Sabtu, Agustus 30, 2008

Humor Selebritis dan Politisi (Intermeso) Episode 3

Pernah dimuat di Wikimu pada Kanal Gaya Hidup, Kamis 01-05-2008 08:55:00

Bertukar Profesi

Di sebuah acara makan malam kaum selebritis, di sebuah meja tampak dua orang sedang mengobrol dengan akrab sambil minum-minuman keras. Orang pertama adalah seorang bintang film terkenal dan yang lain adalah seorang politikus dari sebuah parpol besar. Pembicaraan semakin asyik, sehingga tanpa terasa cukup banyak minuman keras yang mereka minum. Ketika sudah semakin mabuk, si bintang film berkata,"Hei, kamu tahu kalau aku sebentar lagi akan berkarir di politik? Aku akan ikut pemilihan dan aku pasti akan mengalahkan kamu."

Si politikus tidak mau kalah. Dengan gaya yang sangat mabuk dia berkata, "Kamu pikir aku tidak bisa mengalahkan kamu, ya? Beberapa hari yang lalu aku juga sudah bermain film. Dan kebetulan pasanganku di film itu adalah istrimu. Kalau kamu tidak percaya, sekarang juga aku akan kirimkan film itu ke telepon genggammu."

--oo00oo-

Berbohong

Apakah perbedaan berbohongnya seorang penipu, tukang sulap dan politikus ?

Bagi penipu berbohong adalah sebuah pekerjaan, bagi seorang pesulap berbohong adalah keharusan, dan bagi seorang politikus berbohong adalah kebiasaan.

--oo00oo-

Pesan Terakhir

Di tengah lapangan terbuka yang lokasinya dirahasiakan, satu regu tembak sedang bersiap-siap melaksanakan tugasnya mengeksekusi tiga orang terpidana mati. Ketiga terpidana tersebut sudah berdiri di depan regu tembak dengan masing-masing tangan diikatkan pada sebuah tiang. Narapidana pertama adalah seorang teroris, kedua adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan ketiga adalah seorang pengedar narkotika kelas kakap.

Sebelum hukuman mati dilaksanakan, kepada terpidana mati dipersilakan untuk menyampaikan kata-kata terakhirnya. Si teroris berkata dengan berapi-api, "Alhamdulillah, sekarang sudah saatnya saya kembali kepada Allah dengan berbahagia. Saya tidak pernah merasa takut dan gentar !" Kemudian si pembunuh berkata dengan wajah tertunduk dan suara bergetar," Saya sangat menyesal telah melakukan perbuatan itu. Saya minta maaf. Semoga Tuhan mengampuni saya." Ketika datang giliran narapidana ketiga yang seorang pengedar narkoba, ternyata dia tidak berbicara sedikitpun. Dia hanya memanggil seorang sipir dan berbisik di telinganya, "Mas, keuntungan yang kemarin buat kamu tiga persen, sisanya kamu kasih ke temanku. Awas kalau kamu menipuku, hantuku akan datang menemuimu."

--oo00oo-

Demokrasi Terpimpin

Seorang anak gadis berkata kepada ayahnya yang sorang politikus dan penganjur demokrasi. "Yah, aku sangat mencintai Budi. Aku hanya mau menikah dengan dia, bukan dengan yang lain."

Ayahnya berkata dengan marah. "Ayah sudah menentukan pilihan untuk kamu. Pokoknya kamu harus mengikuti apa kata ayah. Kamu tidak boleh membantah dan berpendapat apa pun."

--oo00oo--

Salah Ucap

Ketika seorang politikus dari partai komunis sedang asyik menulis sebuah karya barunya di kamar kerjanya, salah seorang pelayannya masuk dan membawakan secangkir kopi panas kegemarannya. Si pelayan muda yang baru itu terlihat gugup ketika meletakkan cangkir kopi itu di hadapan tuannya, dan tanpa sengaja menyenggol botol tinta hingga terbalik. Isi botol tinta itu pun tumpah tepat mengenai lembaran yang sedang ditulis si politikus dari partai komunis tersebut..

"Ya, Tuhan," seru si politikus kaget. "Betapa bodohnya kamu berbuat seperti ini ! Kesalahanmu membuatku harus menulis sekali lagi !"

Pelayan itu pun akhirnya diberhentikan. Bukan lantaran telah menumpahkan air kopi ke atas kertas tuannya, tetapi lantaran si politikus dari partai komunis menyadari bahwa pelayan itu telah membuatnya "berdosa" karena mengucapkan sesuatu yang mestinya tidak diucapkannya.

--oo00oo--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar