
Hubungan
Konfrontasi dengan “Ganyang
Sejarah mencatat hubungan buruk tersebut bermula dari semangat anti kolonialisme dan imperialisme Presiden RI pertama Ir. Soekarno yang begitu bergelora, ditunjang dengan rasa nasilonalisnya yang tinggi, membuat Bung Karno begitu marah ketika mengetahui Malaysia berencana membentuk federasi Malaysia – dengan menarik Sabah, Serawak, Brunei dan Singapura ke dalam persemakmuran Inggris Raya (Commont Wealth) bersama-sama dengan Persekutuan Tanah Malaya – setelah sebelumnya diberi kemerdekaan oleh Inggris tanggal 31 Agustus 1963. Bagi Bung Karno hal itu sama dengan memberi peluang kepada imperialis Inggris untuk berkuasa di Kalimantan Utara, dan berarti bisa membahayakan kemerdekaan
Kemarahan Bung Karno pun semakin memuncak disebabkan tindakan para demonstran anti Indonesia di Kuala Lumpur pada tanggal 18 September 1963 – dua hari setelah pembentukan Federasi
Reformasi dan Soekarnoisme
Pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto lengser dari kekuasaannya, dan menyerahkannya kembali kepada rakyat dalam hal ini Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang kemudian menunjuk B.J. Habibie, yang waktu menjabat sebagai Wakil Presiden, sebagai Presiden Ad-interim sampai dilaksanakannya Pemilu tahun 1999. Lengsernya Soeharto menandai berakhirnya era kekuasaan Orde Baru dan memasuki era Reformasi, yang merupakan hasil gerakan mahasiswa
Perlu diperhatikan bahwa konfrontasi terhadap
Pada tanggal 7 Juni 1999 diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) ke-8 sepanjang sejarah politik kita, dan pertama sepanjang sejarah reformasi. Meskipun Pemilu baru saja diselenggarakan dua tahun sebelumnya, yakni tahun 1997, namun untuk memperoleh pengakuan atau kepercayaan dari publik, termasuk dunia internasional, karena pemerintahan dan lembaga-lembaga lain yang merupakan produk Pemilu 1997 sudah dianggap tidak dipercaya. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan Sidang Umum MPR untuk memilih presiden dan wakil presiden yang baru, di mana dipilih dan ditetapkan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden ke-4 RI dengan Megawati Soekarnoputri sebagai Wakil Presiden.
Dalam kampanye politik beberapa partai politik yang berfaham nasionalis, dimunculkan kembali semangat Soekarnoisme. Di mana-mana gambar mantan presiden pertama itu ditampilkan berikut cerita-cerita heroik dan rasa nasionalisnya yang tinggi, serta semangatnya yang sangat anti penjajahan, kolonialisme dan imperialisme, termasuk cerita tentang konfrontasi
Kasus tapal batas teritorial negara
Kasus pulau Ambalat sebetulmnya merupakan kasus lama yang berawal pada tahun 1967 ketika pertama kali diadakan pertemuan teknis hukum laut antara Indonesia dan Malaysia di mana kedua belah pihak akhirnya membentuk kesepakatan (kecuali Sipadan dan Ligitan diberlakukan sebagai keadaan status quo).
Pada tanggal 27 Oktober 1969 dilakukan penandatanganan perjanjian antara Indonesia dan Malaysia yang disebut sebagai Perjanjian Tapal Batas Kontinental Indonesia - Malaysia, di mana kedua negara masing-masing melakukan ratifikasi pada 7 November 1969. Namun tidak lama berselang, masih pada tahun 1969, Malaysia membuat peta baru yang memasukan pulau Sipadan, Ligitan dan Batu Puteh (Pedra blanca) ke dalam wilayahnya, tentunya hal ini membingungkan Indonesia dan Singapura, dan pada akhirnya Indonesia maupun Singapura tidak mengakui peta baru Malaysia tersebut.
Kemudian pada tanggal 17 Maret 1970 kembali ditandatangani Persetujuan Tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia, akan tetapi kembali pada tahun 1979 pihak Malaysia kembali membuat peta baru mengenai tapal batas kontinental dan maritim dengan serta merta secara sepihak membuat perbatasan maritimnya sendiri dengan memasukan blok maritim Ambalat kedalam wilayahnya yaitu dengan memajukan koordinat 4° 10' arah utara melewati pulau Sebatik. Tentu peta ini pun sama nasibnya dengan terbitan
Dengan berkali-kali pihak Malaysia membuat peta sendiri padahal setelah adanya Perjanjian Tapal Batas Kontinental Indonesia - Malaysia tahun 1969 dan Persetujuan Tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia tahun 1970, bagi masyarakat Indonesia melihatnya sebagai bentuk ekspansi dari pihak Malaysia terhadap wilayah Indonesia.
Tindakan
Sebagai puncaknya adalah keputusan Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda, dalam sidangnya pada tanggal 17 Desember 2002 yang memutuskan bahwa dalam kasus sengketa Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan, Indonesia dinyatakan kalah dari Malaysia, dan Malaysia berhak atas Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan dengan dasar efektivitas. Dalam beberapa hal, Mahkamah Internasional menerima argumentasi
Blok Ambalat kembali memanas dalam tahun ini ketika beberapa kali kapal perang Diraja
Insiden-insiden lain sebagai pemicu
Istilah “Ganyang
Berita mengenai penganiayaan Tenaga Kerja
Kasus penganiayaan TKI di Malaysia termasuk yang paling sering. Penistaan warga Indonesia di Malaysia, khususnya yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga, seringkali berakhir tragis seperti penganiayaan hingga cacat bahkan meninggal dunia. Sedangkan rekaman film mengenai pemukulan orang yang diduga TKI disebuah tempat yang diduga kantor polisi Diraja
Insiden lainnya adalah klaim obyek seni dan budaya
Analisa pihak-pihak berkepentingan di balik kisruh hubungan Indonesia-Malaysia
Dalam setiap sengketa dan pertikaian di dunia ini, baik antar negara maupun internal sebuah negara, selalu melibatkan kepentingan-kepentingan banyak pihak, baik asing maupun lokal. Faktor ekonomi dan politik biasanya menjadi alasan campur tangan pihak-pihak tersebut untuk ikut memancing di air keruh dan mengambil manfaat apabila persengketaan berubah menjadi pertikaian dan peperangan.
Sekarang, marilah kita melakukan analisa dengan melihat faktor ekonomi dan politik, serta beberapa kemungkinan yang akan terjadi apabila pihak-pihak yang berkepentingan ikut melakukan manuver agar maksudnya terealisasi.
Pihak-pihak yang kemungkinan ikut mengambil manfaat apabila Indonesia-Malaysia benar-benar bertikai dan terjadi peperangan, adalah:
1.
Selain itu sejarah mencatat mengenai adanya Gagasan pembentukan “Melayu Raya” ketika Indonesia-Filipina-Malaysia berencana mendirikan Maphilindo, singkatan dari Malaysia-Philipina-Indonesia di Manila pada 1963. Para presiden dari ketiga negara tersebut mengumumkan Deklarasi
Dalam pidato penutupan, Presiden Filipina Macapagal mengajak hadirin untuk mengenang kembali mimpi para nasionalis Filipina mulai Jose Rizal, Presiden Manuel Quezon, Wenceslao Vinzons, sampai Presiden Elpidio Quirino untuk menyatukan bangsa-bangsa Melayu. Macapagal menyebut Presiden Indonesia Soekarno dan Perdana Menteri Malaysia Tengku Abdul Rahman sebagai “two of the greatest sons of the Malay race“.
Gagasan ini berdasarkan peta antropologi bangsa-bangsa di mana Indonesia, Malaya, Temasek (Singapura), Filipina, Thailand, Burma (MYanmar), Vietnam, Kambodia, sampai Madagaskar dan Hawaii dikenal sebagai bangsa serumpun Melayu-Polinesia. Tapi sayang ide ini pudar seketika setelah Presiden RI Soekarno menyatakan perang terhadap
2. Inggris
Sebagai pemimpin negara persemakmuran (commont wealth) dan bekas penjajah negara-negara anggotanya tersebut, tentu saja Inggris mempunyai kepentingan atas kekayaan negera-negara anggotanya. Dengan kepentingan ekonomi dan juga politik atas wilayah-wilayah
Melihat kondisi perekonomian AS yang anjlok sekarang ini, bisa saja muncul keberanian Inggris untuk membuka front perlawanan melalui kaki tangannya,
3. Amerika Serikat (AS)
Kondisi ekonomi AS yang sedang mengalami penurunan berpengaruh terhadap kondisi perusahaan-perusahaan minyaknya yang sekarang sedang beroperasi di
Selain itu perseteruan AS dengan Korea Utara mengenai senjata berhulu ledak nuklir milik Korut semakin memanas, yang mungkin akan memaksa AS untuk menempatkan persenjataannya di wilayah Asia, dalam hal ini yang terdekat dengan Kores Utara adalah Asia Tenggara. Apabila terjadi peperangan antara
4. Republik Rakyat Cina (RRC)
Sebagian besar orang-orang keturunan Cina di negara-negara Asia Tenggara bergerak di bidang perdagangan dan ekonomi, sebagian adalah para konglomerat dan pengusaha kelas dunia. Orang-orang keturunan Cina umumnya tidak bisa melepaskan diri dari keterkaitan budaya dengan tanah leluhurnya di Cina, termasuk juga dengan pemerintahan yang sedang berkuasa di
Keterikatan yang nyata adalah para pengusaha konglomerat keturunan tersebut menempatkan sebagian besar dana investasi usahanya di Cina. Mereka juga mempunyai hubungan bisnis dengan banyak pengusaha di tanah leluhur.
Selain keterikatan budaya dan ekonomi, warga keturunan Cina juga ada yang mempunyai hubungan politik dengan pemerintah Cina yang sosialis komunis. Sejarah mencatat ada Partai Komunis
Kepentingan RRC yang terbesar adalah perluasan skop ekonomi dan politik mereka, sehingga negara-negara yang dikuasai komunis akan berkiblat secara ekonomi dan politik ke negara tirai bambu tersebut, atau dengan kata lain RRC berniat membentuk RRC yang lebih luas atau Cina Raya.
Menurut sejarah gerakan komunis di
5.
Kepentingan
6. Gerakan kelompok Islam radikal
Gerakan kelompok Islam radikal yang akhir-akhir ini semakin menjadi sorotan setelah beberapa kali melakukan insiden pengebomam di beberapa negara termasuk di
Mungkinkah perang akan terjadi?
Kemungkinan perang benar-benar terjadi sangat kecil apabila dilihat dari kondisi hubungan AS dan Inggris. Kedua negara ini selalu sefaham, baik di bidang politik dan ekonomi, dari era “Perang Dingin” melawan Uni Sovyet, perang melawan Irak, hingga perlawanan terhadap teroris Al-Qaeda. Kecuali perang dimulai sendiri oleh
Apabila mendengar berita terakhir mengenai terjadi peningkatan kekuatan angkatan bersenjata oleh militer kedua belah pihak, Indonesia dan Malaysia, di daerah perbatasan, maka analisanya adalah kedua negara berusaha keras mencegah terjadi pertikaian sporadis di pihak sipil kedua negara karena terpancing situasi yang kian memanas. Kalau analisa ini benar, kemungkinan perang akan terjadi benar-benar kecil sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar