Seperti cerita Muhammad Abu Hassanin, anak laki-laki Palestina yang masih kecil, tetapi sudah cukup besar untuk mengerti ketakutannya akan serangan-serangan yang sedang dilakukan oleh Israel di Gaza.
“Ketika orang Yahudi membom kami, saat itu kami sedang tidur, Hassanin berkata, ‘Kami jadi takut,’ " kata seorang penerjemah dari TV Hamas.
Tercatat sepertiga dari korban-korban yang dirawat di rumah sakit utama di
Anak-anak telah menyaksikan gambaran-gambaran yang mengerikan dari tragedi itu.
"Apabila kami sudah cukup besar, kami akan mengebom mereka juga," jelas seorang penerjemah dari CNN mengutip perkataan anak laki-laki itu di Hamas TV.
Eyad el Sarraj, seorang ahli psikiatri dari
Bukan hanya bagi anak-anak Palestina, bagi anak-anak Yahudi perang ini juga berdampak yang sama. Ketakutan akan perang yang tidak pernah berakhir, kebencian yang ditanamkan oleh orang tua mereka terhadap bangsa Palestina dan bangsa lain, menjadikan mereka bibit-bibit agresor di masa depan nanti.
Akhirnya kita hanya menjadi saksi sebuah konflik tanpa akhir sampai salah satu atau kedua-duanya lenyap dari muka bumi. Tidak adakah jalan keluar dari semua itu?
http://edition.cnn.com/2009/WORLD/meast/01/05/gaza.children/index.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar