Minggu, Februari 15, 2009

Melihat Presiden SBY “Bermain Catur” (Menjelang Babak Akhir)

Istilah “mbulet” dalam bahasa Jawa – saya pinjam dari seorang teman asal Jawa yang suka menggunakan kata ini – maknanya berbicara atau melakukan sesuatu yang bermacam-macam, berputar-putar kesana kemari, namun dengan tujuan dan maksud yang itu-itu juga. Apabila ada orang yang berbicara banyak hal, ngalor-ngidul – istilah dalam bahasa Jawa yang bermakna ke utara dan ke selatan – maka perhatikan ke arah mana pembicaran itu dan biasanya tujuannya hanya satu. Begitu kira-kira makna kata “mbulet”.


Strategi politik Presiden SBY kali ini – yang tergambar dalam “permainan catur politiknya” – adalah langkah berputar-putar dengan maksud membingungkan lawan. SBY mencoba memberi kesan “tidak siap”, “bingung” atau “kehilangan arah” kepada lawan bermainnya. Dan lawan yang terlalu asyik memperhatikannya bahkan menjadi bingung dan menjadi tidak memperhatikan langkah sendiri.



Isu ABS


Melempar sebuah isu politik ibarat melemparkan bom. Bisa melukai lawan politik, tapi juga bisa meledak di dekat sendiri. Tapi kalau kemudian tidak meledak, namun cukup mengagetkan banyak orang, bagaimana?


Maka itulah isu ABS dari SBY. Isu ABS (singkatan dari Asal Bukan presiden dengan nama berawal huruf “S”, maksudnya, ya SBY sendiri karena untuk apa ribut kalau itu orang lain) adalah isu yang kabarnya didapat dari SMS Info – atau dari warta saya di Wikimu tanggal 27 Januari 2009 berjudul ABOG, Asal Bukan Orang Gagal? – disebut beredar di kalangan elite militer. SBY memperingatkan kepada para elite militer itu agar bersikap netral dan tidak berpihak kepada salah satu partai atau capres tertentu.


Isu itu tidak meledak karena kemudian senyap dengan sendirinya, namun cukup mengagetkan kalangan petinggi di militer dan kepolisian. Dalam hati mungkin mereka ngomong, lho, kok tau, ya?



“Perseteruan” Demokrat dengan Golkar, “Perceraian” SBY – Kalla


Setelah berhasil menangkis sindiran “bermain yoyo”, pihak Demokrat dan Golkar tidak tinggal diam. Mereka mengeluarkan langkah “mentri” meninggalkan “raja”, sehingga posisi “raja” tampak lemah dan terancam.


Apabila anda adalah lawan bermain catur SBY saat ini, saya yakin anda akan terus mengincar pion raja yang lemah tersebut. Memusatkan penyerangan ke arah posisi raja dan melupakan bahwa pion menteri dan bidak-bidak lain sedang memasuki jantung pertahanan anda.


Ketidakpastian masa depan duet SBY-Kalla, suara-suara kader Golkar yang menghendaki Kalla sebagai capres dan pernyataan Wakil Ketua DPP Partai Demokrat mengenai perkiraan perolehan suara Golkar pada Pemilu 2009 – yang membikin berang orang-orang Golkar tentu – adalah bagian dari langkah-langkah itu.


Apabila anda belum yakin dengan pengamatan saya ini, anda bisa lihat sikap Wakil Presiden Jusuf Kalla sendiri. Apakah tampak kalau dia bermusuhan dengan SBY?


Sumber gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcr-uVacZgbWNocFFTxD7fhpFXqUrbEfFwSvY9bOk4Q1nXPqQ38Bgiw123hZ5fQkGvsRKxT92kWIIp_nsaYhwh-YS7FJz3HOMedqgTN03YPU_8UWNRlqDJ2uAqjCW0HdJtw8q_uWWFEUE/s320/015-noiz+-+czechmate_1600x1200.jpg


Baca juga :

1. Membaca Strategi Perang SBY

2. Melihat Presiden SBY "Bermain Catur" (Bagian 1)

3. Melihat Presiden SBY "Bermain Catur" (Bagian 2)

4. Melihat Presiden SBY "Bermain Catur" (Bagian 3)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar