Selasa, Agustus 18, 2009

Riset Buktikan Uang Sebagai Obat dan Pengganti Rasa Cinta

Uang tak bisa membeli cintaku, demikian kata The Beatles dalam lagunya “Can’t Buy Me Love”. Tapi itu hanya kata The Beatles, bukan kata para ilmuwan berikut ini, yang berhasil membuktikan bahwa uang ternyata bisa menjadi obat penghilang rasa sakit, juga bisa menjadi pengganti rasa cinta.


Riset tersebut dilakukan oleh Kathleen Vohs, seorang profesor di bidang pemasaran pada Fakultas Manajemen di Universitas Pendidikan Carlson Minnesota bersama koleganya di China. Para siswa datang ke laboratorium dan diberitahu bahwa mereka akan mengambil bagian dalam sebuah uji ketrampilan jari-jemari. Sebuah kelompok diberi satu gundukan mata uang Cina untuk dihitung. Sedangkan kelompok lainnya diberi lembaran-lembaran potongan kertas kosong untuk dihitung.


Lalu, sebagian siswa diminta untuk menaruh jari-jemarinya ke dalam mangkuk berisi air panas bersuhu 122 derajat Fahrenheit atau 50 derajat Celcius, dan dilihat bagaimana pengaruh panas air terhadap mereka.


“Mereka yang sebelumnya telah menghitung uang dan kemudian menaruh tangannya ke dalam air panas yang menggigit dilaporkan tidak merasa kepanasan, sedangkan kelompok siswa yang menghitung lembaran kertas kosong merasakan panasnya air yang menyengat,” ujar Vohs.



Uang sebagai pengganti rasa cinta?


Percobaan yang digambarkan dalam sebuah laporan riset berjudul The Symbolic Power of Money, diterbitkan dalam jurnal Psychological Science. Dikombinasikan dengan pekerjaan sebelumnya, tampaknya ada hubungan yang menarik. Di mana menurut otak kita, uang bisa menjadi pengganti dalam penerimaan sosial, mengurangi rasa kegelisahan sosial, dan berkembang hingga bisa mengurangi kegelisahan fisik dan penghilang rasa sakit.


Peneliti Xinyue Zhou, dari bagian psikologi pada Sun Yat-Sen University di Cina, mengungkapnya dalam istilah yang sangat manusiawi. “Kita pikir uang juga bisa sebagai penahan rasa sakit yang lain, yakni rasa cinta.”


“Jika anda mencelupkan tangan anda ke dalam air panas, dan ada seseorang berdiri di samping anda, maka rasa sakit yang anda rasakan bisa berkurang,” kata Zhou. “Itu sebuah contoh eksperimen klasik.”


Ketika dia ditanyakan bagaimana pendapatnya mengenai uang sebagai pengganti dalam penerimaan sosial dan rasa cinta, Zhou tertawa dan mengakui bahwa hal tersebut sangat menyedihkan. “Uang sebagai pengganti rasa cinta adalah hal yang sangat menyedihkan.”


Sebelumnya Vohs memperoleh hasil dari eksperimen dengan penanganan uang secara khusus yang sangat mengejutkannya disebabkan efeknya berlangsung sangat lama. Kadang-kadang lebih dari 10 menit, antara waktu para siswa menangani uang dan seketika setelah mereka meletakkan jari-jemarinya ke dalam air panas.


Para peneliti mencatat hasil pengamatannya dan respon-respon menunjukkan apa yang terjadi di dalam otak. Ketika para siswa itu diberi pertanyaan yang sama: Apakah mereka merasa lebih berbahagia atau lebih sedih setelah menghitung uang? Sesuatu yang menonjol, kata Vohs, adalah sebuah perasaan bergairah yang kuat. “Ketika subyek penelitian telah diingatkan tentang uang, 10 menit kemudian mereka berkata, dengan tidak bisa dijelaskan bahwa mereka merasa begitu bergairah,” kata Vohs.



Kekuatan yang utama


Eksperimen itu telah membuktikan kemurniannya. “Hal ini merupakan penemuan yang mendasar,” kata Nicholas Epley, seorang profesor ilmu perilaku di University of Chicago’s Booth School Business. Riset itu berpotensi untuk menjadi sebuah penemuan baru, yang tidak selalu ditemukan dalam psikologi.”


Sejak dulu pakar ekonomi sudah mempelajari uang pada berbagai zaman, seperti pengaruh harga yang dapat secara efisien mengarahkan aliran sumber daya. Tetapi di bagian lain, di dalam otak kita, uang sudah menjadi sebuah kekuatan yang berpengaruh besar di dalam hidup kita; uang bisa menjadi obat, bahkan bisa menggantikan rasa cinta.


Sebagai tes untuk anda, bagaimana kira-kira perasaan anda ketika di hadapan anda terdapat setumpuk uang yang masih baru, dan anda mencium baunya? Hmm …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar