
Yang cukup menarik untuk diperhatikan (sekedar intermeso) adalah singkatan nama-nama mereka. Meskipun tidak ada hubungannya dengan sebuah perusahaan kendaraan bermotor dari Jepang yang menguasai pasar kendaraan roda dua di
Budiono Siap laga
Permainan “catur” SBY sekarang seperti pertandingan seorang master catur menghadapi lawan-lawannya secara simultan. Dua papan sedang dihadapi SBY-Berbudi, yakni JK-Win dan Mega-Pro.
Sebagai pion bidak yang berhasil menjadi menteri, Budiono juga bisa berperan sebagai apa saja, gajah yang bijak tapi berkekuatan besar, kuda yang lincah dan sulit diprediksi langkah-langkahnya atau benteng yang kokoh namun bisa menerobos jauh. Sungguh tidak keliru SBY telah memilih Budiono sebagai pasangannya, terlepas dari isu miring yang mengiringinya.
Di masyarakat awam isu neoliberalisme ibarat memutarkan lagu klasik Beethoven di kalangan penyuka dangdut, ngga nyambung. Bagi dunia pengusaha sosok Budiono jelas bukan sosok asing, dan perpaduannya dengan SBY menumbuhkan harapan perbaikan ekonomi
Permainan satu babak?
Lawan tandingnya bukan lawan sembarangan, dan sudah berpengalaman banyak di dunia politik, dan SBY-Berbudi menyadari hal itu. Peluang kemenangan terbuka untuk semua pihak, apalagi sebagian dari 40 persenan suara golput akan ikut kembali dalam Pilpres kalau Daftar Pemilih Tetap (DPT) benar-benar diperbaharui.
Dengan dukungan dari partai-partai politik lainnya sebagai teman koalisi, masing-masing pasangan siap bertarung memenangkan kursi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia di Pilpres pada tanggal 8 Juli 2009 nanti.
Banyak orang meyakini permainan akan berlangsung dua babak. Tetapi apakah salah kalau berharap permainan lebih cepat selesai? Karena agenda pembangunan masih menunggu untuk dilaksanakan. Lumayan waktu dan dana untuk Pilpres putaran kedua dapat diarahkan ke sektor lain yang masih perlu dituntaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar