Selasa, Agustus 18, 2009

3 Rahasia Panjang Umur yang Harus Anda Ketahui

Panjang umur adalah idaman semua orang. Berbagai usaha manusia yang berhubungan dengan kesehatan tubuh, seperti menjaga kebugaran tubuh, mengatur jumlah gizi dan nutrisi makanan, kontrol penyakit (check up), dan terapi pengobatan adalah dimaksudkan untuk memperoleh umur yang lebih panjang.


Selain upaya fisik, manusia juga melakukan usaha kejiwaan agar mendapatkan umur panjang. Usaha-usaha itu seperti meditasi, peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah keagamaan, terapi-terapi psikologis, atau upaya-upaya alternatif lainnya. Usaha kejiwaan bertujuan mencari ketenangan batin, yang akhirnya diliputi oleh perasaan nyaman, aman dan bahagia. Ketenangan jiwa inilah yang diharapkan akan ikut membantu kesehatan badan menjadi lebih baik, sehingga seseorang mendapatkan usia yang lebih lama.



Asal kata dan istilah statistik


Dari segi bahasa, kata harap bersinonim dengan kata asa, ingin, hendak atau mau. Kata bentukannya adalah mengharap, mengharapkan (kata kerja), harapan (kata benda), dan pengharapan (kata benda). Sedangkan frasa bentukannya adalah putus harapan dan harap-harap cemas. Dalam penggunaannya kata harap juga dipadankan dengan kata mohon, sehingga bermakna lebih halus, rendah hati, dan sangat.


Di dalam statistik dikenal istilah Angka Harapan Hidup, yang definisinya adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tertentu, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.


Pembahasan kata harap dan bentukannya, serta istilah Angka Harapan Hidup tersebut di atas sangat erat kaitannya dengan keseluruhan pembahasan kita ini.



Harapan-harapan adalah kunci rahasia panjang umur


Apabila anda sekarang masih kuliah atau berstatus mahasiswa, apakah harapan anda dalam waktu dekat? Mendapatkan nilai A dalam final test, memperoleh pacar yang sesuai keinginan, atau mendapatkan tempat kos baru yang lebih murah, tapi lebih nyaman?


Itu semua adalah harapan-harapan. Dan itu semua wajar adanya, dan tidak seorang pun yang bisa menyalahkan anda karena harapan-harapan itu. Anda bisa menetapkan harapan-harapan sebanyak anda mau, dan tidak orang yang boleh keberatan dengannya.


Bagaimana dengan harapan-harapan anda dalam waktu yang lebih jauh, sebulan, setahun, atau bahkan sepuluh hingga dua puluh lima tahun ke depan? Apakah anda sudah mempunyai daftarnya?



Apa gunanya daftar harapan-harapan itu?


Daftar harapan-harapan itu untuk memberi pekerjaan kepada otak anda. Anda pikir siapa yang selama ini bekerja mengelola tubuh dan jiwa anda? Mengatur suplai makanan ke sel tubuh, membagikan oksigen dan mengeluarkan racun tubuh, membentuk daya tahan tubuh terhadap penyakit, bahkan memberi pengaruh kepada jiwa untuk merasa sedih, gembira, gelisah, tenang, dan bahagia? Dia adalah otak anda. Sinyal-sinyal listrik yang dikirimnya melalui ujung-ujung syaraf yang terpancar dari sumsum tulang belakang – syaraf simpatik dan parasimpatik – telah menghidupkan jantung anda, paru-paru, dan seluruh organ tubuh, yang sekarang membuat anda disebut hidup.


Kita umpamakan otak adalah seorang pekerja di sebuah pabrik yang sedang menjalankan mesin-mesin produksi. Kalau dari bagian perencana produksi tidak ada instruksi untuk memproduksi barang pada semester depan disebabkan ekspor telah dihentikan, apakah si pekerja tadi akan terus bekerja memproduksi barang melebihi kebutuhan semester ini? Tentu saja tidak. Itulah mekanisme kerja otak. Dia hanya melakukan apa yang memang dibutuhkan oleh si manajer, yaitu anda.


Apabila anda tidak mempunyai daftar harapan-harapan, sama artinya anda tidak mempunyai rencana produksi. Oleh otak ditafsirkan bahwa anda tidak mempunyai keinginan untuk hidup lebih lama lagi, maka mesin-mesin – jantung, paru-paru, ginjal dan lain-lain – akan dimatikan karena tidak dibutuhkan untuk menghidupkan tubuh, yang akan bergerak dan bekerja merealisasikan harapan-harapan tadi. Prosesnya mungkin tidak secepat yang anda sangka, tapi perlahan seiring dengan menurunnya fungsi organ-organ tersebut dan penurunan daya tahan tubuh. Semakin sedikit harapan-harapan anda, semakin cepat waktu yang dibutuhkan oleh otak untuk menghentikan kegiatannya. Atau dengan kata lain, semakin pendek umur anda.



Putus asa, sikap kontra produktif yang harus dihindari


Menurut statistik, setiap tahun kematian akibat bunuh diri lebih banyak jumlahnya dibandingkan kematian karena pertikaian bersenjata. Pada tahun 2000 di AS, ada 1,7 kali lebih banyak orang tewas membunuh diri sendiri daripada dibunuh oleh orang lain. Di Inggris tahun 2002 diadakah survey, dan diketahui satu di antara enam orang dewasa sudah pernah memikirkan upaya untuk bunuh diri. Badan Pusat Statistik Nasional Inggris menemukan bahwa lebih dari 4 persen dari mereka yang berusia antara 16 dan 74 tahun pernah berupaya untuk bunuh diri. Bahkan menurut WHO, selama 45 tahun terakhir, angka rata-rata bunuh diri sudah bertumbuh menjadi 60 persen di seluruh dunia. WHO memperkirakan bahwa satu juta orang meninggal karena bunuh diri sepanjang tahun 2000, dan sepuluh hingga dua puluh kali lebih banyak yang berupaya bunuh diri. Dewasa ini di dunia, bunuh diri merupakan penyebab kematian terbesar ketiga di kalangan mereka yang berusia antara 15 hingga 34 tahun, dan menewaskan lebih banyak orang daripada pertikaian bersenjata. (50 Facts that Should Change the World oleh Jessica Williams)


Bagaimana dengan orang yang tidak melakukan bunuh diri, tapi merealisasikan rasa putus asanya dalam bentuk tidak mempunyai harapan-harapan? Akibatnya akan sama, walaupun prosesnya tidak secepat aksi bunuh diri seperti disebutkan di atas. Seperti diuraikan sebelumnya, tidak mempunyai harapan-harapan sama dengan memberikan perintah untuk berhenti bekerja pada otak, dan ini berarti kematian. Prosesnya perlahan, tapi pasti, selama harapan-harapan itu tidak pernah muncul lagi.



Berpikir positif melahirkan prasangka baik yang mengandung harapan


Pada warta berjudul 10 Macam Pikiran Negatif Yang Merusak pada link http://www.wikimu.com\News/DisplayNews.aspx?id=12570, disebutkan bahwa pikiran negatif adalah pikiran yang mengganggu, gambaran-gambaran atau ide-ide yang jelek namun menghantui, bersifat menyusahkan, dan sulit diatur sehingga kita tidak merasa bebas.


Pikiran positif adalah kebalikan dari kesepuluh pikiran negatif tersebut. Pikiran positif akan melahirkan prasangka baik terhadap obyek, peristiwa, atau hal lain yang berkaitan dengannya. Definisi prasangka baik adalah anggapan awal sebelum melihat kenyataannya bahwa kenyataan itu akan baik. Dalam prasangka baik terkandung harapan akan terjadinya kebaikan. Semakin terbiasa kita berpikir positif, maka akan semakin banyak tumbuh harapan-harapan.



Doa; permohonan dan pengharapan


Doa atau permohonan kepada Tuhan adalah bentuk pengharapan akan kasih sayang-Nya, baik berupa pemberian maupun pertolongan-Nya. Keyakinan akan pertolongan dan pemberian Tuhan akan menumbuhkan harapan-harapan di hati kita. Harapan-harapan dengan keyakinan akan lebih kuat bertahan dan tidak mengenal putus asa.


Harap-harap dan cemas sebagai penyeimbang


Rasa cemas sudah pasti ada bersamaan dengan harapan. Rasa cemas ini dalam keadaan berimbang akan menjadi alat kontrol terhadap keyakinan, sehingga tidak berbuah keteledoran karena ketergesaan yang ada karena keyakinan yang terlalu kuat terhadap harapan-harapan.


Peningkatan Angka Harapan Hidup sebagai indikator


Menurut Bappenas angka harapan hidup penduduk Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 73,7 tahun, suatu peningkatan yang cukup tinggi dari angka 69,0 tahun pada saat ini, dengan jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 273,65 juta jiwa.


Peningkatan pelayanan kesehatan, kenaikan pendapatan penduduk perkapita, dan kemajuan-kemajuan lainnya tidak akan berarti banyak apabila tidak tumbuh harapan-harapan di dalam hati. Semakin tinggi tuntutan akan kebutuhan hidup yang lebih baik, bisa menjadi bumerang berupa stress dan depresi yang semakin meningkat.


Pemeliharaan harapan-harapan agar terus hidup di dalam hati setiap orang, tidak terlepas dari peran agama dan keyakinan yang membantu menetralisir unsur-unsur negatif di dalam hati yang bisa mengarahkan pribadi yang lemah kepada keputusasaan. Tentu saja harapan-harapan tersebut tidak akan berarti tanpa kerja keras penuh semangat dengan dilandasi tekad kuat untuk mewujudkannya.


Jadi sebagai kesimpulannya, harapan-harapan sebagai jadual kerja bagi otak untuk mengaktifkan dan memperbaiki fungsi kerja mesin tubuh, untuk merealisasikan harapan-harapan tadi menjadi kenyataan, adalah berasal dari pikiran positif yang terus kita pelihara, dan yang menjadi musuhnya adalah mogok kerja keputusasaan. Itulah 3 rahasia panjang umur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar