Rabu, Juli 22, 2009

Fakta Sejarah Hegemoni Politik Amerika Serikat (AS) di Dunia dan Konspirasi Terorisme (Bagian 2)

Tulisan ini mengungkapkan fakta-fakta mengenai konspirasi terorisme khususnya serangan terhadap gedung World Trade Center (WTC) di New York, AS pada tanggal 11 September 2001. Serangan yang kemudian menjadi titik awal legalisasi program “peperangan global terhadap terorisme” yang dicanangkan oleh pemerintan AS di bawah kepemimpinan Presiden George Walker Bush.


Program anti terorisme itu kemudian memaksa negara-negara dunia ketiga untuk bersekutu dengan AS melawan terorisme, dan sekaligus disebabkan kerjasama itu bersedia untuk menerima resiko berhadapan dengan teror-teror.



Al-Qaeda dan Osama bin Laden, tokoh rekaan demi kucuran anggaran


“Kebenarannya adalah, tidak ada tentara Islam atau kelompok teroris yang disebut Al-Qaida. Dan setiap petugas intelijen yang diberitahukan mengetahui hal ini. Tetapi ada suatu kampanye propaganda untuk membuat publik percaya akan kehadiran sebuah kesatuan seperti itu. Dan negara di balik propaganda ini adalah Amerika Serikat” – Robin Cook, mantan Sekretaris Luar Negeri Inggris.


Perhatikan juga kelepasan bicara oleh Dick Cheney, Wakil Presiden dari George W. Bush yang mengatakan, “Memang kita belum pernah membuat kasus, atau membantah kasus yang mana Osama bin Laden secara langsung terlibat dalam peristiwa 11 September. Bukti itu tidak pernah ada”.


Dalam 2007, departemen pertahanan menerima 161,8 milyar dolar AS untuk apa yang disebut “peperangan global terhadap terorisme”. Menurut National Counter Terrorism Center, dalam 2004 dengan perkiraan kasar 2.000 orang dibunuh di seluruh dunia yang diduga disebabkan aksi teroris. Jumlah itu, sekitar 70 orang adalah warga Amerika. Menggunakan angka ini sebagai rata-rata secara umum adalah menarik untuk dicatat bahwa sebenarnya dua lebih banyak orang mati karena alergi kacang tanah dalam setahun dibandingkan dengan hasil perbuatan para teroris. Selain itu, penyebab utama kematian di Amerika adalah penyakit serangan jantung, telah menewaskan – dengan perkiraan kasar – sebesar 450,000 orang setiap tahun. Dan, dalam tahun 2007, alokasi dana dari pemerintah AS untuk riset penyakit jantung hanya sekitar 3 milyar dolar AS.


Ini berarti bahwa pemerintah AS dalam tahun 2007 membelanjakan anggaran 54 kali lebih banyak untuk mencegah terorisme, dibandingkan dengan pembelanjaan untuk mencegah suatu penyakit yang membunuh 6600 kali lebih banyak.


Hingga saat ini, nama terorisme dan Al-Qaida secara sewenang-wenang dimasukkan dalam setiap laporan berita yang berhubungan dengan berbagai tindakan yang berlawanan dengan kepentingan AS, dan dongeng semakin meluas. Di pertengahan 2008, jaksa agung AS benar-benar mengusulkan agar konggres AS secara resmi mendeklarasikan peperangan melawan khayalan. Belum lagi hingga july 2008, ada lebih dari 1 juta orang sekarang ini termasuk dalam “daftar pengawasan terhadap teroris di AS”.


Di sini yang disebut tindakan perlawanan terhadap terorisme tentu saja tidak ada hubungannya dengan perlindungan sosial, dan segala yang dilakukan atas pemeliharaan di antara pertumbuhan sentimen anti Amerika, baik lokal maupun internasional, yang secara legal didasarkan pada ketamakan perluasan kerajaan bisnis dengan mengeksploitasi dunia.

Teroris yang sebenarnya dari dunia kita tidak akan ditemukan di lorong-lorong pada tengah malam, atau menjerit Allahu Akbar sebelum melakukan tindakan yang kejam. Teroris yang sebenarnya adalah pakaian kita yang berharga 5.000 dolar dan bekerja dalam posisi keuangan tertinggi, dalam pemerintahan dan bisnis.



Penurunan pembelian saham dan lemahnya sistem keamanan yang misterius sebelum serangan 11 September atas WTC


Aksi beli saham mengalami penurunan menukik tajam pada tanggal 11 September yang berhubungan dengan saham penerbangan dan asuransi, hingga mengalami kekalahan 600% tepat sebelum tanggal 11 September, yang berarti bahwa ada orang yang mengetahui tentang serangan-serangan tersebut sebelum terjadi. Siapakah persisnya seseorang itu? Merrill Lynch dan HSBC, Morgan Stanley Dean Witter dari Bank of America, pengusaha pabrik senjata Raytheon, Lehman Brothers, General Motors, Swiss Re, Munich Re, dan AXA Re insurance companies yang memiliki 25% daham American Airlines. Orang dalam ini membeli opsi menempatkan melalui Deutsche Bank. Buzzy Krongard, mantan direktur eksekutif CIA, secara kebetulan adalah juga manajer Deutsche Bank.


Pada tanggal 18 Agustus, satu bulan sebelum serangan 11 September, sebuah artikel di New York Times oleh wartawan Sheila K. Dewan menggambarkan sebuah kelompok yang terdiri dari empat seniman asing yang menyelundupkan diri ke dalam World Trade Center (WTC) hanya beberapa bulan sebelum 11 September. Seniman menempati ruang studio gratis di lantai ke-91 dengan 14 seniman lainnya dan mengaku telah menulis sebuah buku yang disebut B-Thing. Mereka juga mengaku membangun sebuah balkon sementara di lantai ke-91 sebagai sebuah kelakar. Bagaimanapun juga ini dikatakan, seniman yang suka berolok-olok ini dapat meloloskan diri dari perhatian sistem keamanan perusahaan level tinggi di gedung WTC. Saudara George W. Bush, Marvin Bush secara kebetulan adalah direktur Securacom yang menyediakan pengamanan elektronik untuk gedung WTC. Dengan beberapa kebetulan yang misterius, perusahaan Marvin Bush juga menjadi penyedia perangkat pengamanan elektronik United Airline yang pesawatnya ditabrakkan ke WTC dan Dulles Airport tempat pesawat tersebut berangkat.



Bush melibatkan dirinya sendiri ketika berada di California


Informasi berikut telah dimintakan berdasarkan FOIA (The Freedom Of Information Act), semacam peraturan atau hukum yang memberikan hak kepada publik untuk meminta data dari pemerintah, yang mana permintaan FOIA ini menimbulkan sebuah kenyataan yang diingkari poin-poinnya dan ditutup-tutupi oleh Gedung Putih.


Salah satu dari bukti yang sedikit lebih memberatkan dari keterlibatan pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam tragedi 11 September adalah kenyataan George Bush sudah memberi tahu kami, dalam lebih dari satu kali kesempatan, bahwa dia melihat untuk pertama kalinya gedung WTC mendapat serangan udara, di televisi, sebelum dia memasuki ruang kelas di suatu sekolah di Florida itu pada pukul 9 pagi.


Bagaimanapun, satu-satunya video yang diketahui mengenai peristiwa sepanjang hari di wilayah sekitar WTC itu, berada dalam kamera si kameramen. Dan hasil rekamannya disiarakan pertama kali sekitar 15 jam setelah kejadian itu.

Kita ingin melihat video yang disaksikan oleh Bush pagi itu! Karena sudah jelas, Presiden Bush sedang menyaksikan sebuah video yang tak dikenal dari beberapa jaringan komunikasi yang telah “mengantisipasi” serangan yang “mengejutkan” itu.


Ketika menara pertama dari gedung WTC dihantam pada pukul 8:46, George Bush sedang berada di dalam sebuah limosin 2001 kepresidenan AS. Jika anda memperhatikan ketebalan dari atap sarana limosin itu, tidaklah sulit untuk mengkhayalkan kalau di sana tertanam susunan antena satelit yang bertingkat.


Niscaya antena itu mampu, bukan hanya menerima tetapi juga memancarkan siaran langsung video via satelit selagi limosin itu bergerak. (Siapapun dengan 2.000 dolar AS dan berlangganan transmisi satelit dapat melakukan hal itu di dalam mobilnya).


Amerika Serikat mempunyai sebuah cabang dari Departemen Pertahanan dan tidak banyak orang yang mengetahuinya, yaitu Defense Information Systems Agency (DISA). Badan ini membuatnya menjadi mungkin untuk secara umum melihat gambaran-gambaran medan perang secara langsung dan video moncong-moncong roket secara nyata dari seluruh dunia via satelit. Mereka juga bertanggung jawab untuk membawa gambaran-gambaran dari jenis ini kepada POTUS (President Of The United States). Inilah statemen dari misi mereka:


Defense Information Systems Agency (DISA) adalah sebuah agensi pendukung pertempuran yang bertanggung jawab atas perencanaan, rekayasa, perolehan, lapangan, dan pendukung Global Net-Centric Solutions dan mengoperasikan Defense Information System Network untuk melayani kebutuhan President, Wakil Presiden, Secretary Pertahanan, dan komponen-komponen DoD yang lain, dalam semua kondisi, baik damai dan peperangan.


Dari beberapa fakta di atas, masihkah Wikmuers meyakini bahwa serangan 11 September 2001 atas gedung WTC di New York, AS, yang menjadi dasar “peperangan global terhadap terorisme” merupakan hasil perbuatan para teroris seperti selama ini kita baca dan dengar di media? Dan bagaimana pula serangan-serangan teror setelah itu di negara-negara lainnya, seperti yang terjadi di Jakarta tanggal 17 Juli kemarin?




Sumber :

http://conspiracyrealitytv.com/zeitgeist2-the-movie-addendum-money-creation-central-banks-and-economic-slavery/ dan artikel lain pada situs yang sama

http://911blimp.net/aud_BushImplicatesBush.shtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar