat pada orang-orang yang tinggal di pegunungan tinggi relatif berumur lebih panjang dan awet muda. Pendeta-pendeta Tibet memperoleh dua keuntungan ini, selain mereka sering bermeditasi, mereka juga tinggal di pegunungan Himalaya yang sangat tinggi dari permukaan laut.



4. Jarum jam di tanganmu bukan penunjuk waktu sebenarnya


Putaran spiral waktu alam semesta yang sangat besar tidak sama dengan putaran spiral waktu bumi dan diri kita. Jarum jam yang sering digunakan sebagai penunjuk waktu dalam kehidupan kita sehari-hari adalah jarum jam untuk bumi karena berdasarkan putaran rotasi bumi pada sumbunya. Sedangkan alam semesta maupun diri kita mempunyai jamnya sendiri.


Ini terbukti apabila kita menunggu berjam-jam di dalam suatu antrian misalnya, anda merasa 2 jam sangat lama dan membosankan karena tidak melakukan apa pun. Sedangkan bagi teman di sebelah anda yang sedang asyik main game dari konsul portabelnya merasa waktu hanya sebentar saja. Dan bonus tambahan untuk teman anda yang hatinya senang adalah berupa diskon umur lebih panjang dari kita yang merasa kesal dan bosan.



5. Putaran waktu sekarang lebih cepat dibandingkan masa lalu


Banyak orang berkata bahwa di masa kini waktu terasa sangat cepat berlalu dibandingkan sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu. Setahun seperti hanya enam bulan, sebulan seperti beberapa hari, sehari seperti beberapa jam dan satu jam berlalu dalam sekejap!


Apakah yang menyebabkan waktu berlalu sangat cepat seperti itu? Dan kenapa kita semua merasakan hal yang sama?


Jawabannya adalah karena alam semesta mengalami pengerutan. Akibatnya spiral waktu juga mengalami pengerutan. Ingat contoh penerapan asas gaya sentrifetal. Kita mengikat sebuah batu pada tali kemudian memutarnya mengelingi jari telunjuk kita. Semakin pendek jarak batu dengan titik pusat jari kita semakin cepat putaran batu.


Demikian yang terjadi dengan spiral waktu alam semesta. Dan percepatan spiral waktu alam semesta ini berpengaruh kepada spiral waktu yang lebih kecil seperti spiral waktu bumi dan diri kita, disebabkan ada tekanan ruang.



6.Wilayah dimensi lain juga memiliki spiral waktunya sendiri


Setiap dimensi memiliki spiral waktunya sendiri, dengan kecepatan putaran yang berbeda-beda. Semakin tinggi dimensinya, semakin cepat putaran spiral waktunya. Bisa dibandingkan 1000 tahun di bumi nilainya sama dengan 1 hari di dimensi tertinggi (alam akhirat). Artinya manusia di bumi dengan kecepatannya membutuhkan waktu 1000 tahun untuk menyelesaikan satu putaran spiral waktu di dimensi tertinggi. Atau kalau makhluk di dimensi tertinggi tersebut menggunakan kecepatannya untuk menyelesaikan sebuah perjalanan yang ditempuh oleh manusia selama satu hari di bumi, maka dia hanya membutuhkan 1/365.000 atau 2,7 x 10-6 hari atau sekitar 0,24 detik.




Sumber gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFn1YdkRQyaR2YdiZ5LxiWHvSbueZAOu86wC1SfdmTcc3LZt-zU0aO6YJTLvYcSUi-m-UKd81mb6dpzludBHNm719-0jqSRUQX0lehYrPxBO4jga7PsHtZt7DjgBMzgJ4kqCr_g-2FydlZ/s320/clock_big.jpg

Jumat, Maret 27, 2009

Toleransi, Pembauran dan Atribut

Pembauran adalah isu lama yang selalu hangat karena tidak pernah tuntas. Disebabkan tidak ada bentuk yang baku, pembauran masih menyisakan masalah terutama bagi sebagian orang yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip.


Pembauran dianggap jalan keluar untuk keluar dari masalah kemajemukan. Bagi sebagian orang toleransi belum dianggap cukup, sehingga diperlukan pembauran agar konflik bisa dihindari dalam kemajemukan.


Pelepasan atribut asli seperti menjadi tuntutan agar pembauran berjalan maksimal. Dan sebagai akibatnya terjadi pembentukan identitas baru karena identitas asal sudah terbaur.


Berikut ini adalah contoh cerita mengenai pembauran yang terjadi di Indonesia. Pembauran antar suku dan agama yang terjadi di sekitar kita. Wikimuers bisa memberikan penilaian sendiri atas contoh pertama sampai ketiga. Mana yang dianggap baik, paling baik atau bahkan buruk. Namun kita tetap harus menerimanya sebagai kenyataan yang menjadi wakil pembauran di Indonesia.


Contoh pertama, seorang laki-laki asli Jawa. Dia sudah lama tinggal di Banjarmasin, katanya sejak bapak dan ibunya pindah ke Banjarmasin dari Jawa Tengah sekitar tahun 60-an dan bekerja di sini. Dia sendiri terlahir di sini, dan hidup di lingkungan yang sebagian besar warganya adalah orang Banjar. Hampir setiap hari di rumah dia berbahasa Jawa, tapi di lingkungan pergaulan masyarakat dia berbahasa Banjar dengan logat – tentu saja – tidak dapat dihilangkan medognya, namun makanan sehari-harinya masih khas Jawa dengan terkadang campur maanan Banjar. Keluarganya masih sering mudik menengok famili di Jawa, biasanya pada hari Lebaran Kupat – istilah hari raya yang dirayakan oleh orang Jawa 7 hari setelah Hari Raya Idul Fitri.


Contoh kedua, seorang Banjar asli. Dia sekolah sejak SMA di Jakarta dan diteruskan dengan kuliah di sana dan kemudian bekerja. Dia jarang pulang ke kampung halaman dan sekali pulang dengan gaya bicara yang betawi sekali. Gua, lu, emang, biarin, deesbe. Bahkan katanya di rumah dia tidak berbicara dengan bahasa Banjar. Menikah dengan gadis Menado yang menjadi muslimah, mempunyai anak tiga dan sudah tidak pernah lagi makan “gangan waluh” makanan khas Banjar. Pada akhirnya secara lahir dia sulit diidentifikasi sebagai orang Banjar.


Contoh ketiga adalah seorang Jawa beragama Islam. Tinggal di Jakarta dan menikah dengan seorang gadis Solo beragama Kristen. Mereka hidup berumah tangga dengan dua agama. Sebagian anak-anaknya beragama Islam ikut bapaknya, sebagian lagi ikut agama ibunya. Setiap perayaan hari raya kedua agama mereka bersama-sama merayakannya, pokoknya terlihat mesra dan tidak ada masalah.


Penilaian Wikimuers atas ketiga cerita di atas pasti berbeda-beda. Tapi saya yakin anda mempunyai pendapat tentang itu. Bentuk pembauran tidak akan pernah bisa dibakukan, dan itulah keunikan Indonesia. Yang penting kita memberikan kepada anak-anak kita pengetahuan yang cukup dan menanamkan prinsip-prinsip keimanan yang kuat agar nanti setelah dewasa mereka bisa menetukan pilihan-pilihannya dengan benar.



Sumber gambar : http://mirifica.net/uploadan/thumb/40PEACE.jpg

Sabtu, Maret 21, 2009

9 Penderitaan yang Ditanggung Anak Indigo

Terlahir sebagai anak Indigo bukanlah sebuah pilihan, tetapi merupakan takdir yang tidak bisa dihindari. Ketika dia menyadari kehadirannya bukan sebagai orang biasa, merasakan kemarahan yang besar terhadap perilaku manusia yang buruk dan jahat, melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain, ingin merubah dunia menjadi lebih baik dengan kekuatan sendiri, saat itu dia tidak bisa lagi melepaskan diri dari tanggung jawab, karena dia sudah menyadari bahwa dia adalah seorang anak Indigo.


Hari-harinya dipenuhi oleh pemikiran-pemikiran yang mendesak, susah tidur dengan tenang, dan penglihatan-penglihatan yang mengganggu pikiran dan perasaan, sepertinya hidupnya sudah ditakdirkan untuk menanggung semua itu. Dia mungkin bisa melupakannya untuk beberapa saat, tetapi pemikiran-pemikiran dan suara-suara akan terus mengisi hari dan malamnya.


Berikut adalah 10 penderitaan yang harus ditanggung oleh anak Indigo sebagai resiko keindigoannya. Dampaknya bisa dikurangi apabila mendapatkan bimbingan dan penyembuhan yang tepat. Bagi sebagian anak Indigo proses penyembuhan bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.



1. Sakit kepala yang hebat


Hampir semua indigo pernah mengalami sakit kepala yang hebat. Hal ini disebabkan proses berpikir yang keras tanpa dikehendaki, banyak hal yang ingin dilakukan tapi tidak bisa diatasi, dan pikiran yang terlalu luas memasuki hal-hal yang tidak bisa disentuh oleh pemikiran manusia pada umumnya. Kondisi ini memerlukan energi besar dan proses berpikir yang berat.


Terapi obat mungkin bisa membantu, tetapi bersifat non permanet dan beresiko kelebihan pemakaian karena penggunaan yang terus-menerus. Meditasi dan perbaikan aura cakra adalah terapi terbaik, selain bisa dilakukan sendiri juga mempunyai resiko yang lebih ringan. Mungkin juga perlu belajar memperlambat detak jantung dan menurunkan tekanan darah.



2. Susah tidur


Suara-suara yang mengganggu, penampakan-penampakan, melihat penderitaan alam, sukma yang berjalan kemana-mana, dan pemikiran-pemikiran idealis yang menuntut perwujudan membuat seorang anak indigo susah untuk tidur. Walaupun mata terpejam tetapi tetap mendengar dan berpikir.


Anak Indigo harus belajar untuk sering berkoneksi dengan Tuhan lebih intensif dan berpasrah dengan segenap jiwa kepada-Nya. Lepaskan semua beban pikiran, mintalah pentunjuk dan serahkan kepada-Nya untuk menyelesaikan.



3. Lambung yang lemah


Salah satu organ tubuh yang paling menderita disebabkan stress karena berpikir dengan berat adalah lambung. Lambung yang lemah akan bereaksi negatif berupa produksi asam lambung yang berlebihan pada saat anak Indigo stress. Makan obat sakit lambung secukupnya dan perbanyak ibadah serta lakukan meditasi untuk penenangan.



4. Empati yang menyakitkan


Tidak mudah untuk berempati terhadap penderitaan orang lain, atau alam yang sedang dizholimi oleh manusia-manusia jahat dan serakah, sedangkan sedikit yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan buruk itu. Rasa empati ini sering kali berakibat buruk kepada anak Indigo. Disebabkan kepekaan yang berlebihan pada anak Indigo, rasa empati yang mendalam bisa menjadikan dirinya ikut menderita. Rasa empati terhadap orang yang sakit bisa membuat anak Indigo menderita penyakit yang sama, seperti terjadi penularan walaupun bukan penyakit yang menular.


Untuk mengurangi efek negatif rasa empati yang mendalam ini sebagian anak Indigo mengambil sikap tidak acuh yang berlebihan. Sehingga mereka tampak sebagai anak yang tidak peduli lingkungan sosial dan tidak mau bergaul.


Sebaiknya rasa empati disalurkan ke dalam bentuk tindakan langsung seperti mengobati orang yang sakit atau berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhan dan kebaikan orang lain. Penyaluran energi dalam bentuk kepasrahan kepada Tuhan adalah jalan yang paling efektif.



5. Rasa marah yang mendesak


Rasa marah melihat perilaku manusia yang buruk dan jahat adalah alasan utama seorang anak Indigo ingin menunaikan kewajibannya. Rasa marah ini kemudian berwujud menjadi semangat yang besar untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Bagi anak Indigo yang belum menemukan jati dirinya, biasanya rasa marah ini bisa berakibat buruk terhadap perilakunya kepada orang di sekitarnya. Perlawanan dan protes-protes akan selalu ditunjukkannya kepada orang di sekelilingnya, seperti orang tua, saudara-saudaranya dan guru di sekolah yang tidak memahami keadaannya.



6. Kepribadian yang berubah-ubah


Persinggungan anak Indigo dengan dimensi supranatural yang terlalu sering dan mendalam mengakibatkan pengaruh negatif berupa “jejak yang tertinggal”. Hal ini semacam sisa-sisa efek elektromagnetik pada sel-sel otak. Jejak-jejak dimensi lain ini kemudian akan berulang berupa “kunjungan-kunjungan” yang berlanjut.


Karena suara dari dimensi lain itu datang berupa gelombang yang kemudian ditafsirkan sebagai suara di dalam batin, seringkali anak Indigo mengalami efek kebingungan berupa kepribadian ganda. Bahkan seringkali antar “pribadi” terjadi pertentangan pendapat dalam menghadapi suatu permasalahan.


Untuk mengatasi hal ini anak Indigo harus mempertajam indera keenamnya untuk membedakan setiap “pribadi” yang datang. Mungkin diri anak indigo akan menjadi sebuah forum pertemuan berbagai “pribadi”, namun sebagai pribadi yang bebas seorang anak Indigo harus mampu mandiri dan mempunyai pandangan atau keyakinan sendiri yang kuat. Jadikan setiap informasi yang datang sebagai pengetahuan dan dimanfaatkan seperlunya sesuai dengan kebutuhan.



7. Dilematis


Ada sebagian anak Indigo – umumnya yang sudah menginjak remaja – yang mengalami kebingungan untuk memilih antara dua hal, apakah akan terus menjadi anak Indigo dengan segala atribut dan tanggung jawabnya atau berusaha memadamkan keindigoannya dan tidak peduli dengan apa pun yang terjadi di sekitarnya. Kedua pilihan itu sama-sama tidak enak, terlebih-lebih kalau harus memadamkan keindigoan sedangkan tuntutan tanggung jawab terus mengejar-ngejar. Bisa-bisa hidup seorang Indigo akan dihantui perasaan bersalah sampai dewasanya.



8. Cap “aneh”


Cap “aneh” sebetulnya hal lumrah bagi seorang Indigo. Tetapi stempel “aneh” ini akan menjadi permasalahan serius bagi anak-anak yang belum bisa menerima penolakan lingkungan. Perlu pengertian orang tua dan orang di sekitarnya untuk tidak terlalu memposisikan anak Indigo sebagai “alien” di lingkungannya sendiri.



9. Dijauhi teman-teman


Beberapa anak Indigo dijauhi dalam pergaulan teman sebayanya karena dia lebih sering menjadi “orang tua” bagi teman-temannya, ketimbang sebagai teman bermain. Peringatan-peringatan, nasehat dan larangan-larangan membuat anak-anak lain jengkel dan menjauh.


Walaupun kesendirian lebih disukai oleh anak Indigo daripada berkumpul dengan teman-temannya, sebaiknya dia tetap harus bersosialisasi dengan tetap bersekolah dan bermain bersama keluarga.



Bagi para orang tua dan guru anak-anak Indigo hendaknya memahami bahwa anak Indigo mempunyai kondisi kejiwaan yang khusus. Pemahaman orang-orang di sekitarnya atas keadaan mereka akan sangat membantu penyembuhan luka batin yang dialaminya. Menjadi tanggung jawab kita bersama menghantarkan mereka menuju keberhasilan hidup di masa dewasanya kelak.




Sumber gambar : http://okkyokha.files.wordpress.com/2008/12/being20alone.jpg

Kamis, Maret 19, 2009

Seni Perang Politik Sun Tzu

Perang tidak pernah bisa dilepaskan dari politik. Dan politik tidak pernah sepi dari perang, paling tidak “perang” antar partai, politikus atau calon legislatif dan presiden. Perang itu dilakukan dalam rangka meraih kesuksesan politik, bisa berupa karir di partai, kedudukan sebagai anggota dewan, sampai jabatan nomor satu di sebuah negara demokrasi, yakni presiden.


Perang pasti memerlukan strategi. Begitu juga dengan “perang” di dunia politik. Selain dibutuhkan kecerdasan, di dunia yang penuh intrik dan taktik ini diperlukan juga strategi-strategi jitu yang efektif. Strategi perang yang baik, bukan hanya akan menghasilkan sebuah kemenangan tetapi juga keselamatan bagi pemenangnya.


Perang adalah sebuah seni bak tarian kuas di atas kanvas sang pelukis. Strategi adalah keras dan lembut kuasan cat, taktik adalah gelap dan terang goresan warna. Kemenangan adalah kepuasan tatapan mata sang pelukis di antara bangkai-bangkai cipratan cat dan bulu-bulu kuas yang berserakan.


Sun Tzu (400 – 320 SM) diyakini sebagai penulis Art of War (Seni Perang) sebuah karya militer klasik tertua dalam literatur Cina. Art of War Diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 716 – 735 Masehi dan seribu tahun kemudian muncul di Eropa, bertepatan saat bangsa di benua itu memulai suatu serbuan untuk mendominasi dunia.


Berikut ini adalah sebagian isi dari Art of War yang monumental tersebut sebagai pencerahan untuk para politikus dan juga anda yang sekarang sedang “berperang” di bisnis, kantor, organisasi atau di tengah masyarakat.



“Seni perang sangat penting bagi negara.

Ini menyangkut masalah hidup dan mati,

satu jalan (tao) manuju keselamatan

atau kehancuran.”



“Kenalilah musuhmu, kenalilah diri sendiri.

Maka kau bisa berjuang dalam 100 pertempuran

tanpa resiko kalah.

Kenali Bumi, kenali Langit, dan kemenanganmu akan menjadi lengkap.”



“Sang jenderal adalah pelindung negara.

Ketika sang pelindung utuh, tentu negaranya kuat.

Kalau sang pelindung cacat, tentu negaranya lemah.”



“Kemungkinan menang terletak pada serangan.

Mereka yang menduduki medan pertempurannya lebih

dulu dan menantikan musuhnya, akan memperoleh kemenangan.”



“Mengetahui kapan seseorang dapat

dan tidak dapat bertempur

adalah kemenangan.”



“Mengetahui menggunakan

yang banyak dan yang sedikit

adalah kemenangan.”



“Atasan dan bawahan

yang menginginkan hasrat yang sama

adalah kemenangan.”



“Bersikap siap dan menunggu musuh tidak siap

adalah kemenangan.”



“Militer yang menang

sudah menang lebih dulu, baru bertempur.

Militer yang kalah bertempur dulu,

baru mencari kemenangan.”



“Melawan yang banyak

sama seperti melawan yang sedikit.

Itu hanya soal bentuk dan nama.”



“Kejarlah rancangan-rancangan strategis

untuk membuat musuh takjub.

Maka kau bisa merebut kota-kota musuh

dan menggulingkan negaranya.”



“Untuk menyerang dan pasti merebutnya

seranglah di mana mereka tidak bertahan.”



“Untuk bertahan dan pasti tetap teguh,

bertahanlah di mana mereka pasti menyerang.”



“Demikianlah kalau seseorang terampil menyerang,

musuh tidak tahu di mana ia harus bertahan.

Kalau seseorang terampil bertahan,

musuh tidak tahu di mana ia harus menyerang.”



“Jenderal yang terampil akan membentuk lawannya,

sementara ia sendiri tanpa bentuk.”

Bagi seorang jenderal ada lima bahaya –

Bertekad mati, ia bisa tewas.

Bertekad hidup, ia bisa tertangkap.

Cepat marah, ia bisa dihasut.

Murni dan jujur, ia bisa dipermalukan.

Mengasihi orang banyak, ia bisa dibuat jengkel.

Kelimanya adalah bencana dalam militer.”



“Gunakan keteraturan

untuk menantikan kekacauan.

Gunakan ketenangan

untuk menantikan kebisingan,

inilah yang dimaksud dengan

mengatur hati dan pikiran.”



“Buatlah jalan mereka memutar.

Dan pancinglah mereka dengan keuntungan.”



“Ketika serangan elang meremukkan tubuh

mangsanya, itu adalah berkat waktunya (timing).

Eaktu adalah serupa dengan ditariknya pelatul.”



“Jangan ulangi cara-cara meraih kemenangan.”



“Komandan yang andal dalam perang

meningkatkan pengaruh moral

dan patuh kepada hukum serta peraturan.

Demikianlah ia berkuasa mengendalikan sukses.”



“Adalah urusan seorang jenderal

untuk tidak banyak bicara,

sehingga lebih dapat menyimak.”



“Seorang jenderal mewakili nilai-nilai kebaikan

dari kebijaksanaan, ketulusan, kemurahan hati,

keberanian, dan kedisiplinan.”



“Bersekutulah dengan negara tetangga

di daerah perbatasan.”



“Meraih 100 kemenangan daam 100 pertempuran

bukanlah puncak keterampilan. Menaklukan musuh

tanpa bertempurlah kesempurnaan tertinggi.”



“Mata-mata merupakan elemen penting dalam perang,

karena di pundak mereka bergantung kemampuan

pasukan untuk bergerak.”



“Rahasia dari tipu daya adalah mengetahui

bagaimana memanipulasi pandangan musuh.

Membuat yang jauh kelihatan dekat,

dan yang dekat kelihatan jauh.”



“Jenderal yang baik menghindari musuh

yang semangatnya tinggi. Ia menyerang musuh

pada saat mereka lelah.”



“Kunci memenangkan pertempuran

adalah memahami maksud musuh.

Konsentrasikan kekuatan di satu arah.

Tempuhlah jarak seribu li, dan

bunuhlah jenderalnya.”



Ada enam kesalahan yang bisa menyebabkan kekalahan;

yaitu pengkhianatan, ketidakpatuhan, kesia-siaan,

ketergesa-gesaan, kekacauan, dan kekurangmampuan.”



“Kemiliteran adalah tao penyesatan.

Ketika dekat, wujudkan seolah-olah jauh.

Ketika jauh, wujudkan seolah-olah dekat.

Demikianlah ketika ia mencari keuntungan, pancinglah ia.”



“Keunggulan tertinggi adalah kemampuan menembus

pertahanan musuh tanpa harus berperang.

Pejuang terhebat adalah yang mampu menekan musuh

untuk menyerah tanpa perlawanan.”





Sumber isi tulisan : Art of War (Seni Perang) Sun Tzu

Sumber gambar : http://www.booksshouldbefree.com/images/big/45.jpg

Rabu, Maret 18, 2009

7 Hal Penting bagi Orang Tua, Guru dan Masyarakat Tentang Anak Indigo

Kehadiran anak Indigo di tengah keluarga dan lingkungan sering disalahfahami sebagai anak yang pembangkang, susah diatur dan berlagak dewasa. Beberapa anak Indigo menjadi sangat pendiam dan penyendiri, ada yang menjadi pemberontak dan tidak mau diatur, bahkan ada yang tidak mau lagi bersekolah. Orang tua, anggota keluarga dan guru seringkali kehabisan akal menghadapi tingkah laku anak Indigo.


Kekeliruan identifikasi terhadap anak Indigo sebagai anak kurang perhatian dan hiperaktif atau ADD (Attention Deficit Disorder = atau Gangguan Kekurangan Perhatian) dan ADHD (Attention Deficit Hyperaktive Disorder = Gangguan Hiperaktif Kekurangan Perhatian) adalah salah satu sebab kesalahan perlakuan terhadap mereka.



Jiwa yang tua


Perbedaan karakteristik yang menonjol pada anak Indigo dibandingkan dengan anak kurang perhatian dan hiperaktif adalah jiwanya yang sangat dewasa. Dari kedewasaan jiwa ini muncul karakter menggurui karena anak Indigo memahami banyak hal dengan secara mendalam.


Jiwa dewasa anak Indigo menunjukkan kehadirannya adalah untuk memperbaiki kondisi kejiwaan masyarakat secara umum yang sudah mulai melupakan hakikat kebenaran dan kian merajalelanya kerusakan moral, akhlak dan kejahatan.


Keadaan jiwa yang tua ini sering dihubung-hubungkan dengan reinkarnasi dan penciptaan ruh yang bersifat supranatural. Kedua hubungan ini tidak bisa dijelaskan di sini, karena akan semakin sulit untuk dimengerti.


Untuk membantu para orang tua, guru dan masyarakat memahami dengan benar karakteristik dan sifat pembawaan anak Indigo agar tidak terjadi kesenjangan hubungan yang akan berakibat buruk pada perkembangan jiwa anak Indigo, berikut ini dipaparkan beberapa hal yang harus difahami dari anak Indigo. Bagaimanapun mereka tetaplah anak-anak yang membutuhkan perhatian, pengertian dan kasih sayang dari orang yang lebih tua. Kekuatan cita-cita dan semangat yang dewasa melebihi umur dan tubuh fisiknya pasti akan menemukan ketidakseimbangan, khususnya dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya. Pemahaman dan penerimaan dari orang sekitar tentunya akan membantu anak Indigo untuk menenangkan diri dan beradaptasi dengan lingkungan mereka tinggal hingga dewasanya kelak.



1. Jiwa yang dewasa


Karakter dewasa dan menggurui adalah karakter khas anak Indigo. Anda tidak bisa melakukan kesalahan yang dianggap keliru oleh anak Indigo di depan mereka, karena mereka pasti akan segera protes, memberikan nasehat dengan menunjukkan bagaimana yang seharusnya.


Apabila anda tidak mau mengikuti apa kata mereka, maka mereka akan protes dengan tidak mau bercakap-cakap atau bahkan marah kepada anda. Kemarahan anda atas nasehat-nasehat mereka akan membuat mereka membenci anda selama-lamanya. Ada sebagian anak Indigo yang menggunakan kemampuan tidak umumnya untuk menyalurkan kemarahannya terhadap orang yang tidak mau mengikuti nasehat-nasehat mereka.


Anak Indigo juga memahami kehidupan secara mendalam, mengetahui hukum sebab akibat dan memahami dunia supranatural. Hubungan mereka yang dekat dengan Tuhan dan membawa misi kebenaran untuk memperbaiki moral manusia membuat mereka bersikap seperti orang suci dan ningrat. Kondisi ini bisa dilihat secara fisik pada pandangan mata mereka yang terlihat bijaksana, mendalam dan tua.



2. Indera keenam


Kemampuan berupa indera keenam yang kuat membuat anak Indigo tidak bisa dibohongi dan mampu membaca perasaan dan pikiran orang lain. Siapa pun yang berlaku sebagai pembohong dan penipu akan ditempatkan anak Indigo sebagai musuh terbesarnya. Karena bagi mereka kejujuran adalah modal dasar untuk menegakkan kebenaran.


Anak Indigo sering merasa tidak nyaman berada di tengah-tengah manusia pada umumnya. Penilaian mereka akan sifat manusia berdasarkan kemampuan indera keenam mereka yang tajam membuat mereka melihat keburukan yang terdapat dalam diri orang lain. Selain itu sikap penolakan atas kehadiran mereka yang ganjil oleh orang lain pada umumnya juga menjadi sebab ketidaknyamanan ini.


Indera keenam yang peka juga membuat mereka mampu melihat objek-objek tidak terlihat dan berasal dari dimensi yang lebih tinggi. Kemampuan ini sering membuat orang lain (khususnya orangtua dan anggota keluarga dekat) menganggap anak Indigo aneh, bahkan menyimpulkan bahwa mereka mengalami trens atau kerasukan.



3. Tidak taat dengan otorisasi yang tanpa alasan


Orang tua yang keras dan ingin dipatuhi tanpa bertanya adalah kondisi paling menyakitkan anak Indigo. Bagi mereka semua manusia adalah sama di hadapan Tuhan. Jadi kesewenang-wenangan adalah hal yang sangat mereka benci. Apalagi penindasan pihak yang kuat atas yang lemah akan membuat mereka sangat sedih dan marah. Seringkali mereka menggunakan kemampuan mereka untuk mengatasi hal ini.


Hukuman yang diberikan kepada mereka harus jelas alasannya dan sesuai dengan kadar kesalahan mereka. Bagi mereka hukuman hanya diberikan kepada anak yang melakukan kesalahan bukan bagi anak yang menegakkan kebenaran.


Kalau tidak terpaksa, berada dalam antrian adalah hal paling dihindari. Mereka tidak suka menunggu, tapi juga tidak mau berbuat tidak benar untuk memperoleh kemudahan. Mereka adalah orang yang paling tertekan dalam sebuah antrian, kecuali mereka bisa melakukan permainan, membaca buku atau mendengarkan musik.



4. Kreatif


Anak Indigo sangat kreatif sehingga seringkali mereka tidak suka formalitas dan aturan-aturan yang baku dan kaku. Bukan hanya dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam hubungan dengan Tuhan mereka sering berada di luar pakem yang ada. Ritual-ritual yang tidak perlu menurut mereka akan cenderung ditinggalkan dan menggunakan cara mereka dalam membina hubungan dengan Tuhan. Kreatifitas mereka dalam menyelesaikan suatu permasalahan akan membuahkan suatu jalan keluar yang baik dan seringkali cukup mencengangkan bagi orang dewasa.



5. Cerdas


Tugas yang sederhana dan monoton akan membosankan anak Indigo. Mereka butuh tantangan untuk kemampuan berpikirnya yang analitik. Karena juga sangat berbakat dan pintar sebaiknya anak Indigo di tempatkan di sekolah khusus atau pada kelas yang kebih tinggi dari anak seumur dia pada umumnya. Apabila sekolah memberikan pelajaran yang menurut mereka tidak menarik (hafalan, kaku, tidak visioner), bisa membuat anak Indigo menjadi malas ke sekolah.


Orang dewasa hendaknya memandang kecerdasan anak Indigo dengan hati-hati, karena tidak bisa disamakan dengan anak jenius. Pada anak jenius aturan dan disiplin adalah hal yang harus dipatuhi, sedangkan pada anak Indigo sebaliknya, aturan dan disiplin adalah hal yang harus dicermati.


Kemampuan intusi yang kuat pada anak Indigo adalah hasil perpaduan dua kemampuan, yakni indera keenam yang tajam dan kemampuan analisa yang cepat dan luas. Peramalan akan kejadian yang belum terjadi oleh anak Indigo didapat dari penglihatan indera keenamnya dan analisa atas faktor-faktor yang ada sekarang.


Kesadaran mereka akan keberadaan dan tugas mereka di dunia, menjadikan anak Indigo bercita-cita kuat dan penuh visi. Tidak ada yang bisa menggoyahkan keyakinan mereka akan kedua hal ini. Usaha anda untuk mematahkan semangatnya atau menunjukkan sikap meremehkan visi dan misi mereka hanya akan membuat anda dicap sebagai orang yang tidak pantas dihormati.



6. Mudah marah


Anak Indigo mudah mengekspresikan kemarahan disebabkan mereka tidak bisa menutup-tutupi reaksi mereka terhadap kondisi yang tidak sesuai dengan ukurannya. Terutama keadaan yang kacau, penuh kebohongan, kepalsuan dan kejahatan.


Mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak marah ketika sebuah kekeliruan yang dicoba untuk diperbaiki ternyata terjadi kembali. Orang-orang yang melawan usaha-usaha perbaikan yang mereka lakukan akan menjadi musuh utama mereka.



7. Orang tua adalah harapan anak Indigo


Kebanyakan anak Indigo menjadi anti sosial karena lingkungan tidak mau menerima mereka apa adanya, memahami visi, misi dan cita-cita mereka yang mulia akan kehidupan ini.


Anak Indigo yang frustasi dengan sikap penolakan dari orang-orang di lingkungan mereka, khususnya orang tua, keluarga terdekat dan sekolah akan menarik diri dan menjadi anti sosial.


Di sinilah peran orang tua menjadi dominan untuk memahami keberadaan anak Indigo dengan karakteristiknya yang unik. Sehingga bisa ditemukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan mereka dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya. Sikap orang tua yang bijaksana diperlukan untuk menghantarkan mereka menuju kedewasaan tanpa masalah yang dibawa di dalam kehidupan mereka nantinya.




Sumber gambar : http://c2.api.ning.com/files/G30bn4YcQun0IoS7zc*SlL44mgcLQ1q9F0zqJsbXWLHqNQ*MIGch8Ed0P8JSwH4-ldTpsbYjUGkrtv17kP8ZGZHrOwso1s3V/fire.jpg