Jumat, Juli 24, 2009

Fanatisme Penggemar MU Versus Fanatisme Teroris

Bom Jakarta kemarin (17/7) menyisakan banyak luka. Bukan hanya luka di tubuh para korban bom di kedua hotel, J.W. Marriot dan Ritz Carlton, dan luka di hati anggota keluarga korban yang tewas, tapi juga luka di hati para penggemar kesebelasan Manchester United dari Inggris. Bagaimana tidak, ulah para teroris itu membuat tim MU membatalkan kunjungannya ke Indonesia untuk mengadakan pertandingan uji coba melawan Tim Indonesia All Star di Jakarta.


Selain itu, kerugian juga diderita oleh pihak panitia penyelenggara di Indonesia, para sponsor dan pihak-pihak terkait yang sudah mengeluarkan biaya cukup tinggi, plus harapan promosi bagi bisnis mereka. Tidak kurang juga para pedagang cendera mata berlogo MU, yang sampai menjual propertinya untuk dijadikan modal berbisnis, dan sekarang terpaksa obral barang dagangan untuk mengurangi kerugian.


Para teroris, dengan fanatisme brutalnya, telah melukai banyak pihak. Persis seperti pecahan bom yang terhambur ke segala penjuru, efek bola besi dari peristiwa peledakan kedua hotel tersebut juga memantul ke segala arah. Mungkin ada pihak yang diuntungkan, tapi pasti lebih banyak lagi yang telah dirugikan.


Walaupun para pelaku peledakan bom serta orang-orang yang berada di belakangnya sebagian adalah orang Indonesia juga, sepertinya rasa cinta kepada bangsa dan tanah air ini sudah luntur sama sekali. Kalau tidak, kenapa tidak ledakkan saja kota-kota di Amerika sana, atau di Australia, atau di Inggris. Jangan merusak dan menyakiti bangsa sendiri, begitu kata sebagian orang. Rasa fanatik terhadap perjuangan mereka sudah mengalahkan rasa cinta kepada sesama anak bangsa dan tanah airnya, Indonesia.


Tapi benarkah hanya fanatisme para teroris saja yang keterlaluan dan rasa cinta Indonesia mereka sudah tidak ada lagi? Bagaimana dengan fanatisme para penggemar Manchester United asal Indonesia sendiri, yang sudah rela sampai menjual harta benda demi menonton pertandingan sepak bola kesebelasan pujaannya?


Seandainya pertandingan antara kesebelasan MU melawan Tim Nasional jadi terselenggara, kira-kira kesebelasan mana yang akan dieluk-elukkan oleh para penggemar fanatik MU asal Indonesia tersebut? Bagaimana reaksi mereka seandainya gawang kesebelasan kita sedang diserang habis-habisan oleh MU?

Rabu, Juli 22, 2009

Status Sosial Silver, Gold atau Platinum

Dalam kehidupan bermasyarakat kita mengakui adanya kelas-kelas sosial. Strata kehidupan itu diukur berdasarkan tingkat ekonomi atau kemampuan material, baik berupa harta yang dimiliki sebagai hasil, atau jabatan dan pekerjaan seseorang sebagai alat pencari harta.


Kelas sosial tertentu yang melekat pada diri seseorang – baik asli maupun dibuat-buat – sangat menentukan tingkat keberadaannya di tengah masyarakat. Kelas sosial tersebut menentukan gaya hidup seseorang dan kedudukannya di mata orang lain, yang semua itu berakibat bagaimana orang lain bersikap terhadapnya.


Di era modern sekarang ini, kelas sosial seseorang bisa disimbolkan dengan apa saja. Bisa dilihat dari tipe atau jenis kendaraan yang sering dinaikinya, bisa dari merek pakaiannya, bisa juga dilihat dari tempat makan-makan yang sering dikunjunginya.


Tapi ada suatu penyimbolan yang terlihat istimewa dan khusus, yakni tingkat sosial seseorang disimbolkan dengan nama logam, seperti silver, gold, platinum, atau titanium. Nama-nama bahan logam mulia ini melambangkan strata sosial yang tinggi, mulia atau sangat dihormati. Tentu saja oleh orang atau lembaga bisnis tertentu yang mengharapkan orang berstatus mulia tersebut mau mengeluarkan uangnya untuk membeli barang atau jasa mereka.


Bank-bank misalnya, menawarkan kepada calon nasabahnya fasilitas kartu kredit dengan penggolongan silver, gold atau titanium. Seseorang yang memiliki kartu kredit silver biasanya hanya mendapatkan limit 3 juta rupiah ke bawah, sedangkan yang gold 10 juta rupiah, dan lebih lagi untuk yang titanium bisa sampai 25 juta rupiah ke atas. Tidak sembarang orang bisa mendapatkan kartu kredit gold atau titanium, karena bank akan menetapkan syarat-syarat tertentu, misalkan jumlah penghasilan dalam sebulan, jenis pekerjaan, omzet atau profit usaha. Syarat-syarat itulah yang membuat tingkat gold dan titanium menjadi istimewa.


Mungkin anda pernah melihat di dalam bandar udara sebuah tempat yang disebut Executive Lounge. Executive Lounge adalah tempat khusus untuk beristirahat bagi orang-orang yang dianggap mulia tersebut. Biasanya dengan bermodalkan memiliki kartu kredit dari bank tertentu dengan tingkat minimum gold, dan menunjukkannya pada saat melakukan pembayaran, maka anda bisa dengan mudah mendapatkan pelayanan istimewa di sana sambil beristirahat di dalam ruangan yang sejuk, harum dan berkesan mewah, sambil menikmati makanan lezat dengan alunan musik syahdu. Anda akan merasa bak seorang eksekutif di sana.


Selain pada kartu kredit atau debit, penggunaan tingkatan dengan nama logam mulia juga dipergunakan oleh produk susu formula bayi. Tingkatan tersebut dilabelkan untuk susu formula paling mahal – harganya di atas 100 ribu rupiah per kaleng – dari sebuah serial produk. Jadi pasti bisa diketahui siapa yang bisa membeli susu formula ini.


Apabila anda ingin mencoba mendapatkan perhatian lebih dari seorang pelayan cantik di supermarket atau hypermarket, cobalah anda mendatangi rak penjualan susu formula untuk bayi. Pegang-pegang kaleng susu formula merek tertentu yang tercantum tulisan platinum misalnya, pada labelnya. Perhatian pertama yang akan anda dapatkan dari si pelayan adalah kecurigaan; pelayan tersebut takut anda akan mencuri kaleng susu tersebut – lihat saja kalengnya yang disegel dengan alat anti pencuri, yang akan berbunyi apabila melintas di depan detektor. Tetapi tentu saja dia dengan manis akan menutupi kecurigaannya dengan bertanya sopan kepada anda. “Anak ibu umurnya berapa?” Dan percayalah sambil berbicara dia memandang penampilan anda dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Karena dia hanya meyakinkan dirinya, apakah betul penampilan anda betul-betul cocok untuk membeli susu formula bayi dengan label platinum.


Ada suatu pengalaman yang cukup menarik tentang orang dengan kartu kredit gold. Ceritanya pada sebuah rumah makan, di suatu malam, ada seorang pria dengan seorang wanita – mungkin pacarnya karena terlihat sangat muda dibanding yang pria – sedang kencan dengan menikmati makan malam sambil bercerita dan sesekali tertawa.


Tapi bagian itu bukan bagian serunya. Pada saat si pria hendak membayar makannya, dia mengeluarkan kartu kreditnya dan memberikannya kepada kasir. Namun si kasir langsung mengembalikan kartu kredit itu. Si pria langsung marah, tanpa mencoba mendengarkan sesuatu yang mau diucapkan di kasir.


“Hei, kartu kredit saya ini gold, tahu?” bentaknya marah kepada si kasir. “Tidak sembarang orang bisa mendapatkan kartu kredit gold.”


“Tapi, Pak ….” Si kasir mencoba menjelaskan, yang langsung dipotong oleh si pelanggan yang sangat marah.


“Oh, kamu pikir saya ini apa, hah! Hayo, mana manajer kamu!”


Dari kejauhan seorang berpakaian rapi, berjas hitam dan berdasi, mendekat ke meja kasir dan berkata dengan sopan, “Maaf, Pak. Mesin gesek kartu kredit kami sedang mengalami gangguan dan tidak berfungsi. Besok pagi baru diperbaiki. Jadi harap Bapak membayar dengan uang tunai saja.”


Tersentaklah si pria dan seketika wajahnya pucat pasi. Sambil mendekat dan memegang tangan si manajer lalu mengajaknya ke belakang, dia berbisik, “Maaf, Mas, saya tidak membawa uang tunai yang cukup. Mas bisa menyimpan ini, nanti besok pagi saya segera ke sini melunasinya.”


Tahukah anda apa yang diberikannya kepada si manajer rumah makan? Bukan kartu silver, gold atau titanium, tapi kartu berwarna biru muda alias Kartu Tanda Penduduk. Kasihan.

Fakta Sejarah Hegemoni Politik Amerika Serikat (AS) di Dunia dan Konspirasi Terorisme (Bagian 2)

Tulisan ini mengungkapkan fakta-fakta mengenai konspirasi terorisme khususnya serangan terhadap gedung World Trade Center (WTC) di New York, AS pada tanggal 11 September 2001. Serangan yang kemudian menjadi titik awal legalisasi program “peperangan global terhadap terorisme” yang dicanangkan oleh pemerintan AS di bawah kepemimpinan Presiden George Walker Bush.


Program anti terorisme itu kemudian memaksa negara-negara dunia ketiga untuk bersekutu dengan AS melawan terorisme, dan sekaligus disebabkan kerjasama itu bersedia untuk menerima resiko berhadapan dengan teror-teror.



Al-Qaeda dan Osama bin Laden, tokoh rekaan demi kucuran anggaran


“Kebenarannya adalah, tidak ada tentara Islam atau kelompok teroris yang disebut Al-Qaida. Dan setiap petugas intelijen yang diberitahukan mengetahui hal ini. Tetapi ada suatu kampanye propaganda untuk membuat publik percaya akan kehadiran sebuah kesatuan seperti itu. Dan negara di balik propaganda ini adalah Amerika Serikat” – Robin Cook, mantan Sekretaris Luar Negeri Inggris.


Perhatikan juga kelepasan bicara oleh Dick Cheney, Wakil Presiden dari George W. Bush yang mengatakan, “Memang kita belum pernah membuat kasus, atau membantah kasus yang mana Osama bin Laden secara langsung terlibat dalam peristiwa 11 September. Bukti itu tidak pernah ada”.


Dalam 2007, departemen pertahanan menerima 161,8 milyar dolar AS untuk apa yang disebut “peperangan global terhadap terorisme”. Menurut National Counter Terrorism Center, dalam 2004 dengan perkiraan kasar 2.000 orang dibunuh di seluruh dunia yang diduga disebabkan aksi teroris. Jumlah itu, sekitar 70 orang adalah warga Amerika. Menggunakan angka ini sebagai rata-rata secara umum adalah menarik untuk dicatat bahwa sebenarnya dua lebih banyak orang mati karena alergi kacang tanah dalam setahun dibandingkan dengan hasil perbuatan para teroris. Selain itu, penyebab utama kematian di Amerika adalah penyakit serangan jantung, telah menewaskan – dengan perkiraan kasar – sebesar 450,000 orang setiap tahun. Dan, dalam tahun 2007, alokasi dana dari pemerintah AS untuk riset penyakit jantung hanya sekitar 3 milyar dolar AS.


Ini berarti bahwa pemerintah AS dalam tahun 2007 membelanjakan anggaran 54 kali lebih banyak untuk mencegah terorisme, dibandingkan dengan pembelanjaan untuk mencegah suatu penyakit yang membunuh 6600 kali lebih banyak.


Hingga saat ini, nama terorisme dan Al-Qaida secara sewenang-wenang dimasukkan dalam setiap laporan berita yang berhubungan dengan berbagai tindakan yang berlawanan dengan kepentingan AS, dan dongeng semakin meluas. Di pertengahan 2008, jaksa agung AS benar-benar mengusulkan agar konggres AS secara resmi mendeklarasikan peperangan melawan khayalan. Belum lagi hingga july 2008, ada lebih dari 1 juta orang sekarang ini termasuk dalam “daftar pengawasan terhadap teroris di AS”.


Di sini yang disebut tindakan perlawanan terhadap terorisme tentu saja tidak ada hubungannya dengan perlindungan sosial, dan segala yang dilakukan atas pemeliharaan di antara pertumbuhan sentimen anti Amerika, baik lokal maupun internasional, yang secara legal didasarkan pada ketamakan perluasan kerajaan bisnis dengan mengeksploitasi dunia.

Teroris yang sebenarnya dari dunia kita tidak akan ditemukan di lorong-lorong pada tengah malam, atau menjerit Allahu Akbar sebelum melakukan tindakan yang kejam. Teroris yang sebenarnya adalah pakaian kita yang berharga 5.000 dolar dan bekerja dalam posisi keuangan tertinggi, dalam pemerintahan dan bisnis.



Penurunan pembelian saham dan lemahnya sistem keamanan yang misterius sebelum serangan 11 September atas WTC


Aksi beli saham mengalami penurunan menukik tajam pada tanggal 11 September yang berhubungan dengan saham penerbangan dan asuransi, hingga mengalami kekalahan 600% tepat sebelum tanggal 11 September, yang berarti bahwa ada orang yang mengetahui tentang serangan-serangan tersebut sebelum terjadi. Siapakah persisnya seseorang itu? Merrill Lynch dan HSBC, Morgan Stanley Dean Witter dari Bank of America, pengusaha pabrik senjata Raytheon, Lehman Brothers, General Motors, Swiss Re, Munich Re, dan AXA Re insurance companies yang memiliki 25% daham American Airlines. Orang dalam ini membeli opsi menempatkan melalui Deutsche Bank. Buzzy Krongard, mantan direktur eksekutif CIA, secara kebetulan adalah juga manajer Deutsche Bank.


Pada tanggal 18 Agustus, satu bulan sebelum serangan 11 September, sebuah artikel di New York Times oleh wartawan Sheila K. Dewan menggambarkan sebuah kelompok yang terdiri dari empat seniman asing yang menyelundupkan diri ke dalam World Trade Center (WTC) hanya beberapa bulan sebelum 11 September. Seniman menempati ruang studio gratis di lantai ke-91 dengan 14 seniman lainnya dan mengaku telah menulis sebuah buku yang disebut B-Thing. Mereka juga mengaku membangun sebuah balkon sementara di lantai ke-91 sebagai sebuah kelakar. Bagaimanapun juga ini dikatakan, seniman yang suka berolok-olok ini dapat meloloskan diri dari perhatian sistem keamanan perusahaan level tinggi di gedung WTC. Saudara George W. Bush, Marvin Bush secara kebetulan adalah direktur Securacom yang menyediakan pengamanan elektronik untuk gedung WTC. Dengan beberapa kebetulan yang misterius, perusahaan Marvin Bush juga menjadi penyedia perangkat pengamanan elektronik United Airline yang pesawatnya ditabrakkan ke WTC dan Dulles Airport tempat pesawat tersebut berangkat.



Bush melibatkan dirinya sendiri ketika berada di California


Informasi berikut telah dimintakan berdasarkan FOIA (The Freedom Of Information Act), semacam peraturan atau hukum yang memberikan hak kepada publik untuk meminta data dari pemerintah, yang mana permintaan FOIA ini menimbulkan sebuah kenyataan yang diingkari poin-poinnya dan ditutup-tutupi oleh Gedung Putih.


Salah satu dari bukti yang sedikit lebih memberatkan dari keterlibatan pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam tragedi 11 September adalah kenyataan George Bush sudah memberi tahu kami, dalam lebih dari satu kali kesempatan, bahwa dia melihat untuk pertama kalinya gedung WTC mendapat serangan udara, di televisi, sebelum dia memasuki ruang kelas di suatu sekolah di Florida itu pada pukul 9 pagi.


Bagaimanapun, satu-satunya video yang diketahui mengenai peristiwa sepanjang hari di wilayah sekitar WTC itu, berada dalam kamera si kameramen. Dan hasil rekamannya disiarakan pertama kali sekitar 15 jam setelah kejadian itu.

Kita ingin melihat video yang disaksikan oleh Bush pagi itu! Karena sudah jelas, Presiden Bush sedang menyaksikan sebuah video yang tak dikenal dari beberapa jaringan komunikasi yang telah “mengantisipasi” serangan yang “mengejutkan” itu.


Ketika menara pertama dari gedung WTC dihantam pada pukul 8:46, George Bush sedang berada di dalam sebuah limosin 2001 kepresidenan AS. Jika anda memperhatikan ketebalan dari atap sarana limosin itu, tidaklah sulit untuk mengkhayalkan kalau di sana tertanam susunan antena satelit yang bertingkat.


Niscaya antena itu mampu, bukan hanya menerima tetapi juga memancarkan siaran langsung video via satelit selagi limosin itu bergerak. (Siapapun dengan 2.000 dolar AS dan berlangganan transmisi satelit dapat melakukan hal itu di dalam mobilnya).


Amerika Serikat mempunyai sebuah cabang dari Departemen Pertahanan dan tidak banyak orang yang mengetahuinya, yaitu Defense Information Systems Agency (DISA). Badan ini membuatnya menjadi mungkin untuk secara umum melihat gambaran-gambaran medan perang secara langsung dan video moncong-moncong roket secara nyata dari seluruh dunia via satelit. Mereka juga bertanggung jawab untuk membawa gambaran-gambaran dari jenis ini kepada POTUS (President Of The United States). Inilah statemen dari misi mereka:


Defense Information Systems Agency (DISA) adalah sebuah agensi pendukung pertempuran yang bertanggung jawab atas perencanaan, rekayasa, perolehan, lapangan, dan pendukung Global Net-Centric Solutions dan mengoperasikan Defense Information System Network untuk melayani kebutuhan President, Wakil Presiden, Secretary Pertahanan, dan komponen-komponen DoD yang lain, dalam semua kondisi, baik damai dan peperangan.


Dari beberapa fakta di atas, masihkah Wikmuers meyakini bahwa serangan 11 September 2001 atas gedung WTC di New York, AS, yang menjadi dasar “peperangan global terhadap terorisme” merupakan hasil perbuatan para teroris seperti selama ini kita baca dan dengar di media? Dan bagaimana pula serangan-serangan teror setelah itu di negara-negara lainnya, seperti yang terjadi di Jakarta tanggal 17 Juli kemarin?




Sumber :

http://conspiracyrealitytv.com/zeitgeist2-the-movie-addendum-money-creation-central-banks-and-economic-slavery/ dan artikel lain pada situs yang sama

http://911blimp.net/aud_BushImplicatesBush.shtml

Fakta Sejarah Hegemoni Politik Amerika Serikat (AS) di Dunia dan Konspirasi Terorisme

Negara yang lahir pada tanggal 4 Juli 1776 ini saat ini telah berusia 233 tahun. Sebagai salah satu pemenang Perang Dunia II (PD II), dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB dengan hak vetonya, AS mulai menanamkan kuku-kuku kekuasaan atas ekonomi dan politik negara-negara kecil di dunia setelah pasca PD II.


Dengan menggunakan kekuatan perusahaan-perusahaan pengeksplor minyak besar yang berhasil menguasai ladang-ladang minyak dunia, dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara, seperti Indonesia, maka kekuasaan politik AS terhadap negara-negara dunia ketiga mudah untuk diwujudkan karena kelimpahan uang hasil penjualan minyak. (Lihat juga warta lain Sejarah Konflik Palestina-Israel dari Masa ke Masa).


Marilah kita melihat dengan pikiran terbuka, bahwa sejarah politik AS yang penuh darah di dunia, demi kekuasaan politik dan ekonomi, tidak memustahilkan peran-peran besarnya dalam sebuah konspirasi besar yang bernama “perang global melawan terorisme”.



Agustus 1945


Pengeboman atom kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang oleh Amerika Serikat atas perintah Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman, menandai akhir Perang Dunia II. Enam hari setelah dijatuhkannya bom di Nagasaki, pada 15 Agustus, Jepang mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Kejatuhan bom nuklir satu-satunya yang pernah terjadi ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom. Pada kedua kota, mayoritas yang tewas adalah penduduk sipil.


17 Agustus 1945


Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Proklamator Soekarno-Hatta.


24 Oktober 1945


Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC. Dewan Keamanan, salah satu badan PBB, mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan yang harus dilaksanakan para anggota di bawah Piagam PBB. Dewan ini mempunyai 5 anggota tetap yang merupakan pemenang utama PD II, yakni: 1.Republik Rakyat Cina (dulu Republik Cina); 2.Perancis; 3.Rusia (dulu Uni Sovyet); 4.Britania Raya; 5.Amerika Serikat. Kelima anggota tersebut adalah negara-negara yang boleh mempunyai senjata nuklir di bawah Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir, dan memiliki hak veto untuk membatalkan keputusan atau resolusi yang diajukan PBB atau Dewan Keamanan PBB.



Era Perang Dingin (perang ideologi negara) sesama anggota PBB, yakni Amerika Serikat (Demokrasi Liberal) melawan Uni Sovyet dan China (Komunis)


25 Juni 1950 – 27 Juli 1953


Perang Korea adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut "perang yang dimandatkan" (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat dan sekutunya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya, meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB.


15 April - 19 April 1961


Invasi Teluk Babi (di Kuba dikenal pula sebagai Playa Giron sesuai dengan pantai di Teluk Babi tempat pendaratan pasukan penyerbu) adalah sebuah pendaratan yang direncanakan dan didanai oleh Amerika Serikat dan dilakukan oleh orang-orang Kuba di pembuangan di Kuba barat daya untuk menggulingkan pemerintahan Fidel Castro pada 1961. Peristiwa ini menandai klimaks tindakan anti Kuba oleh AS. Invasi ini gagal total dan ternyata menjadi noda internasional bagi pemerintahan Kennedy.


1962


Krisis Rudal Kuba adalah sebuah krisis yang terjadi sebagai akibat dari Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Krisis ini mengungkap fakta bahwa Amerika Serikat telah mensponsori sebuah serangan ke Teluk Babi milik Kuba, sebuah negara komunis di Laut Karibia. Meskipun gagal, penyerbuan ini telah menimbulkan kemarahan Uni Soviet, sebagai pemimpin komunis dunia, maupun rakyat Kuba sendiri.


Pada bulan September 1962, Nikita Khruschev, Perdana Menteri Uni Soviet, menyatakan kepada Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy bahwa setiap serangan berikutnya terhadap Kuba akan dinilai sebagai tindakan perang. Tidak lama kemudian, Uni Soviet segera menempatkan rudal-rudal berukuran sedang yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir di Kuba. Pada tanggal 22 Oktober 1962, Kennedy muncul di muka publik dan menuntut Uni Soviet untuk menarik rudal-rudalnya atau AS akan menyerang Kuba. Maka, dimulailah minggu-minggu yang dikenal dengan sebutan Krisis Rudal Kuba ini.


1965


Gerakan 30 September atau disebut juga pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipimpin oleh D.N. Aidit. Karena kedekatan Presiden RI Soekarno pada saat itu dengan D.N. Aidit, dan kecenderungan Soekarno ke ideologi Komunis, menguatkan dugaan adanya campur tangan AS dengan dinas intelijennya (CIA) dalam penggulingan kekuasaan Soekarno oleh Soeharto. Lihat perisiwa 1973, penggulingan Presiden Chili.


1973


Melalui Operasi Jakarta, presiden AS, Richard Nixon menggunakan CIA untuk membantu junta militer Chili dalam mengkudeta Presiden Salvador Allende yang beraliran sosialis – yang menang secara demokratis melalui pemilu – dan menaikan Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Chile, Augusto Pinochet Agurte. Dia kemudian menjadi diktator Chili. Sekitar 3.000 orang Chili terbunuh selama masa pemerintahannya.


Kudeta yang dilakukan Pinochet terhadap Allende, bila dicermati amat mirip dengan yang diduga dilakukan Soeharto terhadap Soekarno yaitu setidaknya antara lain pada:


- Beredarnya dokumen yang meresahkan tentang perencanaan pembunuhan beberapa jenderal dan komandan-komandan militer. Hal itu selain terjadi di Chile (dokumen rencana ‘Z’) juga Indonesia (Beredarnya daftar pejabat AD yang akan dibunuh di kalangan tokoh-tokoh buruh, politisi dan elit militer Chili).


- Disebarnya isu yang menimbulkan keresahan dan ketidakstabilan poltitik dalam negeri. Di Chile masyarakat terutama serikat buruh militan dan jenderal-jenderal konservatif mendapat kiriman kartu-kartu kecil di mana tercetak kata-kata "Jakarta Se Acerca" (Jakarta Sudah Mendekat).


- Diduga sangat kuat kedua kudeta tersebut sama-sama di dukung CIA.


1957 - 1975


Perang Vietnam, juga disebut Perang Indochina Kedua, merupakan bagian dari Perang Dingin, di mana dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina bersekutu dengan Vietnam Selatan, sedangkan USSR (Uni Sovyet) dan Tiongkok (RRC) mendukung Vietnam Utara yang merupakan negara komunis. Jumlah korban yang meninggal dari perang ini diperkirakan adalah 280.000 di pihak Selatan dan 1.000.000 di pihak Utara.


1975


Setelah 14 tahun perang gerilya untuk kemerdekaan, dan jatuhnya pemerintahan fasis Portugal oleh kudeta militer, partai nasionalis Angola mulai merundingkan kemerdekaan pada Januari 1975. Kemerdekaan akan dideklarasikan pada November 1975. Hampir segera, perang saudara pecah antara MPLA (Movimento Popular de Libertacao de Angola), UNITA (Uniao Nacional para a Independencia Total de Angola) dan FNLA (Frente Nacional de Libertacao de Angola) – tiga faksi utama di Angola – yang diperburuk oleh campur tangan asing. Pasukan Afrika Selatan bersekutu dengan UNITA dan menyerang Angola pada Agustus 1975 untuk memastikan bahwa di sana tidak ada gangguan (oleh negara Angola merdeka yang baru) di Namibia, yang saat itu masih di bawah pendudukan Afrika Selatan (Hodges, 2001, 11). Uni Soviet mulai membantu MPLA dan memberi banyak dukungan ekonomi, sedangkan pasukan Kuba datang untuk mendukung MPLA pada Oktober 1975, membuatnya bisa mengendalikan ibukota, Luanda, dan menjauhkan pasukan Afrika Selatan. MPLA mendeklarasikan diri untuk menjadi pemerintahan de facto atas negeri saat itu sedangkan secara resmi kemerdekaan diumumkan pada bulan November, dengan Agostinho Neto sebagai presiden pertama.


Pada 1976, FNLA dikalahkan oleh gabungan MPLA dan pasukan Kuba, meninggalkan UNITA (yang didukung oleh Amerika Serikat dan Afrika Selatan) dan MPLA yang Marxis berseteru untuk kekuasaan.


1976 – 1983


Nama Perang Kotor (dalam bahasa Spanyol: Guerra Sucia) seringkali digunakan khususnya untuk mengacu pada pembersihan terhadap warga negara pembangkang yang dilakukan antara 1976 dan 1983 oleh pemerintahan militer Jorge Rafael Videla di Argentina (pada apa yang disebut Proses Re-organisasi Nasional). Pada masa ini, pemerintahan junta yang dipimpin oleh Videla hingga 1981, kemudian oleh Roberto Viola dan Leopoldo Galtieri, bertanggung jawab atas penangkapan ilegal, penyiksaan, pembunuhan, atau penghilangan paksa atas sekitar 10.000 hingga 3.000 orang Argentina. Kejahatan-kejahatan ini adalah bagian dari suatu rencana terorisme negara yang lebih luas — hingga mencakup seluruh Amerika Selatan — yang disebut Operasi Burung Kondor, yang keberadaannya sekurang-kurangnya diketahui oleh Departemen Luar Negeri AS, yang dipimpin oleh Henry Kissinger di bawah Presiden Richard Nixon.


1983


Invasi Grenada, dinamai Operatsi Urgent Fury, adalah invasi Amerika Serikat dan sekutunya di Karibia ke Grenada sebagai respon dari deposisi dan eksekusi perdana Menteri Grenada, Maurice Bishop. Pada 25 Oktober 1983, Amerika Serikat, Saint Vincent dan Grenadines, Dominika, Barbados, Antigua dan Barbuda, Santa Lucia, dan Jamaika mendarat di Grenada, menaklukan perlawanan Grenada dan Kuba, lalu menurunkan pemerintahan militer Hudson Austin.


1983 – 1988


Amerika Serikat membantu persenjataan dan pelatihan gerilyawan Contra melawan pemerintahan sah di Nikaragua. Campur tangan AS ini kemudian diputuskan oleh Mahkamah Internasional – dalam kasus Republik Nikaragua melawan Amerika Serikat – telah melanggar hukum internasional dengan mendukung Contra guerrillas dalam perang melawan pemerintah sah Nikaragua. Pengadilan memutuskan bahwa AS telah melakukan pelanggaran hukum internasional untuk “tidak menggunakan kekerasan terhadap negara lain”, “tidak melakukan intervensi terhadap urusan negara lain”, “tidak melanggar kedaulatan negara lain”, “tidak mengganggu perdagangan damai maritim”, dan pelanggaran kewajibannya di bawah Pasal XIX dari Perjanjian Persahabatan, Perdagangan dan Navigasi antara pihak yang menandatangani di Managua pada tanggal 21 Januari 1956.


1979 - 1989


Perang Soviet-Afganistan merupakan masa sembilan tahun di mana Uni Soviet berusaha mempertahankan pemerintahan Marxis Afganistan, yaitu Partai Demokrasi Rakyat Afganistan, menghadapi mujahidin Afganistan yang ingin menggulingkan pemerintahan. Uni Soviet mendukung pemerintahan Afganistan, sementara para mujahidin mendapat dukungan dari banyak negara, antara lain Amerika Serikat dan Pakistan.


Perang ini menggerogoti perekonomian Uni Sovyet, sehingga memiliki dampak yang sangat besar atas bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991. Akibat perang ini lebih dari 1 juta orang Afganistan terbunuh. 5 juta orang Afganistan mengungsi ke Pakistan dan Iran, dan itu adalah 1/3 dari populasi Afganistan sebelum perang. 2 juta orang Afganistan lainnya dipaksa oleh perang untuk bermigrasi dari Afganistan. Pada tahun 1980, 1 dari 2 pengungsi di dunia adalah orang Afganistan.


1991


Bubarnya Uni Sovyet disebabkan oleh pemimpin terakhirnya, Mikhail Gorbachev, yang memulai semangat liberasasi politik dan ekonomi dengan tiga programnya yang terkenal, yakni program-programnya: glasnost (keterbukaan politik), perestroika (restrukturisasi ekonomi), dan uskoreniye (percepatan pembangunan ekonomi).


Upaya-upaya Gorbachev untuk merampingkan sistem komunis menawarkan harapan, namun akhirnya terbukti tidak dapat dikendalikan dan mengakibatkan serangkaian peristiwa yang akhirnya ditutup dengan pembubaran imperium Soviet. Kebijakan-kebijakan yang mulanya dimaksudkan sebagai alat untuk merangsang ekonomi Soviet, perestroika dan glasnost segera menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan.


Keruntuhan Uni Sovyet menandai berakhirnya Perang Dingin. Setelah itu beberapa negara yang dulunya komunis menjadi sekutu AS, seperti Hongaria, Polandia, dan Republik Czech menjadi anggota NATO, dan yang menjadi sekutu terdekat AS dalam “global war on terrorism” (GWOT), seperti Ukraina, Uzbekistan, dan Kyrgystan.


Hegemoni Amerika pasca Perang Dingin dan konspirasi terorisme

1992


Perubahan paradigma kebijakan luar negeri AS dimulai pada tahun 1992. Ketika itu, pada bulat Maret, sekumpulan pejabat penting pada masa pemerintahan George H. W. Bush (Bush senior) dimotori Dick Cheney dan Paul Wolfowitz mengeluarkan Draf Pedoman dan Rencana Pertahanan (Defence Planning Guidance Draft) yang mengharuskan dominasi militer dalam kebijakan AS di masa depan. Dokumen itu, yang di kemudian hari dinamai “Pentagon Paper” menganjurkan pre-emptive force untuk melindungi AS dari senjata pemusnah massal (WMD) serta melakukannya sendirian jika perlu. “Strategi kita (pascajatuhnya Uni Sovyet) harus difokuskan pada pemusnahan segala potensi timbulnya kompetitor global di masa depan” (New York Times, 08/03/1992).


1997


Langkah selanjutnya, di tahun 1997, Cheney, Wolfowitz, Donald Rumsfeld, dan I. Lewis Libby mengorganisasikan diri secara resmi dengan membentuk PNAC (newamericancentury.org). Anggota PNAC terdiri para politisi kanan Republik, Yahudi, intelektual, dan aktivis Christian Right. Zalmay Khalilzad, mantan duta besar AS untuk Afghanistan, yang sekarang menjadi duta besar AS untuk Irak, juga merupakan anggota PNAC.


PNAC merupakan revitalisasi dari serangkaian grup hawkish (penggemar perang) yang berebut pengaruh dengan kelompok antiperang Partai Demokrat di era 70-an. Grup-grup hawkish itu seperti Committee on the Present Danger (didirikan oleh sepasang suami istri, Midge Decter dan Norman Podhoretz) yang hadir di akhir 70-an dan Committee for the Free World (dirikan oleh Descter dan Rumsfeld).


2000


Sebuah dokumen yang berisi analis kontemporer AS dikeluarkan PNAC di bulan September 2000. Dokumen itu menegaskan kondisi AS yang harus “bermain sendirian” (no global rival) dan mengambil peran penting dalam menjaga perdamaian dan keamanan Eropa, Asia, dan Timur tengah. “Grand strategy Amerika harus diarahkan pada usaha memelihara dan mempertahankan posisi yang menguntungkan ini selama mungkin di masa depan” (Rebuilding America’s Defenses: Strategy, Forces and Resources for New Century, newamericancentury.org).


20 Januari 2001


George Walker Bush terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-43 dan dilantik pada tanggal 20 Januari 2001. Bush yang memperoleh kemenangan setelah Mahkamah Agung memenangkannya dalam kasus Florida melawan capres Al-Gore, memberikan posisi-posisi kunci pada kaum hegemons (istilah yang dimunculkan oleh Daalder dan Lindsay dalam buku America Unbound: The Bush Revolution in Foreign Policy). Mereka itu adalah anggota PNAC, yakni Dick Cheney menjadi wakil presiden, Rumsfeld memperoleh kursi menteri pertahanan, dan Wolfowitz sekarang menjadi Presiden Bank Dunia setelah sebelumnya menjabat sebagai wakil menteri pertahanan. Selain itu Rize sempat sebagai penasehat keamanan nasional lalu menjadi menteri luar negeri, Douglas Feith di posisi bidang politik di bawah menteri pertahanan, Stephen Hadley menggantikan posisi Rize, I. Lewis Libby mengepalai seluruh staf wakil presiden, Daniel Pipes di unit khusus bidang teror dan teknologi pada departemen pertahanan dan mengepalai US Institute of Peace, Peter W. Rodman di posisi asisten menteri pertahanan untuk hubungan keamanan internasional, dan John D. Negroponte mengepalai Badan Keamanan Nasional (National Security Service, NSC). NSC merupakan muara semua badan intelejen AS, seperti CIA dan FBI. John Bolton, figur kontroversial, yang secara resmi menjadi Duta Besar AS untuk PBB per 1 Agustus lalu.


Mereka inilah yang dikatakan sebagai kelompok rahasia yang mengambil alih kebijakan luar negeri negara yang paling kuat di dunia atau sebuah grup ideologi yang sangat kecil namun menggunakan kekuasaan yang tidak semestinya untuk mencampuri hubungan AS dengan negara lain, membuat sebuah kerajaan dan membuang hukum internasional (Economist, 26/04/03).


11 September 2001 (9/11 WTC Attacks)


Serangan gedung World Trade Center (WTC) di New York, AS oleh teroris internasional dengan menabrakkan dua pesawat komersial yang dibajak. Tuduhan kemudian diarahkan kepada Al-Qaeda, organisasi teroris di bawah pimpinan Osama bin Laden, para mantan pejuang mujahidin Afghanistan – disebut oleh AS sebagai “our local friends” – yang dulu semasa perang pembebasan Afghanistan dari Uni Sovyet yang komunis dilatih dan dipersenjatai oleh AS.


Serangan atas gedung WTC ini menandai dimulainya perlawanan global terhadap terorisme oleh AS, dan merupakan sebuah konspirasi, terkait upaya AS tetap menanamkan pengaruhnya di dunia (lihat perubahan paradigma kebijakan luar negeri AS sejak tahun 1992), dalam rangka perluasan jaringan ekonominya terutama perusahaan-perusahaan eksplorasi minyak, teknologi komunikasi dan informasi, serta penanaman modal (pinjaman luar negeri) kepada negara-negara dunia ketiga.


Dengan alasan telah melindungi Osamah bin Laden – pelaku teror penyerangan gedung WTC – pemerintahan Taliban yang berkuasa di Afghanistan sejak 1996 digulingkan pada tahun 2001 oleh AS. Adanya pemerintahan Taliban yang menggunakan hukum-hukum Islam secara keras di Afghanistan, dan perjuangan faksi-faksi Islam garis keras lainnya di dunia seperti suku Pattani di Thailand, suku Moro di Filipina, suku Tamil di India dan lain-lain merupakan salah satu alasan AS menciptakan isu terorisme sebagai upaya legalisasi perang melawannya.




Sumber: Wikipedia dan sumber-sumber lainnya

Kamis, Juli 16, 2009

Fakta-fakta Konspirasi di Balik Pandemi Flu Burung dan Babi

Merebaknya kasus flu babi di dunia, termasuk di Indonesia, disinyalir terjadi karena ada unsur kesengajaan pihak tertentu dalam mencari keuntungan bisnis. Demikian dikatakan pengamat intelijen, Suripto (Detik News, 13/07).

Dia mengaku pernah bertukar pikiran dengan Menkes Siti Fadillah Supari pada 2008 lalu, saat ramai-ramai kasus flu burung lalu.


“Besar kemungkinannya ini juga ada operasi intelijen bisnis, dari kompetitor perusahaan multinasional yang bercokol di Jerman dan yang di Swiss,” tambah mantan pejabat Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) itu.


Benarkah sinyalemen ini?


Berikut adalah petikan dari situs conspiracyrealitytv.com yang menguraikan fakta-fakta terkait kuat dengan dugaan konspirasi penyebaran virus flu burung dan babi di dunia. Selanjutnya terserah anda untuk memberikan penilaian.



Pengakuan John D. Rockefeller, Pengusaha Pabrik Vaksin AS


Kita akan membicarakan tentang apa yang yang terjadi pada bulan April 1930. Ini dari arsip sejarah yang mudah diverifikasi. Pada bulan April 1930, sebuah perusahaan yang disebut Eli Lilly membuat suatu substansi yang disebut thimerosal, juga diketahui sebagai mercury (air raksa). Thimerosal ini digunakan di dalam vaksin-vaksin yang berbeda sejak 1930-an, atau apa yang disebut suatu adjuvan. Adjuvan adalah sesuatu yang didefinisikan bahan yang meningkatkan efektivitas per bagian virus atau bakteri yang terdapat di dalam vaksinasi.


Sekarang aku perlu untuk memberi anda sedikit latar belakang Ely Lilly, pendiri-pendiri Eli Lilly, atau orang-orang yang duduk di dewan direktur pada waktu itu. Kita tengok dan erhatikan para direktur Eli Lilly, dan kita menemukan seorang laki-laki bernama Prescott Bush, yang adalah ayah dari George Herbert Walker Bush (Presiden AS ke-41) atau kakek dari George Walker Bush (Presiden AS ke-43). Kita menemukan juga Prescott Bush itu mempunyai sejumlah orang sangat yang menarik yang duduk di perusahaannya pada waktu itu. Ayah Wakil Presiden George H.W. Bush, Dan Quayle, keluarga Quayle juga duduk dalam dewan direktur pada waktu itu di Eli Lilly. Eli Lilly dalam tahun 1930 mempublikasikan satu rangkaian eksperimen pada produk thimerosal ini. Dan ketika aku ditunjukkan dan melihat hasil-hasil dari riset thimerosal ini aku tidak dipercaya dan terheran-heran. Mereka menyuntikkan thimerosal ke tubuh 22 orang pengidap meningitis spinal (radang selaput otak sumsum tulang belakang), dan semua mati seketika. Namun kemudian Eli Lilly menerbitkan hasil riset tersebut, dan klaim mereka thimerosal itu, yang adalah 50% racun mercury yang berat, sepenuhnya aman. Sejak itulah langkah awal dimulai. Saya menghubungkan di sini, kakek George W. Bush, Prescott Bush, menjadi periset paling pertama dari thimerosal dan vaksinasi-vaksinasi sebelum 1930.


Dalam 1972 aku menemukan Organisasi Kesehatan Dunia, juga yang dikenal sebagai WHO. Hal ini mengacu pada penciptaan suatu virus yang kebal, dan menyatakan bahwa bermanfaat untuk belajar pengaruh itu seperti dikutip “untuk menaruh virus ini ke dalam program vaksinasi di seluruh negara dan mengamati hasilnya”. Banyak orang, banyak ahli biokimia yang sudah kuajak berbicara, berteori bahwa WHO menggunakan program vaksinasi cacar di Central Africa pertama-tama untuk riset ini, dan dari sanalah berawal penyebaran infeksi HIV. Hal itu bersamaan waktunya dengan kampanye vaksinasi cacar yang paling baru dan intens. Maka aku di sini mengatakan kepada anda semua bahwa dalam tahun 1972, percobaan penyakit cacar telah mengarahkan kepada perjangkitan HIV/AIDS yang sekarang ini telah membinasakan Afrika dan menjadi masalah di Amerika. Permintaan virus lagi di tahun 1972 ini, dikatakan permintaan virus kembali akan dengan selektif menghancurkan sistem T-sel manusia. Dan izinkan saya mengatakan bahwa tepatnya apa yang disebut penghancuran kekebalan tubuh manusia oleh virus HIV sedang dimulai.


Dan kita juga perlu untuk membicarakan dengan singkat tentang apa yang terjadi pada bulan Desember 1976 untuk membuat tahap untuk apa yang disebut hoax flu burung. Kita perlu juga melihat kembali pada sesuatu yang disebut hoax flu babi yang terjadi pada bulan Desember 1976. Pada Fort Dix New Jersey, seorang prajurit AS meninggal, seorang prajurit meninggal, Pusat Kontrol Penyakit pada waktu itu melaporkan kepada warga AS dan masyarakat dunia melalui media yang sudah dikendalikan, bahwa bangsa Amerika sedang berada dalam bahaya berhadapan dengan pandemik flu babi yang bisa menewaskan jutaan orang di AS. Lalu apa terjadi, hal yang tepat yang aku ingin uraikan secara singkat apa yang sedang terjadi hari ini telah terjadi pada tahun 1976 yang lampau. Pusat AS untuk Kontrol Penyakit dikerahkan, mulai membeli dosis-dosis mahabesar dari vaksinasi flu babi untuk menyuntik semua orang Amerika sebanyak mungkin. Berjuta-juta dolar dibelanjakan oleh pemerintah AS dan memperkaya kartel farmasi untuk vaksinasi flu babi ini.


Ujung-ujungnya demi keamanan nasional, yang dengan mengagumkan menganugerahkan keistimewaan kepada Eli Lilly, Sanofi Pasteur dan semua pabrikan lain yang memproduksi vaksin-vaksin. Di balik itu WHO juga didanai oleh sponsor besar seperti Rockefeller Foundation, Arungan Foundation, dan Rothschild Group di London, yang secara mutlak mengontrol populasi-populasi untuk tujuan-tujuan politik tertentu di seluruh dunia. Sedikit pun tidak ada keraguan dalam pikiranku. Aku dapat meneruskan setengah jam beirkutnya untuk menunjukkan program-program spesifik yang dirancang untuk membunuh sejumlah besar orang, dan itu dikerjakan dalam setiap kasus tunggal, dengan pertolongan perkenalan vaksinasi. Kita dapat melihat sebuah pola, sebuah modus operandi, di dalam kasus ini. Perkenalkan satu jenis vaksin kepada pusat-pusat populasi yang tidak menaruh curiga, sebabkan penyakit meluas, kematian meluas, kepanikan meluas, kekacauan meluas, dan lalu mereka masuk perangkap dan agenda telah diselesaikan. Itu adalah skenario reaksi terhadap masalah sama yang tua. Mereka menciptakan masalah, mereka mendikte tanggapan dan lalu mereka menentukan tindakan yang telah buat.


Izinkan saya menyampaikan hal ini. Ketakutan, panik, dan teror sebagian besar disebabkan oleh ketidaktahuan. Saudaraku, sebuah permasalahan haruslah sepenuhnya dipahami, saya menyampaikan ada sedikit ketertarikan dan sedikit ketakutan. Dan izinkan saya menekankan bahwa akar kata dari pandemik adalah kata panik. Panik dan pandemik adalah bersinonim.

Untuk pertama kali orang Amerika dipanggil untuk mengabdi, dimobilisasi untuk masuk ke dalam wajib militer, dan lalu dikirim untuk pelatihan di pangkalan militer di Spanyol. Ini adalah sangat penting untuk dipahami. Untuk pertama kalinya dalam sejarah AS, semua calon tentara yang baru, Angkatan Darat, Angkatan Laut, Marinir, Angkatan Udara; semua calon tentara yang baru wajib diberi vaksinasi. Salah satunya adalah vaksinasi influensa yang sangat luas. Sekarang, para tentara ini tidak mempunyai pilihan. Apakah mereka mau divaksinasi atau dipenjara 5 sampai 10 tahun tanpa kebebasan. Tragedi bagi saya, seorang pengusaha pabrik dari vaksin yang dipaksakan, seorang manusia yang bernama John D. Rockefeller yang membuat – secara harfiah – berjuta-juta dolar-dolar dalam penjualan vaksin kepada pemerintah AS.



Perusahaan Farmasi Baxter "Tanpa sengaja" Mengirim Vaksin Flu Burung yang Terkontaminasi ke 18 Negara


Perusahaan (Baxter) yang melepaskan bahan virus flu yang terkontaminasi dari sebuah pabrik di Austria dikonfirmasi Jumat yang mana produk percobaan berisi virus-virus flu burung H5N1 yang hidup. Seorang pejabat WHO yang beroperasi di Eropa mengatakan badan itu memonitor dari dekat penyelidikan pada fasilitas riset milik Baxter International di Orth-Donau, Austria. Produk yang dicemari adalah suatu campuran dari virus-virus influensa musiman H3N2 dan virus-virus H5N1 tidak berlabel, yang disuplai untuk sebuah perusahaan riset Austria. Seorang subkontraktor di Republik Czech menyuntik sejenis musang dengan produk itu dan mati. Jenis musang seharusnya tidak mati oleh virus-virus flu H3Ns yang berasal dari manusia. Pelepasan tidak disengaja suatu campuran hidup virus-virus H5N1 dan H3N2 bisa menimbulkan konsekuensi-konsekuensi mengerikan. Proses pencampuran, yang disebut memvariasikan kembali, adalah salah satu dari dua jalan pandemik virus diciptakan. Bisakah flu babi telah dibuat oleh manusia? Kalau anda memperhatikan peristiwa di atas, pasti anda akan berpikir seperti itu.



Perjangkitan flu babi tahun 2009: Laporan khusus oleh Dr. Leonard Horowitz mencakup industri vaksin untuk genocide


Hallo, saya Dr. Leonard Horowitz, dan ini adalah satu buletin berita mendesak tentang satu jenis flu baru yang disebutkan membuat perjalanannya dari Mexico ke memasuki Amerika Serikat (AS) seperti aku menyiarkannya. Sejumlah stok roket udara di Novavax, Inc. mempercepat berlusin-lusin kematian akibat influensa di Mexico yang mencakup suatu jaringan Anglo-American yang terkemuka dari insinyur-insinyur genetika dalam suatu komplotan untuk melakukan genocide (pemusnahan manusia). Dr. James S. Robertson, insinyur biologi terkemuka dari Inggris di bidang virus-virus influensa untuk industri vaksin. Sebuah badan penyelenggara yang aktif dari lembaga pendanaan pemerintah AS untuk kontrak pertahanan biologi yang menguntungkan, di samping dengan partner-partner pada Pusat AS untuk Kontrol Penyakit (CDC) menolong Novavax, Inc. di Bethesda Maryland, memproduksi kombinasi ulang yang dimodifikasi secara genetik dari virus flu burung, babi, dan Spanyol, H5N1 dan H1N1 – hampir serupa dengan virus yang menyerang orang Mexico yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sekarang sudah menyebar ke AS.


Perjangkitan itu dilakukan tepat waktu untuk mempromosikan riset perusahaan terbaru dan kontrak-kontrak penimbunan vaksin yang besar. Para ilmuwan di CDC diimplikasi mengadakan kerjasama-kerjasama dan publikasi-publikasi yang disertai kontrak pribadi dengan Novavax Inc., sebuah perusahaan yang memperoleh dalam tanda kutip “produk-produk obat biofarma resmi” melalui direktur bagian influensa CDC, Ruben O. Donis dan Dr. Rick Bright yang sebelumnya bekerja dengan Donis di CDC, tapi sekarang sebagai wakil ketua Novavax bidang program-program influensa global.


Bukti adanya konspirasi ini untuk melakukan duplikasi mematikan di dalam industri vaksin termasuk penanda genetik pada virus influensa asli, yang sekarang menyebar dari Mexico ke Amerika. Virus itu dalam tanda kutip “secara genetik berbeda dari virus flu musiman H1N1 yang menyerang manusia secara penuh yang sedang bersirkulasi secara global selama beberapa tahun yang lalu” demikian Reuters dan pejabat berkata. Virus influensa yang baru berisi DNA tipe virus unggas, babi dan manusia. Termasuk unsur-unsur dari virus-virus flu babi dari orang Eropa dan Asia. Ini adalah suatu uraian tentang tanda-tanda kehadiran dan diagnosa virus yang datang dari lingkaran pertemanan Robertson. Tidak ada kelompok lain di dunia ini yang mengambil H5N1 Asian influensa yang diinfeksikan kepada ayam, membawanya ke Eropa, mengekstrak DNA-nya, mengkombinasikan protein-proteinnya dengan virus-virus H5N1 dari tahun 1918 flu Spanyol yang terpisah, menambahkan pula tambahan yang dicampurkan dengan gen-gen flu babi dari babi-babi, lalu merekayasa balik virus-virus itu untuk menginfeksi manusia. Produk akhir seperti diuraikan oleh Reuters hanya bisa berakhir, di Mexico melalui Amerika Serikat dari Inggris oleh CDC. Ruben Donis di CDC harus sudah mengirim virus-virus itu ke Novavax di mana regu Rick Bright, sekarang diimplikasikan dalam sebuah konspirasi untuk melakukan genocide, pembunuhan massal terhadap orang-orang untuk profit bisnis semata, seperti beberapa penjelasan sebelumnya.




Sumber : http://conspiracyrealitytv.com/bird-flu-swine-flu-hoax-conspiracy-the-mandatory-vaccination-and-population-reduction-agenda/ dan artikel terkait di situs yang sama