Sabtu, Agustus 30, 2008

Duhai, Saudaraku di Indonesia Timur (Sebuah catatan tentang ke-Indonesia-an kita)

Pernah dimuat di Wikimu pada Kanal Opini, Sabtu 12-04-2008 01:31:33


Sudah lama kita terlupakan akan nasib saudara-saudara kita di timur Indonesia. Seperti di daerah Maluku, Nusa Tenggara dan Papua. Dulu di masa Orde Baru sering kita mendengar jargon pemerintah : “Mari kita galakan pembangunan Indonesia timur”, atau “Indonesia timur harus mengejar ketertinggalannya”. Tapi apakah kemudian selama 32 tahun Indonesia membangun, tampak perubahan yang nyata di sana ? Ada memang, tapi sedikit sekali apabila dibandingkan dengan kemajuan saudara-saudaranya di bagian barat.

Di Orde Reformasi seperti sekarang ini, saya tidak bisa membayangkan bagaimana nasib warga kita di Indonesia timur. Ketika kehidupan sebagian rakyat kita di Indonesia barat sudah mulai terpuruk, banyak anak-anak yang meninggal karena busung lapar, banyak anak-anak yang putus sekolah, banyak buruh-buruh yang di PHK, bagaimanakah nasib saudara-saudara kita di timur ? Lebih parahkan, atau barangkali mereka lebih survive karena memang sudah terbiasa dan akhirnya bertahan dengan kemampuan yang ada dan hidup apa adanya ?

Sebetulnya, bangkitnya ingatan saya tentang warga negara kita di bagian timur Indonesia itu lantaran saya mendengar berita mengenai TKI asal NTT yang mau mengadu nasib ke luar negeri. Mereka kemudian dipermasalahkan karena rendahnya taraf pendidikannya dan minim keahliannya. Apakah karena mereka adalah tenaga kerja murah bergaji rendah, maka akan dianggap mempermalukan bangsa ini di mata bangsa lain ? Kemunafikan apa ini ? Mengapa mereka menjadi rendah pendidikannya ? Apakah sebabnya mereka menjadi tidak memiliki keahlian sebagai calon tenaga kerja ? Hati saya semakin miris, ketika ingat mereka dulu hanya diberi janji-janji, namun sekarang malah mereka yang dipersalahkan.

Apa yang harusnya kita lakukan untuk membantu mereka ?

(Sebagian rakyat kita di NTT adalah juga sebagian rakyat kita eks Timor-Timur yang memilih menjadi Warga Negara Indonesia karena mereka memang cinta negeri ini dan tidak mau memisahkan diri. Salam cinta buatmu Saudaraku. Salam Cinta Indonesia buat Enrico Guteres. Bang, aku sampai meneteskan air mata trenyuh ketika melihat engkau menyelempangkan bendera merah putih saat engkau menghirup udara bebas. Apa aku secinta engkau dengan Indonesia ini ?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar