Di akhir 70-an sampai dengan awal 90-an di Indonesia masih terdapat sedikit merk-merk dagang yang beredar di pasaran. Masih kurang gencarnya persaingan antar merk dagang, menjadikan beberapa merk dagang tertentu dapat menguasai pasaran sampai merk dagang tersebut seperti menggantikan nama jenis produknya.
Masyarakat pada saat itu sering menggunakan nama merk tertentu sebagai nama produknya. Bahkan untuk jenis produk yang lain pun dipanggil dengan nama merk tersebut.
Berikut ini adalah merk-merk terkenal yang sempat merajai pasaran di
1. Kodak
Dengan berpegang pada slogan “You press the button, We do the rest,” George Eastman berhasil menjajakan kamera sederhana pertama ke konsumen pada tahun 1888 dengan perusahaanya Eastman Company. Dengan demikian, ia telah mengubah proses yang rumit seperti memotret menjadi lebih mudah dan dapat dilakukan oleh hampir semua orang. Ditambah lagi, hal ini membuat Thomas Alfa Edison mampu mengembangkan kamera film bergerak pertama tahun 1891.
East Company kemudian dikenal dengan nama Easrman Kodak Company semenjak 1892, saat Eastman Kodak Company of
Sang pendiri perusahaan ini menerapkan beberapa prinsip dasar untuk bisnisnya, yaitu:
1. Produksi massal dengan biaya minimal
2. Pendistribusian internasional
3. Periklanan yang gencar
4. Fokus pada konsumen
Eastman percaya bahwa empat hal di atas saling berhubungan erat. Produksi massal tidak dapat dilakukan tanpa distribusi yang luas. Distribusi sendiri membutuhkan periklanan yang kuat. Dan untuk mencapai kesuksesan perusahaan, maka pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen merupakan satu-satunya jalan.
Kemudian ia menambahkan beberapa prinsip lagi dalam perusahaannya, yaitu:
1. Mengembangkan pertumbuhan dan kemajuan perusahaan melalui penelitian yang berlanjut
2. Memperlakukan pekerja secara adil dan menghargai mereka
3. Menginvestasikan kembali keuntungan dan memperluas bisnis
Saat ini, kamera-kamera Kodak telah mencapai prestasi yang luar biasa.
Kodak juga bekerja sama dengan NASA (The National Aeronautics and Space Administration). Teknologi milik Kodak digunakan pada penerbangan Apollo 11, penerbangan pertama yang berhasil mendarat di bulan. Pada tahun 1977, sensor pencitraan beresolusi tinggi milik Kodak digunakan sebagai “mata” Sojourner Rover yang berjalan di Mars. Sensor ini membuat Rover mampu menangkap citra permukaan Mars yang berbatu-batu.
Meskipun telah mencapai berbagai prestasi, Kodak tetap berusaha untuk mengembangkan sistem pencitraan yang nyaman dan terjangkau bagi rata-rata konsumen pada umumnya.
Nama Kodak sampai sekarang masih menjadi sinonim untuk kata “kamera”. Berkodak untuk berkamera, mengodak untuk mengamera. Sehingga Lembaga Pembinaan Bahasa Indonesia memasukkan kata “kodak” ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan arti kamera atau alat pemotret.
2. Gillette
Hampir setiap pagi dalam satu minggu, Alfred M. Zeien melakukan semacam kebiasaan aneh. Setelah menyabuni wajahnya, ia mencukur dengan dua pisau cukur, satu untuk setiap sisi wajahnya.
Kemudian, ia menyapukan jari-jari ke dagunya untuk memeriksa kedekatan pisau cukurnya. “Hanya ini cara untuk benar-benar membandingkan pisau cukur,” ungkap Tuan Zeien, Chairman dan CEO Gillette Co., yang menguji pisau cukur perusahaannya dan pesaingnya.
Gillette adalah perusahaan yang terobsesi dengan pencukuran. Berapa banyak cambang atau jenggot pada rata-rata wajah pria? Tiga puluh ribu, menurut hitungan Gillette. Berapa cepat cambang atau jenggot pria itu tumbuh? Satu hari tumbuh
“Kami menghabiskan lebih banyak waktu dari yang Anda kira dalam mempelajari pertumbuhan rambut di wajah—yang cukup berbeda dengan pertumbuhan rambut di kepala. Karena itu merupakan cara untuk meningkatkan produk Anda,” kata Tn. Zeien, orang yang sangat bersih bercukur, yang selalu menyimpan pisau silet Gillette percobaan satu laci penuh di kantornya untuk dicoba.
Gillette begitu mendominasi alat cukur seluruh dunia, sehingga nama Gillette berarti sebuah pisau cukur di beberapa negara. Gillette menjadi pemimpin pasar di Eropa dengan 70 persen pangsa pasar dan di Amerika Latin dengan 80 persen pangsa pasar. Tentu saja, untuk sebuah mata pisau dijual di dalam negeri dan
Untuk memahami Gillette pada tahun 1992, maka penting sekali memahami Gillette pada tahun 1962. Pangsa pasar Gillette Amerika baru saja mencapai titik paling tinggi yang pernah dicapai—72 persen. Juga, perusahaan telah berkuasa di luar negeri sejak tahun 1905, hanya satu dekade setelah King C. Gillette menciptakan pisau cukur pertama yang aman.
Keterkenalan Gillette di Indonesia juga telah terbukti berupa penggunaan kata Gillette – yang diucapkan oleh lidah orang Indonesia sebagai “silet” – sudah menjadi kata baru sebagai salah satu nama alat pemotong. Untuk ini Lembaga Pembinaan Bahasa Indonesia sudah memasukkan kata “silet” ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan arti pisau kecil dan tipis untuk mencukur bulu.
3. Honda
Bicara perusahaan kendaraan bermotor Honda tidak bisa dilepaskan dari pendirinya, karena nama Honda adalah nama pendiri sekaligus pemilik perusahaan ini Soichiro Honda. Soichiro Honda lahir tanggal 17 November 1906 di Iwatagun (kini
Ayahnya bernama Gihei Honda seorang tukang besi yang beralih menjadi pengusaha bengkel sepeda, sedangkan ibunya bernama Mika, Soichiro anak sulung dari sembilan bersaudara, namun hanya empat yang berhasil mencapai umur dewasa. Yang lain meninggal semasa kanak-kanak akibat kekurangan obat dan juga akibat lingkungan yang kumuh. Rupanya keterampilannya menangani mesin menurun pada anak sulungnya ini.
Sebelum masuk sekolah pun Soichiro sudah senang, membantu ayahnya di bengkel besi. Ia juga sangat terpesona melihat dan mendengar dengum mesin penggiling padi yang terletak beberapa kilometer dari desanya. Beberapa waktu sebelum itu, untuk pertama kalinya Soichiro melihat mobil. “Ketika itu saya lupa segalanya. Saya kejar mobil itu dan berhasil bergayut sebentar di belakangnya. Ketika mobil itu berhenti, pelumas menetes ke tanah. Saya cium tanah yang dibasahinya. Barangkali kelakuan saya persis seperti anjing. Lalu pelumas itu saya usapkan ke tangan dan lengan. Mungkin pada saat itulah di dalam hati saya timbul keinginan untuk kelak membuat mobil sendiri. Sejak saat itu kadang-kadang ada mobil datang ke kampung kami. Setiap kali mendengar deru mobil, saya berlari ke jalan, tidak peduli pada saat itu saya sedang menggendong adik.”
Sesudah lulus SD, Soichiro dikirim ke sekolah menengah pertama di Futumata yang tidak jauh dari kediamannya. Lulus dari sekolah menengah itu ia melamar di sebuah bengkel mobil di
Honda yang selama kariernya tidak tahu banyak mengenai uang, Cuma mendapat keuntungan sedikit sekali tahun pertama itu. Tetapi Honda merasa beruntung karena bengkelnya sukses. Ia memutuskan untuk menabung dan memperkirakan selama masa kerjanya akan mampu mengumpulkan sampai 1.000 yen.
Sejak tahun 1973 Honda pindah ke pasaran kendaraan beroda empat untuk bisa tetap mengembangkan jumlah penghasilan perusahaan. Stafnya yang pada masa Honda bertambah 10% setiap tahun. Kalau mereka bertambah tua, artinya beban perusahaan akan bertambah berat. Padahal Honda menghadapi persaingan berat di pasaran dalam negeri dan luar negeri. Untuk bisa tetap menciptakan pasaran baru mereka harus selalu mencari teknik yang unik dan efisien serta menjual produk dengan harga bersaing.
Ketika mengundurkan diri tahun 1973, ia tetap sebagai pemegang saham terbesar di perusahaannya dengan penghasilannya mendekati 1,7 miliar dolar. Walaupun sudah pensiun omongannya masih didengar. Katanya, masa depan industri Jepang bukan ditentukan oleh untung cepat, tetapi oleh mutu barang yang kita buat dan pengaruhnya terhadap kepentingan sesama manusia. Kalau kita membuat barang yang menyebabkan banyak polusi kemungkinan kita akan untung, tetapi hanya sebentar, sesudah itu bangkrut. Kami di perusahaan Honda sering bergurau: Enak juga ada perusahaan-perusahaan besar yang kerjanya hanya memikirkan untung besar saja. Akibatnya perusahaan kecil seperti Honda mendapat kesempatan untuk membuat barang yang baik.
Di Indonesia kata Honda sempat menjadi kata pengganti dari sepeda motor. Orang yang ingin membeli sepeda motor akan berkata ingin membeli “honda”, dan orang yang menggunakan sepeda motor disebut berhonda atau naik honda. Namun kata “honda” tidak seberuntung kodak dan silet yang sudah dimasukkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
4. Supermie dan Indomie
Industri yang memproduksi mi kering yang dikemas bersama-sama dengan bumbunya atau lebih baik dikenal dengan nama mi instan, sudah lama dikembangkan di dalam negeri. Produsen mi instan pertama di
PT Sarimi Asli Jaya kemudian berdiri di tahun 1979 sebagai divisi makanan dan produk konsumsi dari perusahaan Salim Group. PT Sarimi Asli Jaya dengan produk Sariminya, yang secara perlahan mencoba meraih pasar yang sudah dikuasai PT Supermie
Anak perusahaan lain dari Salim Group kemudian didirikan di tahun 1990, yakni PT Panganjaya Inti Kusuma, yang kemudian pada Bulan Februari 1994 berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Perusahaan ini menjadi embrio dari suatu raksasa makanan, Indofood Group. Indofood Group sebagai bagian dari Salim Group merupakan hasil merger dari 18 perusahaan yang merupakan divisi industri pengolahan makanan Salim Group. Merger PT Indofood Sukses Makmur tersebut melibatkan 6 produsen mi instan, yaitu PT Sanmaru, PT Pangan Jaya Abadi, PT Karyapangan Inti Sejati, PT Lambang Insan Makmur dan PT Sarimie Asli Jaya.
Sekarang PT Indofood Sukses Makmur mengoperasikan 14 buah pabrik mi instan yang tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan
Tidak lama setelah merger, PT Indofood Sukses Makmur masuk pasar saham dan menawarkan bagian dari saham-sahamnya kepada publik melalui bursa efek sehingga nama perusahaan ini menjadi PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, artinya perusahan ini sudah menjual saham secara terbuka kepada masyarakat.
Yang unik adalah merk Supermi sempat menjadi nama sebutan untuk mengganti istilah mi instan. Sampai-sampai masyarakat konsumennya di era 80-an lebih mengenal istilah “supermi” daripada istilah mi instan sendiri. Apabila orang ingin membeli mi instan, maka ia akan mengatakan ingin membeli supermi.
Kemudian setelah PT Indofood Sukses Makmur yang pertama kali populer dengan merk dagang Indomie membeli merk Supermi, kedudukan Supermi seketika ikut tergeser oleh Indomie. Dan setelah itu kata “indomie” pun menggeser kata “supermi” sebagai pengganti kata mi instan.
5. Pampers
Procter & Gamble (P&G) didirikan pada tahun 1837 oleh seorang Inggris, William Procter dan Yakobus Gamble, seorang Irlandia. Keduanya warga negara AS. Dimulai sebagai perusahaan kecil milik keluarga, P&G bergerak sebagai perusahaan sabun dan lilin di
Perusahaan P&G kemudian membeli hak paten penggunaan kata “Fairy” dan meluncurkan berbagai macam produk sabun pertama pada tahun 1898 dengan merk “Fairy”. Fairy menjadi salah satu produk rumah tangga yang terkenal hingga masa sekarang.
Dalam 1930, P&G mendirikan anak perusahaan di luar negeri yang pertama dengan mengakuisisi Thomas Hedley &Co. Ltd. Selanjutnya P&G mengakuisisi beberapa perusahaan lain, seperti :
Tahun 1982
Tahun 1985 Richardson Vicks Inc. (Obat-obatan dan kesehatan)
Tahun 1989 Noxell dijadikan P&G sebagai produsen Cosmetics dan Fragrances
Tahun 1991 Max Factor dan Ellen Betrix Beauty Care
Tahun 1997 Tambrands Inc. (Tampons)
Tahun 1999 Iams (Makanan dan Kesehatan Hewan)
Tahun 2000 Dr. Yohanes Products Ltd. (Sikat gigi listrik)
Tahun 2001 Clairol (Kesehatan dan Pewarna Rambut)
Tahun 2003 Wella AG
Tahun 2005 P&G dan Gillette bergabung dalam satu perusahaan.
Sekarang P&G sudah mempunyai 22 katagori produk dengan 93 macam produk yang sebagian sudah dijual di
6. Aqua
Pada tahun 1973 PT AQUA Golden Mississippi didirikan oleh Bapak Tirto Utomo – sebuah nama yang sesuai karena kata “tirto” bermakna air – sebagai pelopor perusahaan air minuman mineral pertama di Indonesia dengan pabrik pertama didirikan di Bekasi. Produksi pertamanya di tahun 1974 adalah dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dari pabrik di Bekasi tersebut dengan harga per botol Rp. 75,-.
Sebelas tahun kemudian di tahun 1984, pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan di Jawa Timur, sebagai upaya agar lebih mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Produk gelas (pet) 220 ml pertama di tahun 1985 menjadikan AQUA semakin dikenal luas.
Pada tahun 1993 diselenggarakan program AQUA Peduli (AQUA Cares), sebagai langkah pendauran ulang botol plastik AQUA menjadi materi plastik yang bisa dapat digunakan kembali. Sejak itulah kegiatan pemungutan sampah botol dan gelas air mineral semakin meningkat hampir di seluruh
Di Tahun 1995 AQUA menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi., sehingga proses produksi menjadi lebih higienis
Penyatuan AQUA, di bawah PT Tirta Investama dengan grup DANONE – salah satu kelompok perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi – yang terjadi pada tanggal 4 September 1998 berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Sekarang setelah 30 tahun berdiri pabrik AQUA sudah berjumlah 14 buah di seluruh Indonesia dengan lebih dari 1.000.000 titik distribusi.
Penggunaan kata “aqua” sebagai merk sebetulnya pernah dipermasalahkan karena kata tersebut bermakna umum yakni hasil olahan air yang disuling atau aquades – gugatan ini diajukan oleh pesaing dagangnya. Namun ketenaran merk AQUA yang sudah mendahului kehadiran merk minuman mineral lainnya, membuat nama “aqua” sudah menjadi kata pengganti untuk air mineral itu sendiri.
7. Antimo
PT Phapros Tbk. adalah perusahaan yang memproduksi obat anti mabok dengan merk Antimo – kepanjangan Antimo adalah anti mabok. Perusahaan ini telah melayani masyarakat dengan memproduksi obat-obatan selama lebih dari empat dasawarsa melalui pabriknya di Simongan 131,
Dalam perjalanan bisnisnya, Phapros diambil-alih oleh pemerintah ketika pada tahun 1961 seluruh kekayaan OTHC dinasionalisasi dan diubah menjadi sebuah perusahaan holding yang sekarang dikenal sebagai PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Pada tahun 2003, RNI menguasai 53% saham Phapros dan selebihnya berada di tangan publik.
Berorientasi pada kualitas, Phapros termasuk salah satu dari
Yang unik dari produk obat anti mabuk dengan merk Antimo ini adalah tidak adanya produk yang bertujuan sama – menghilangkan mabuk atau mengatasi mabuk di perjalanan – dari perusahaan obat lainnya. Sehingga sampai saat ini – sejak pertama obat Antimo diperkenalkan di pasaran – apabila orang bepergian dan mudah mabuk di perjalanan, mereka biasanya tidak lupa untuk menyediakan obat Antimo sebagai bagian persiapan dalam perjalanannya. Obat anti mabuk akhirnya identik dengan kata “antimo”.
8. Baygon
Baygon adalah merek pestisida produksi S. C. Johnson & Son. Kegunaannya sebagai insektisida yang dipakai membasmi dan mengendalikan
Dulu Baygon diproduksi Bayer pabrik kimia Jerman dari tahun 1975. Pada 2003, merk Baygon dibeli oleh S. C. Johnson & Son. Sebagai bagian dari persetujuan, Bayer masih membuat bahan aktif yang dikandung Baygon kemudian dipasok buat Johnson.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar