Senin, Oktober 05, 2009

Seandainya Alfred Marshall Orang Padang

Amri adalah orang Padang perantauan yang hidup jauh di seberang, terpaksa harus mudik dua kali ke kampung halamannya, pertama mudik lebaran, dan sekarang mudik menengok sanak keluarga yang tertimpa bencana gempa di Padang.



Sebagai sarjana ekonomi yang “melahap” banyak teori-teori dalam seabrek buku-buku kuliah, dan sekarang terdampar bekerja di rumah makan Padang milik mamaknya di Jakarta – seperti lingkaran nasib yang sudah tertulis di Lauh Mahfudz – akhirnya harus menggerutu juga ketika berhadapan dengan situasi harga tiket pesawat terbang Jakarta – Padang yang melambung tinggi, hampir tiga kali lipat dari hari biasanya.


“Kemarin waktu mudik lebaran, okelah, karena saat itu kita semua sedang bersenang-senang. Tapi sekarang, khan, kita semua sedang ditimpa musibah. Kenapa pula harga tertinggi yang harus diberikan?” Protesnya keras.


Apakah karena sudah lama tidak membuka-buka bahan kuliah, atau belum mempunyai pengalaman berdagang di Tanah Abang seperti sepupunya, Amri lupa kalau ada teori ekonomi atau prinsip-prinsip ekonomi yang dikemukakan oleh Alfred Marshall, seorang pakar ekonomi dari Inggris dalam bukunya Principles of Economics (1890) – yang kemudian disebut “hukum” sehingga menjadi “wajib” dipatuhi oleh semua pelaku ekonomi – bernama hukum permintaan dan penawaran. Hukum permintaannya berbunyi: jumlah produk yang diminta berbanding terbalik dengan harga, artinya jika harga barang naik maka jumlah permintaannya akan turun dan sebaliknya. Sedangkan hukum penawarannya berbunyi jumlah produk yang ditawarkan berbanding lurus dengan harga. artinya : jika harga naik maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan naik dan sebaliknya. Lalu ditambah keterangan jika kondisi di atas bersifat ceteris paribus artinya semua faktor yang mempengaruhi berlakunya hukum permintaan dan penawaran dianggap tetap.


Namun dalam prakteknya ternyata sifat ceteris paribus tidak berlaku, maka hukum tersebut dimodifikasi sesuai kebutuhan pedagang-pedagang itu, sehingga berbunyi: apabila permintaan meningkat, maka penawaran akan dibatasi, dengan cara menimbun barang atau dibatasi oleh ketersediaan, sehingga harga mencapai titik tertinggi. Persis seperti kasus melonjaknya harga tiket pesawat terbang JakartaPadang.


Tapi Amri tetap berkilah, “Seandainya Alfred Marshall orang Padang dan sekarang masih hidup, lalu dia ikutan antri di bandara untuk terbang ke Padang, pastilah dia akan mengomel juga, dan akan merevisi atau mencabut teori-teori itu. Teori yang bikin susah orang-orang miskin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar