Sabtu, Agustus 30, 2008

Humor Selebritis dan Politisi (intermeso)

Pernah dimuat di Wikimu pada Kanal Gaya Hidup, Rabu 16-04-2008 11:44:07


Dua orang cewek penyanyi dangdut sedang bertemu di suatu panggung hiburan. Ketika sedang beristirahat, yang seorang bertanya kepada yang lain. “Kenapa, sih kamu tidak dicekal, padahal goyangan pinggul kamu sama hotnya dengan goyanganku ?”, tanya penyanyi dangdut yang karena goyangannya pernah dicekal di beberapa daerah.

“Itu karena di saat bergoyang, aku menghadap ke arah penonton, sedangkan kamu membelakangi mereka,” jelas temannya.

-oo00oo-


Dua orang pengedar narkoba bertemu di suatu tempat yang sepi, kemudian kedua-duanya sama-sama mengeluarkan barang dagangannya. Ketika sedang asyik mengobrol, tiba-tiba dari tempat tersembunyi berlompatan keluar beberapa anggota polisi sambil menodongkan pistolnya dan salah satu polisi yang tampaknya adalah seorang komandan berteriak,”Angkat tangan dan jangan bergerak ! Tiarap ke tanah perlahan-lahan dengan kedua tangan ke belakang dan jangan mencoba-coba untuk lari. Cepat, tiarap !”

Salah satu dari pengedar itu pun dengan gugup dan muka pucat langsung mematuhi instruksi itu. Dan dengan sekejap dia pun sudah berada di dalam mobil polisi dan langsung dibawa ke kantor polisi. Ketika di dalam mobil polisi, dia bingung karena temannya tadi yang sama-sama pengedar tidak terlihat bersamanya. Dengan rasa penasaran dia pun bertanya kepada polisi yang duduk di sampingnya,”Pak, teman saya tadi mana. Kok, dia tidak ikut ditangkap ?”

Polisi yang ditanya itu pun menjawab, ”Bodoh kamu, kalau kami menangkapnya, bagaimana kami bisa menangkap kamu seperti ini. Nanti kami tinggal mengikuti dia, pasti kami akan menemukan teman-teman kamu yang lain dan tinggal menangkap mereka satu per satu.”

--oo00oo—

Salah seorang bandar besar narkoba yang telah ditangkap dan sedang dalam pemeriksaan polisi, sedang ditanya seorang wartawan sebuah surat kabar. “Mas, seperti kita ketahui, sekarang khan banyak artis-artis yang jadi pengguna narkoba dan terus tertangkap. Menurut mas, kenapa artis-artis tersebut mudah sekali tertangkap, lalu diekspose secara berlebihan ?” tanya wartawan itu. ”Apakah ada unsur-unsur kesengajaan atau rekayasa dari pihak-pihak tertentu ?”

“Tentu saja ada.”jawab sang bandar itu penuh antusias.”Yang melaporkan artis-artis yang menggunakan narkoba itu, ya kami-kami ini, bandar-bandar besar. Coba mas pikir, kalau kami memasang iklan untuk mempromosikan barang dagangan kami, khan ngga mungkin. Lah, cara mudah dan tidak mengeluarkan duit, ya pakai jasa artis-artis tersebut. Lihat saja, setelah banyak artis yang tertangkap, barang kami tambah laku dan semakin banyak dicari orang.”

--oo00oo—


Di ruang makan di sebuah Lapas, tampak para narapidana sedang beristirahat makan siang sambil mengobrol santai di bawah pengawasan sipir Lapas. Di sebuah meja dua orang napi sedang mengobrol hangat, terlihat keduanya akrab seperti sudah lama kenal. Si napi yang agak gemukan dan lebih muda, adalah seorang pejabat yang dihukum karena ketahuan telah menerima suap, memulai pembicaraan. “Bang,” celetuk si napi yang agak gemukan itu.”Antara kita berdua banyak kesamaannya, ya Bang.”

“Maksud kamu apa ?” tanya si napi kurus dan berumur lebih tua. Dia ternyata adalah seorang artis gaek yang dihukum karena kasus kepemilikan narkoba.

“Maksud saya, kalau kita telah bebas kita akan sama-sama kehilangan pekerjaan, Bang,”kata si gemuk bermaksud berakrab-akrab.”Kalau saya diberhentikan dari jabatan saya, kalau Abang akan dijauhi teman-teman dan tidak diajak main film atau sinetron lagi.”

“Ah, tapi ada bedanya, kok,”potong si kurus menimpali.

“Apa bedanya, Bang ?”tanya si gemuk.

“Kalau kamu mungkin akan menjadi pemakai narkoba karena frustasi, “jelas si Kurus.”Bahkan mungkin kamu akan menjadi pengedar untuk mencari uang. Kalau aku ? Mana mungkin bisa menjadi pejabat, apalagi untuk menerima suap.”

--oo00oo—

Di saat istirahat di sebuah acara pelatihan para pejabat bupati, seorang peserta yang tadi ditegur dan dimarahi karena tertidur di saat Presiden sedang memberi pengarahannya, berkata kepada temannya.” Setelah aku dimarahi tadi, aku akhirnya menyadari kalau temanku telah berkata benar.”

“Maksudmu dia telah menasehati kamu bahwa seharusnya kita tidak boleh tidur di saat mendengar suatu pengarahan, dan harus betul-betul menyimak apa yang dibicarakan. Begitukah ?” tanya teman disebelahnya itu.

“Bukan, bukan itu.”jawab si bupati yang ketiduran itu,”Tetapi aku akhirnya menyadari bahwa apa yang kita mimpikan di dalam tidur itu akan bertolak belakang dengan kenyataan yang kita alami.”

“Maksudmu ?”Tanya temannya heran.

“Tadi ketika aku ketiduran, sebetulnya aku bermimpi sedang diberi penghargaan oleh Bapak Presiden sebagai bupati yang terbaik di seluruh Indonesia. Dan saat bersalaman denganku beliau memuji-mujiku terus. Sayang mimpi indah itu berakhir di saat kamu membangunkan aku.”ungkapnya sedih.

--oo00oo—

Tidak ada komentar:

Posting Komentar