Minggu, Juli 12, 2009

Harakiri Ala Lembaga Riset Informasi (LRI)

Ibarat perang, maka Pemilu juga memakan korban. Seperti calon legislatif yang sedeng, anggota dewan yang menjadi pengangguran lagi, pemilih yang terpaksa golput karena tidak masuk DPT, capres-cawapres yang siap pulang kandang, dan yang terakhir; lembaga survey yang harakiri (bunuh diri tradisi Jepang).


Setelah melihat hasil sementara perolehan suara Pilpres 2009 berdasarkan perhitungan cepat atau quick count yang menunjukkan kemenangan mutlak untuk pasangan Susilo Bambang Yodhoyono (SBY)-Boediono, Lembaga Riset Informasi (LRI) – diwakili pentolannya Johan Silalahi, yang juga berada di balik iklan kampanye pasangan Jusuf Kalla-Wiranto – menyatakan membubarkan LRI sebagai wujud pertanggungjawabannya (B.Post 9/7).


Sebelumnya LRI merilis ke publik hasil survey polling pemilih yang dilakukannya, yakni dengan memberikan jaminan bahwa Pilpres akan berlangsung dua putaran. Dikatakannya, survey yang dilakukan di 15 provinsi terpadat di Indonesia ini telah melibatkan 4.000 sampai 12.000 responden per provinsi. Dengan margin of error di bawah dua persen, survey ini juga dikombinasikan dengan analisa sejumlah media massa. Dengan prediksi perolehan suara di atas 30 persen untuk pasangan SBY-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto, serta di atas 20 persen untuk Megawati-Prabowo, LRI yakin Pilpres akan berlangsung dua putaran.


“Jika pilres satu putaran, saya langsung menutup LRI. Silakan dicatat,” ujar Johan Silalahi, Direktur LRI (B.Post 8/7).

Ternyata kenyatan berkata lain. Dengan perolehan suara lebih dari 60% versi quick count untuk pasangan SBY-Boediono, maka dijamin Pilpres akan berlangsung satu putaran. Untuk itu, dengan tegas Johan Silalahi berkata, “Kami berani menyatakan bahwa Yudhoyono adalah Presiden Indonesia untuk masa jabatan 2009-2014. Pilpres tahun ini juga hanya satu putaran. Karena berbeda dengan survey terakhir, saya membubarkan LRI sebagai bentuk tanggung jawab.” (B.Post 9/7).


Karena dilandasi sikap seorang ksatria, harakiri ala LRI ini patut diberikan hormat yang mendalam. Haik, Sayonara!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar