Jumat, Mei 01, 2009

Bisakah Kita Menangis untuk Orang Lain?

Seorang bapak tua tampak menangis sesegukan sambil menatap sebuah bangunan ruko yang terbakar di sebuah lokasi pasar. Sambil menyeka air mata dia menatap pilu kobaran api yang kian membesar yang sedang ditangani oleh sekelompok petugas pemadam kebakaran.


“Kenapa menangis, Pak?” terdengar suara seorang perempuan yang sedang berdiri di sisinya.


Sambil menunjuk ruko yang sedang terbakar itu si bapak tua berkata, “Itu, khan hasil jerih payah Bapak dari muda, mengumpulkan uang sen demi sen dari hasil dagangan hingga kita berhasil memiliki beberapa toko sendiri seperti sekarang ini. Sedangkan kamu tinggal menikmati saja hasilnya.”


Perempuan yang ternyata anak si bapak itu berkata, “Bapak tidak perlu menangisinya, Pak?”


“Kenapa?” tanya si bapak tua keheranan sambil menatap anaknya dengan dahi berkerut dan terlihat agak marah.


“Ruko itu, khan sudah Bapak jual sebulan yang lalu kepada orang lain,” jawab anaknya sambil menyeka air mata bapaknya dengan penuh sayang.


Si bapak tua tertegun, beberapa saat kemudian sambil sedikit tersenyum dia berucap, “Syukurlah”.


Si bapak tua itu rupanya lupa bahwa dia telah menjual rukonya kepada pedagang lain sebulan yang lalu, sehingga dia merasa sedih ketika melihat ruko itu terbakar. Tetapi ketika dia diingatkan bahwa dia sudah menjualnya kepada orang lain dan ruko itu sudah bukan lagi miliknya, kontan dia tersenyum dan mengucapkan syukur.


Wajarkah reaksi si bapak tua itu? Dari kacamata umum wajar-wajar saja, khan ruko itu bukan miliknya. Buat apa juga menangisi ruko milik orang lain yang terbakar, kayak kurang kerjaan saja.


Namun akan berbeda kalau kalimatnya diganti: Wajarkah menangisi kehilangan orang lain? Dengan kata lain si bapak tua tadi turut bersedih atas musibah yang dialami oleh orang lain yang sekarang memiliki rukonya itu. Di sini ada makna kebersamaan, persaudaraan dan tolong-menolong.


Seandainya saja banyak orang bisa bersedih dan menangis untuk kehilangan, musibah, dan kemiskinan yang dialami oleh orang lain, kemudian merealisasikan rasa sedihnya dengan memberikan bantuan, kemudahan dan jalan keluar, tentunya banyak permasalahan bisa diatasi di negeri ini.




Sumber gambar : http://allento.files.wordpress.com/2009/03/cry1.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar