Dalam sebuah syuting untuk sebuah acara infotaiment, seorang artis penyanyi yang terkenal dengan album barunya yang berbonus (maaf) kondom, sedang diwawancarai oleh si reporter sehubungan dengan kasus protes atas bonus album tersebut oleh seorang menteri.
"Halo, mba,"sapa si reporter TV. Kemudian dia bertanya seperti pura-pura tidak tahu. "Bagaimana kabar album Anda yang terbaru. Laris manis, ya ?"
"Aduh, kayanya engga,"jawab si artis jengkel, "Anda ini pura-pura ngga tahu, ya. Setelah diprotes kemarin, album saya malah ngga laku dan bakal ditarik dari peredaran."
"Katanya setelah album ini Anda akan mengeluarkan lagi album yang lain, ya ?" Tanya si reporter gencar. "Rencananya dibarengi dengan bonus apa buat pembeli ?"
"Iya. Kalo tidak gara-gara protes ini," sahut si artis asal-asalan,"album kedua saya akan memberi bonus obat kuat buat pembeli kasetnya dan album ketiganya akan memberi bonus alat tes kehamilan."
"Kalau begitu sekalian aja album keempat dengan bonus biaya aborsi,"sahut si reporter ngga mau kalah.
--oo00oo--
Jeruk Makan Jeruk
Cerita bahwa di gedung DPR sering kemalingan ternyata bukan sekedar isapan jempol. Pada suatu malam di dalam kegelapan sebuah lorong di salah satu lantai di gedung anggota dewan tersebut, tampak seorang yang sangat mencurigakan sedang mengendap-endap. Dengan langkah kaki berjinjit, seseorang berpakaian hitam-hitam mencoba-coba membuka kunci sebuah ruangan dengan memasukkan sebatang besi. Bunyi kresek-kresek pun tak urung terdengar memenuhi lorong yang gelap tersebut. Untung waktu saat itu sudah menunjukkan pukul tiga dinihari, dimana biasanya orang memang sedang lelap-lelapnya tidur.
Ketika sedang asyik-asyiknya berusaha menjebol pintu tersebut, tiba-tiba terdengar suara dari balik pintu. "Mas, lagi ngapain. Saya lagi kerja, nih. Mau maling, ya ?".
Si maling jadi gelagapan dan tidak bisa menjawab. Dia tidak menduga sama sekali kalau di ruangan tersebut ada orangnya. Kegiatannya mengorek-ngorek lubang kunci pun terhenti seketika.
"Sudah, pulang aja, deh,"kata suara di balik pintu itu. "Jeruk kok makan jeruk."
--oo00oo--
Sama-sama Bohong
Disebuah acara resepsi perkawinan, seorang calon bupati peserta pilkada secara tidak sengaja bertemu dengan rivalnya di sebuah meja. Karena sudah tidak bisa menghindar lagi keduanya terpaksa duduk bersama dan terjadilah obrolan.
"Pak, apa kabarnya, nih," sapa si calon bupati pertama dengan gaya seperti pemenang. "Sudah siap ngga melawan saya di pemilihan minggu depan ?"
"Tentu saja, saya siap," jawab si calon bupati kedua dengan mantap."Saya yakin akan memenangkan 60 % suara pemilih."
"Ah, masih lebih tinggi saya,"balas si calon bupati pertama tidak mau kalah."Pendukung saya paling sedikit 70 % dari semua penduduk di kabupaten ini."
"Tidak mungkin,"sanggah si calon bupati kedua protes."Mana bisa saya 60 % dan Anda 70 %. Berarti pendukung saya dan Anda kalau dijumlahkan menjadi lebih dari 100 %. Pasti ada yang bohong di antara kita. Dan saya yakin yang bohong itu Anda."
Merasa dituduh sebagai pembohong, si calon bupati pertama menjadi marah. Lalu terjadilah adu mulut. Ketika sedang asyik bertengkar, tiba-tiba seseorang di meja lain di belakang mereka menyeletuk. "Maaf, Bapak-bapak. Menurut saya Anda ini kedua-duanya pembohong."
"Lho, kenapa Anda berani bilang begitu ?" sahut kedua calon bupati berbarengan sambil berpaling ke belakang mencari-cari orang yang berbicara tadi.
"Karena saya adalah calon bupati yang ketiga di pilkada ini, "sahut si calon bupati ketiga dengan tenang.
--oo00oo--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar