Hari Bumi yang tahun ini jatuh pada hari Selasa, 22 April telah diperingati selama 38 tahun. Adakah perubahan yang terjadi dalam perlakuan kita terhadap bumi ? Sepertinya tidak. Kita ketahui lubang ozon semakin membesar, pemanasan global terus mengalami peningkatan, hutan yang dibabat bertambah luas, penggasakan sumber daya alam dilakukan dimana-mana. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa yang selalu menekan negara dunia ketiga perihal pelestarian lingkungan sebagai salah satu syarat atas bantuan yang akan diberikan, ternyata hanyalah pembual bermulut besar. Karena sebagian besar kerusakan di bumi ini adalah sumbangan dan peran serta mereka. Merekalah yang memiliki industri-industri raksasa yang menyumbang sebagian besar polutan di darat, laut dan udara. Mereka adalah pengguna terbesar bahan-bahan tambang dan hasil hutan yang dieksploitasi di negara-negara dunia ketiga. Negara-negara besar itulah yang paling banyak memproduksi dan menggunakan mobil sebagai penyumbang terbesar kedua polusi udara setelah industri.
Hukum alam (Natural law)Bumi yang sudah sangat tua ini adalah bagian tidak terpisahkan dari struktur alam semesta. Bumi adalah perwakilan alam semesta. Dan bumi menjadi begitu sangat penting di alam raya yang luas tak terbatas ini adalah karena adanya peran manusia di dalamnya. Manusia adalah sebagai pengatur, penjaga, pemelihara dan sekaligus pengguna bumi. Peran manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi ini.
Alam mempunyai hukumnya sendiri yang disebut hukum alam (natural law) atau bagi orang beragama disebut hukum Tuhan (Sunatullah) yang ditempatkan di alam. Hukum tersebut mempunyai aturan yang baku dan tidak pernah berubah. Hukum itu bersifat eksak atau pasti dan tidak bisa diubah oleh manusia. Hukum alam itu berjalan sesuai mekanisme yang sudah ditetapkan oleh Tuhan.
Hukum alam itu bersifat :
1. Eksak atau pasti dan dapat dihitung.
2. Seimbang dan selalu menuju kepada keseimbangan
3. Berkesinambungan dan saling mempengaruhi
4. Konservatif atau tetap dari awal terbentuknya alam sampai hancurnya kembali.
Hukum dasar dalam mekanisme kerjanya adalah hukum sebab akibat. Hukum fisika, kimia dan matematika adalah hukum-hukum yang dipergunakan oleh alam sebagai bagian dari hukum alam yang berlandaskan pada hukum sebab akibat tersebut.
Mekanisme kerja hukum alam (Sunatullah) itu adalah seperti tumbukan bola bilyar yang apabila satu bola disodok, maka daya (energi) dorong bola akan berpindah ke bola lain yang dikenainya. Disebut juga efek berantai dimana proses akan berakhir sampai daya atau energi itu habis berpindah atau berubah. Jadi apa pun yang kita lakukan di bumi ini akan mempengaruhi makhluk lain, planet lain, bahkan seluruh alam semesta secara berkesinambungan dan terus-menerus.
Pengurasan sumber daya alam berarti percepatan kerusakan
Akhir-akhir ini pengurasan sumber daya alam dan penggunaannya sudah sangat luar biasa dan terjadi di mana-mana. Di semua bagian bumi sudah terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap sumber energi, hasil bumi dan laut. Kegiatan yang tidak terkendali ini pada akhirnya berbuah kerusakan. Penggunaan sumber energi secara besar-besaran mengakibatkan meningkatnya jumlah polutan di udara, air dan tanah sebagai limbah dari proses pembakaran secara cepat, tanpa sempat untuk dinetralisir oleh alam. Pengurasan bahan-bahan tambang, seperti minyak bumi, batu bara, gas, dan logam mengakibatkan kerusakan pada struktur tanah yang demikian besar dan cepat sehingga alam tidak sempat untuk memperbaikinya. Penebangan hutan yang berlangsung cepat membuat bertambahnya tanah-tanah gundul yang rawan erosi, sedangkan alam tidak sempat untuk menumbuhkannya kembali.
Pada dasarnya alam mempunyai kemampuan untuk memperbaiki dirinya, baik berupa restrukturisasi (penataan kembali unsur dan bangunan alam) atau regenerasi (proses pembentukan dan pertumbuhan kembali unsur-unsur alam). Tetapi proses ini biasanya memakan waktu yang lama dan sangat lambat. Apabila laju perusakan alam lebih cepat dari pada perbaikan alaminya, maka alam akan berada pada suatu kondisi tidak seimbang. Untuk memenuhi asas keseimbangan maka alam akan mengadakan suatu proses alami yang progresif. Proses yang dilakukan dengan cepat ini terjadi karena alam memberikan reaksi atas perusakan alam yang dilakukan manusia yang juga berlangsung meluas dan cepat. Hukum aksi reaksi tersebut kurang lebih berbunyi “Besaran suatu reaksi akan sama dengan besaran aksi yang telah diberikan” atau “aksi = reaksi”. Bentuk dari reaksi alam tersebut adalah pergeseran kerak bumi dan struktur tanah atau kita menyebut gempa, dan perpindahan unsur penyusun udara dan energi panas di angkasa atau kita menyebut perubahan iklim dan cuaca.
Proses penyeimbangan yang dilakukan oleh alam sebetulnya akan berakhir cepat dan mencapai titik keseimbangannya dengan tidak memakan waktu lama. Akan tetapi proses tadi menjadi berkelanjutan apabila perusakan alam oleh manusia dilakukan tanpa henti dan semakin tidak terkendali. Luasnya areal yang rusak serta besarnya jumlah polutan menyebabkan proses penyeimbangan menjadi rumit dan lama. Yang lebih berbahaya adalah apabila menurut ukuran alam, kerusakan yang terjadi sudah melebihi kemampuan alam untuk mengadakan perbaikan restrukturisasi dan regenerasi. Atau dengan kata lain, alam kepayahan untuk menyelesaikan tugasnya memperbaiki diri. Bisa kita bayangkan, kiamat atau kehancuran alam secara total adalah hasil akhirnya.
Mari kita perhatikan peringatan Allah SWT di dalam Al-Quran :
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Ar-Ruum : 41)
Telah dekat terjadinya hari kiamat. (An-Najm : 57)
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-A’raaf : 187)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar