Pernah dimuat di Wikimu pada Kanal Opini, Jumat 30-05-2008 14:21:57
Catur, kata teman saya, adalah sebuah simulasi sebuah peperangan. Permainan catur bukan sekedar masalah menang dan kalah yang bersifat kebetulan, tapi adalah kemenangan yang diraih dengan strategi dan perhitungan yang matang. Kata teman saya yang memang gemar bermain catur - kebetulan saya bukan pemain catur yang handal - permasalahan utama dalam permainan catur adalah permasalah position (letak) dan timing (waktu). Permasalahan buah catur mana yang tersisa bukanlah masalah bagi seorang pecatur handal, tapi yang prinsip adalah letak-letak buah catur tersebut di atas papan dan kapan serta ke petak mana buah catur itu dipindahkan.
Mengurus negara ini seperti bermain catur, kata teman saya lagi. Pengaturan strategi perang yang baik di dalam permainan catur akan sama pentingnya apabila diterapkan di dalam pengaturan strategi mengurus negara. Strategi yang dibicarakan di sini adalah strategi mengeluarkan kebijakan ke publik. Pemerintah sebagai penghasil kebijakan adalah suatu pihak di satu sisi dan publik adalah pihak lain di sisi yang berseberangan. Apabila publik berpotensi melawan kebijakan, maka publik bisa menjadi "musuh" bagi pemerintah . Dan bagi pemerintah tidak ada jalan lain bahwa publik harus dibikin tunduk terhadap kebijakan tersebut dengan cara apa pun.
Ahli strategi perang
Presiden SBY dikenal sebagai seorang Jendral TNI dan Panglima Tertinggi yang benar-benar mempunyai pengalaman di bidang militer selama puluhan tahun dengan berbagai bidang dan jabatan, antara lain pernah menjabat dosen di Seskoad (Sekolah Staf Komando Angkatan Darat), Command and General Staff College di Amerika Serikat, komandan pasukan dan teritorial, perwira staf, pelatih dan dosen, baik di daerah operasi maupun markas besar, Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad, Panglima Kodam II Sriwijaya dan Kepala Staf Teritorial TNI, dan lain sebagainya.
Sebagai seorang yang mempunyai pengalaman setumpuk di bidang perang dan strategi peperangan dalam hampir sebagian besar hidupnya seperti tersebut di atas, tentu SBY akan memandang pengaturan negara ini menurut cara pandang seorang tentara. Seorang pengatur strategi perang akan melihat "lawan-lawannya" dengan penuh perhitungan dan tidak gegabah, karena kesalahan perhitungan sedikit saja dalam sebuah pengaturan strategi perang, bisa membawa akibat fatal dan akan berujung pada kekalahan.
Taktik menciptakan kebingungan lawan
Dalam filsafat perang Zen disebutkan bahwa mengenal musuh dengan jelas adalah merupakan sebuah kemenangan awal. Dan ini berarti pihak yang tidak mengenal musuhnya adalah pihak yang lemah dan cenderung kalah. Dalam sebuah perang, kebingungan yang terjadi dalam sebuah pasukan tempur bisa berakibat kacaunya komando dan bisa berarti melemahnya mental sehingga akan menumbuhkan rasa takut di hati prajurit. Kebingungan dan ketakutan dalam sebuah peperangan adalah sebuah kombinasi buruk yang bisa berakibat sebuah kekalahan telak.
Rencana pemerintah menaikkan harga BBM beberapa waktu yang lalu menurut sebagian pengamat ekonomi dan sosial berkesan tidak terencana dan sangat tidak jelas. Rumor yang beredar seperti absurd dan tidak jelas sehingga masyarakat dibikin bingung akan kepastian kenaikan harga BBM tersebut. Kenaikan harga BBM di tingkat dunia sudah jelas terjadi secara berfluktuatif setiap saat, dan sebagai imbas langsung sepertinya kenaikan harga minyak di dalam negeri sudah tidak bisa dihindarkan.
Beberapa pengamat dan pakar ekonomi memberikan pendapat sebaliknya bahwa harga BBM tidak perlu dinaikkan dengan alasan pemerintah bisa mencari solusi lain untuk menutupi pembengkakkan biaya yang mungkin terjadi pada kas negara. Ditambah lagi desakan dari bagai pihak kepada pemerintah untuk membatalkan rencana menaikkan harga BBM. Pendapat para pakar-pakar tersebut turut menambah lengkap penyebab kebingungan publik, apakah harga BBM di dalam negeri akan dinaikkan dan subsidinya dikurangi atau tidak jadi ?
Publik yang bingung, termasuk para mahasiswanya, akan sulit untuk menentukan langkah. Di awal-awal bulan sebelum kenaikkan harga BBM demonstrasi-demonstrasi kecil yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa seperti tidak mendapatkan dukungan dari teman sejawatnya sesama mahasiswa dari daerah-daerah lain, apalagi kalau mengharapkan dukungan masyarakat. Masyarakat selain bingung akan kepastian kenaikan harga BBM, juga sedang sibuk mempersiapkan diri secara ekonomi dan mental apabila sewaktu-waktu harga BBM benar-benar dinaikkan oleh pemerintah. Jadilah kelompok mahasiswa kehilangan "partnernya".
Pasukan lawan yang terpecah
Kelompok mahasiswa dan masyarakat umum seperti dua orang yang tidak saling mengenal. Mahasiswa sibuk dengan program-program demonstrasinya, dan masyarakat yang masih bingung terlihat sibuk dengan persiapan mental dan ekonominya menghadapi kenaikan harga BBM.
Ketika kenaikan harga BBM mendekati hari H-nya, konstelasi demonstrasi oleh para mahasiswa meningkat di mana-mana, tapi bagaimana dengan masyarakat luas ? Ternyata tidak ada sedikitpun pergerakan di tengah masyarakat, kebanyakan mereka hanya berharap bahwa demo para mahasiswa akan dapat mengetuk hati pemerintah dan harga BBM di dalam negeri tidak jadi dinaikkan. Bahkan ada sebagian masyarakat yang mencibir bahwa demo oleh para mahasiswa itu sia-sia saja, seperti pelanduk melawan gajah. Sepertinya kenangan sentimentil akan mahasiswa tahun 1998 yang berhasil mengulang kejayaan parlemen jalanan mahasiswa tahun 1966 di masa lampau, tidak akan terulang di tahun 2008 ini. Karena ternyata "pasukan" mahasiswa dan rakyat yang telah berhasil membuahkan reformasi di tahun 1998 telah terpecah, jadilah tinggal mahasiswa sendiri yang harus menghadapi "perang" tanpa harapan.
Bom BLT
Setelah berhasil menciptakan kebingungan dan perpecahan, pemerintah pun sudah menyiapkan langkah stategis berikutnya, yaitu menjatuhkan bom yang bernama Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bom ini tidak hanya akan menambah jauh jarak antara mahasiswa dengan rakyat, tapi juga sanggup memecah-belah barisan mahasiswa sendiri dan juga menambah kebingungan yang sudah terakumulasi terus berlanjut. Pasukan menjadi kocar-kacir. Rakyat kecil beramai-ramai mendaftarkan diri untuk mendapatkan jatah BLT, aparatur di daerah mengalami kebingungan apakah harus melaksanakan perintah pembagian BLT ini atau menolaknya, bahkan para mahasiswa juga bingung setelah pemerintah menjatuhkan bom BLT ke barisan mahasiswa. Ya, setiap mahasiswa juga akan diberikan BLT setiap satu semester sebesar Rp.500 ribu !
Kebingungan menghadapi akibat langsung kenaikan harga BBM dan rasa sukacita karena mendapatkan BLT bercampur aduk di tengah masyarakat. Para supir angkot dan angkutan umum lainnya demo menuntut kenaikan tarif angkutan, sementara masyarakat sedang "menikmati" kenaikan harga barang kebutuhan hidup sehari-hari sambil berharap bisa mendapatkan BLT, dan mahasiswa sibuk terus berdemo dan seperti keasyikan sendiri. Sebuah suasana "perang" yang kacau dan tidak fokus.
Kemana partai-partai politik ?
Komentar miring sebagian pengurus partai-partai politik, terdengar hambar dan tidak menyentuh di hati rakyat. Komentar-komentar dari mereka berkesan asal keluar setelah mendengar suara-suara sumbang di tengah masyarakat yang mempertanyakan perihal keberadaan mereka ketika rakyat berteriak-teriak kebingungan menghadapi kenaikan harga BBM dan akibatnya terhadap perekonomian rakyat. Bahkan komentar seorang mantan presiden yang dulu juga pernah menaikkan harga BBM berkesan seperti dagelan karena kemudian diujung komentarnya mengungkapkan alasan kenapa dulu dia menaikkan harga BBM.
Barangkali kita bisa menjadi maklum karena partai-partai itu sedang sibuk bersiap-siap diri menghadapi Pemilu 2009, baik persiapan personal maupun persiapan dana. Partai-partai politik di negeri ini memang tidak ada yang betul-betul kaya, sehingga masih mengharapkan dana Pemilu dari pemerintah untuk operasionalnya. Kalau sudah begini bagaimana mungkin mereka bisa bicara dengan benar ?
Jadi karena semua kondisi inilah mungkin yang membuat pemerintah, dalam hal ini Wakil Presiden Jusuf Kalla berani mengungkapkan rencana pemerintah untuk kembali menaikkan harga BBM untuk kedua kalinya. Hanya Tuhan Yang Tahu.
Baca juga :
1. Melihat Presiden SBY "Bermain Catur" (Bagian 1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar