Sabtu, September 13, 2008

Melihat Presiden SBY “Bermain Catur” (Bagian 2)


Pernah tayang di Wikimu pada Kanal Opini, Kamis 11-09-2008 09:06:27


Menilai seorang SBY adalah menilai seorang ahli strategi ulung (baca http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=8537 dan http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=8981) dalam sebuah permainan catur politik. Bagi seorang pemain catur, pengorbanan pion-pion di dalam permainannya adalah hal biasa dan itu dimaksudkan untuk mempengaruhi pikiran lawan sekaligus membongkar pertahanan musuh. Pengorbanan yang diambil harus sesuai dengan nilai strategis yang didapat. Berkorban satu pion tidak akan merugikan apabila akhirnya berhasil menewaskan beberapa pion musuh dan memporakporandakan permainan lawan.

Pengorbanan perwira gajah

Sejatinya pion perwira gajah adalah pelindung jalur Raja sekaligus pendobrak pertahanan musuh dari jarak jauh. Pengorbanan seorang pecatur berupa pion perwira gajah biasanya harus bernilai tinggi dengan mendapatkan, paling sedikit pion kuda lawan. Dan langkah ini ternyata – seperti sudah diduga oleh saya sebelumnya – akan diambil oleh SBY. Perwira gajah itu adalah Aulia Pohan, besannya sendiri yang pernah menduduki jabatan Deputi Gubernur BI di masa pemerintahan presiden Megawati.

Semakin jelasnya kasus suap terhadap Komisi IX DPR RI

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar mengisyaratkan nasib Aulia Tantowi Pohan bakal sama dengan para petinggi Bank Indonesia lainnya yang kini ditahan.

Saat dicegat usai rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, Rabu (10/9), Antasari pun menyatakan pihaknya berpijak pada proses dan melalui tahapan-tahapan. Dan menurutnya surat dakwaan terhadap Burhanuddin Abdullah (mantan Gubernur BI) adalah bersama-sama dengan beberapa orang lainnya. Ini menunjukkan kalau KPK tidak tebang pilih dalam kasus penyuapan terhadap Komisi IX DPR RI untuk menggolkan Miranda S. Goeltom sebagai Gubernur BI.

Dalam dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI tersebut, Antasari dicecar pertanyaan terkait status Aulia Pohan yang kini masih sebagai saksi. Walaupun status Aulia juga sebagai besan presiden, Antasari menegaskan bahwa tidak ada tebang pilih dalam pemberantasan korupsi. Yang dihukum kan perbuatannya, bukan statusnya, jelasnya.

Di dalam surat dakwaan terhadap mantan Gubernur BI Burhanuddin Abdullah secara jelas disebutkan bahwa Aulia Pohan bersama-sama dengan yang lainnya ikut melakukan pencairan dana suap tersebut.

Lawan yang mulai kelimpungan

Lawan SBY di depan papan catur sudah terlihat garuk-garuk kepala. Bagaimana tidak ? Ternyata langkah strategis SBY telah membabat tidak sedikit pion-pionnya yang saat itu menjadi sebagian besar anggota Komisi IX DPR RI dan ikut merasakan nikmatnya aliran dana Rp. 20 milyar tersebut. Maklum saat itu kemenangan berada pada partainya sehingga beberapa anggota legislatif dari partai tersebut mengisi sebagian besar keanggotaan di Komisi IX DPR RI.

Sekarang, kita tinggal menunggu saja apa langkah-langkah selanjutnya, karena Pemilu 2009 sudah semakin dekat dan suhu politik pun semakin panas.



Sumber: Harian Pagi Banjarmasin Post tanggal 11 Septembe 2008


Baca juga :

1. Membaca Strategi Perang SBY

2. Melihat Presiden SBY "Bermain Catur" (Bagian 1)

3. Melihat Presiden SBY "Bermain Catur" (Bagian 3)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar