Perhelatan akbar Anugerah Musik Indonesia (AMI Award) 2008 sukses digelar Selasa malam lalu, 15 April 2008. Bertempat di Istora Senayan, Jakarta dengan dihadiri para insan musik Indonesia serta masyarakat pemerhati musik, acara ini bak langit bertabur bintang, mewah dan gemerlap. Satu per satu bintang dipanggil ke atas panggung untuk menerima penghargaan dan diminta memberikan sambutan atas kemenangannya.
Yang menarik adalah ketika Erwin Gutawa memberikan sambutan atas keberhasilan anaknya, Gita Gutawa memperoleh penghargaan sebagai Pendatang Baru Terbaik, Album Terbaik dan Produser Terbaik. Dalam kesempatan tersebut Erwin secara tidak langsung menyindir grup Tiga Diva, yang terdiri dari Kris Dayanti, Titi DJ dan Ruth Sahanaya, sebagai kelompok yang kurang menghargai peran orang-orang yang selama ini berada di belakang layar dalam kesukseskan mereka. Seperti kata-katanya berikut ini :
"Esensinya sebuah album merupakan hasil proses kerjasama yang baik antara penyanyi dengan orang-orang di belakang layar, termasuk produser, pencipta lagu, sound engineering, dan lain-lain," kata Erwin dalam sambutannya.
”Penghargaan ini sangat berarti buat saya, karena merupakan jawaban atas orang-orang yang tidak mengakui kerja keras orang-orang kreatif di belakang layar," seru Erwin Gutawa penuh semangat yang disambut tepuk tangan penonton.
Yang menarik adalah Titi DJ dan suami sudah tidak berada di tempat ketika Erwin Gutawa memberikan sambutannya. Kabarnya Titi dan suami langsung pulang setelah selesai melaksanakan tugasnya menjadi MC. Kalau kita mau berprasangka baik, barangkali Mba Titi DJ sedang ada keperluan mendesak yang membuatnya harus meninggalkan acara tersebut walaupun acara belum selesai, dan bukan disebabkan tidak mau berlama-lama karena adanya Erwin Gutawa di acara tersebut.
Kalau kita flash back, sebetulnya perseteruan antara Tiga Diva dan KD Production dengan Erwin Gutawa dan Jay Subiakto sudah diselesaikan oleh kedua belah pihak secara damai dengan mengadakan pertemuan di sebuah hotel di Jakarta Selatan pada tanggal 19 Januari 2008. Dalam pertemuan yang kemudian dilanjutkan ke rumah Jay Subiakto tersebut, akhirnya disepakati untuk diadakan perdamaian antara pihak-pihak yang berseteru. Walaupun katanya pihak Tiga Diva mau berdamai lantaran merasa tidak enak berlama-lama di rumah orang (Jay Subiakto).
Seperti sudah diketahui pangkal perseteruan Tiga Diva dan Erwin Gutawa berawal dari pertunjukan Tiga Diva pada tanggal 31 Januari 2008 di Hotel Gran Melia. Saat itu, Tiga Diva untuk pertama kalinya tampil tanpa Erwin Gutawa, sebagai pembuat aransemen musik dan juga Jay Subiakto. Sebagai pengganti, Tiga Diva bekerjasama dengan Dian HP sebagai aranjer musik, serta seorang sutradara. Dari sini problem berawal. Erwin dan Jay merasa dikhianati oleh Tiga Diva. Menurut Erwin, Tiga Diva adalah proyek milik bersama dan telah disepakati untuk selalu jalan bersama-sama. Tapi alasan pihak Tiga Diva, pihak Erwin dan Jay mematok harga terlalu mahal sehingga ditolak pihak Hotel Gran Melia. Tapi pihak Erwin tetap keberatan karena Tiga Diva meggunakan aransemennya tanpa izin dalam penampilan tersebut.
Etika Bisnis dan Persahabatan
Bisnis adalah bisnis. Begitu orang Barat bilang. Ungkapan yang menunjukkan bahwa uang adalah segala-galanya dalam hubungan bisnis menurut orang Barat. Tapi bila kita melihatnya secara positif maknanya adalah dalam berbisnis profesionalisme lebih dikedepankan daripada kekeluargaan. Ketika profesionalisme menjadi ukuran, maka bisnis akan dapat berjalan dengan semestinya menurut ukuran-ukuran keprofesionalan. Dengan siapa pun kerjasama bisnis dijalankan, tidak akan pernah berakhir dengan permusuhan, karena masing-masing pihak menyadari ukuran-ukuran keprofesionalan yang dimiliki.
Permasalahan menjadi timbul bila ada pihak yang tidak menghargai profesi seseorang dengan sebagaimana mestinya, seperti menggunakan karya dan buah pikiran orang lain secara komersil tanpa izin pemiliknya. Lebih sangat disayangkan lagi bila tindakan ini akhirnya mengorbankan pertemanan dan persahabatan.
Sebuah kerjasama bisnis antar teman atau keluarga, memang sering membuahkan permasalahan. Tidak adanya perjanjian kerjasama tertulis atau kontrak kerja yang jelas, hanya lisan, sering berujung pada tuntut-menuntut yang tidak tuntas. Bagaimana pun asas kehati-hatian hendaknya selalu menjadi perhatian pada saat hendak memulai suatu hubungan kerjasama bisnis. Teman memang teman, tetapi aturan-aturan baku dalam berbisnis, baik dari segi hukum maupun etika harus dipenuhi. Dan semua itu harus dinyatakan dalam bentuk perjanjian tertulis yang disahkan secara hukum. Kasus perseteruan Tiga Diva dengan Erwin Gutawa dan Jay Subiakto ini tidak akan terjadi bila kerjasama bisnis tersebut sudah dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama yang disahkan dihadapan notaris. Memang awalnya agak repot, tapi kedua belah pihak akan berpikir dua kali untuk melanggarnya, karena akan berhadapan dengan permasalahn hukum.
Kasus perseteruan Tiga Diva dengan Erwin Gutawa dan Jay Subiakto ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita, bahwa persahabatan sesungguhnya lebih mahal dari setumpuk uang. Alangkah baiknya hubungan baik dengan teman dan sahabat kita tetap dijaga walaupun dalam hubungan bisnis terjadi perselisihan. Selesaikanlah permasalahan dalam bisnis dengan niat luhur tetap memelihara persahabatan yang sudah terjalin. Jadilah orang yang arif dan bijaksana dalam menyikapi setiap permasalahan. Dan kita harus yakin bahwa setiap pengorbanan yang kita berikan untuk sesuatu yang lebih luhur seperti persahabatan akan dibalas oleh Tuhan dengan balasan yang lebih baik. Bukankah memutus hubungan silaturahmi itu bisa berakibat berkurangnya rezeki, dan membina hubungan baik itu akan membuka pintu rezeki ? Semoga Tiga Diva dengan Bang Erwin dan Bang Jay kembali bersahabat seperti semula. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar