Calon legislatif tidak ada bedanya dengan calon tenaga kerja yang mencoba nasib dan peruntungan di bursa tenaga kerja. Mereka melengkapi persyaratan administratif, mengajukan
Persamaan caleg dengan pencari kerja bukan hanya itu, tapi pada dasarnya sebagian dari calon-calon legislatif adalah juga orang-orang yang mencoba mencari kesempatan memperbaiki “kehidupan ekonominya”, atau dengan kata lain mencari kehidupan yang lebih baik dari kehidupannya sekarang ini. Seandainya pun kehidupan ekonomi mereka sekarang sudah cukup baik, tentu ada ukuran yang “lebih” yang dikejar seandainya mereka terpilih menjadi anggota dewan nantinya. Mungkin mereka mengejar prestise, nama baik, atau kesempatan-kesempatan lainnya yang tidak bisa didapatkan apabila mereka tidak menjadi seorang anggota dewan – kesempatan untuk mendapatkan materi atau status sosial yang lebih baik.
Pemilih adalah staff bagian personalia
Sebagai pemilih para caleg tersebut di pemilihan umum, maka peran pemilih sangatlah menentukan diterima atau tidaknya caleg sebagai anggota dewan. Posisi pemilih bak bagian personalia yang menyeleksi calon pegawai baru yang sedang memasuki tahap interview. Kedudukan pemilih sedang berada di atas angin. Bisakah Anda sebagai pemilih berperan dengan baik dan memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya ? Sehingga hasil pilihan Anda nantinya merupakan hasil terbaik yang akan menentukan nasib bangsa dan daerah Anda sampai
Tentukan kriteria atas caleg pilihan Anda
Apa kriteria Anda atas diri caleg yang akan Anda pilih ? Kecerdasan, integritas dan loyalitas terhadap masyarakat, prestasi kerja, akhlak dan budi pekerti atau hanya ketampanan, kerapian berpakaian dan kecakapan berbicara ?
Untuk memudahkan Anda, saya akan membantu menyederhanakan kriteria tersebut dalam tiga hal :
1.Potensi
2.Prestasi
3.Visi dan misi.
1. Potensi pribadi caleg
Kenalkah Anda sebagai pemilih dengan caleg yang Anda dukung ? Teman, tetangga atau kerabat dekat. Atau sekedar dikenalkan oleh orang lain dan meminta kesediaan Anda untuk turut mendukung ?
Hindarkan sejauh mungkin alasan memilih karena permintaan pihak tertentu karena itu sama halnya Anda sudah “diperkosa” oleh kepentingan tersembunyi dari orang yang meminta tersebut. Belajarlah menjadi pemilih yang cerdas dengan belajar untuk mencari tahu, mengenal lebih jauh atau kalau perlu memperlajari secara seksama calon yang akan Anda dukung.
Hal pertama yang patut Anda ketahui adalah potensi apa yang ada pada caleg tersebut sehingga Anda patut memilihnya. Potensi tersebut bisa berupa :
-kecerdasan
-akhlak atau budi pekerti (agama)
-pengendalian emosi
-kematangan berpikir
-kreativitas
-inovatif
-kekayaan
-kedermawanan dan kepedulian sosial
-dan lain-lainnya.
Bagaimana cara Anda mengetahui semua potensi-potensi itu. Ikuti perkembangan kehidupannya pribadi orang itu, keluarganya, pekerjaaan, pertemanannya dan lain-lain. Gunakan sumber informasi dari teman-teman atau kerabatnya, atau dari beberapa media yang pernah memuat tulisan-tulisannya, berita-berita aktivitasnya di organisasi masyarakat dan lain-lainnya. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sampai Anda cukup yakin bahwa potensi caleg Anda adalah yang terbaik menurut Anda, baik kecerdasan maupun akhlak dan budi pekertinya.
2. Prestasi kerja dan peran di masyarakat.
Caleg yang Anda dukung seharusnya adalah seorang yang bukan hanya piawai dalam berbicara, tapi juga pandai pekerja dan menghasilkan prestasi yang bermanfaat. Maka kumpulkan informasi tentang prestasinya selama ini. Apakah ia merupakan anggota organisasi masyarakat yang aktif dan berperan penting, atau sekedar penggembira dan nebeng nama saja. Kegiatan-kegiatan apa saja yang sudah digelutinya untuk kepentingan masyakarakat. Juga bagaimana prestasi kerja di ruang lingkup profesinya. Apa kedudukannya, bagaimana loyalitasnya terhadap pekerjaannya, kedisiplinan kerjanya dan juga bagaimana sikap-sikap kepemimpinan yang ada dalam dirinya.
Tapi yang tidak kalah penting adalah bagaimana prestasinya dalam membina rumah tangga (seandainya dia sudah berkeluarga). Keberhasilan seseorang dalam membina sebuah organisasi terkecil seperti rumah tangga bisa diproyeksikan dalam menentukan keberhasilannya dalam membina organisasi yang lebih besar lagi.
3. Visi dan kemampuan melihat ke depan serta misi yang diembannya
Yang dimaksud visi dan kemampuan melihat ke depan adalah kemampuan seorang caleg memproyeksikan faktor-faktor potensi dan prestasi di dalam dirinya serta potensi-potensi alam dan masyarakat di lingkungan daerahnya dalam sebuah pandangan akan masa depan daerah beserta upaya-upaya untuk mencapainya.
Pemilih bisa menilai kemampuan ini dengan langsung membaca tulisan-tulisan si caleg di media, mendengar orasinya atau mengadakan diskusi secara langsung dengannya. Gali kemampuan berpikir ke depan dari caleg yang Anda dukung dan ujilah kemampuan analisa dan prediksinya. Tanyakan kepadanya pendapat mengenai permasalahan yang sudah terjadi dan cara menanggulanginya, juga korek kemampuan berpikir ke depannya dan ide-idenya tentang bentuk pembangunan daerah atau nasional yang dicita-citakannya.
Dan terakhir tanyakan apa misinya sehingga berani mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dan upaya-upaya apa yang sudah dan akan dilakukan untuk mewujudkan visi dan misinya seperti tersebut di atas.
Jangan membeli kucing dalam karung
Peribahasa ini sering diungkapkan dengan maksud agar kita jangan memilih sesuatu tanpa pengetahuan sedikitpun tentang apa atau siapa yang dipilih. Kecerdasan dan sedikit upaya keras harus dimiliki seorang pemilih sebelum menjatuhkan pilihannya. Atau dengan kata lain, seorang pemilih dituntut memiliki kecerdasan untuk menentukan apakah caleg pilihannya masuk dalam kriteria yang dikehendakinya.
Pada dasarnya pendidikan politik yang benar adalah mendidik masyarakat pemilih menjadi pemilih yang cerdas, cermat, teliti dan bertanggung jawab. Cerdas menilai caleg pilihannya, cermat menentukan kriteria-kriteria si caleg, teliti terhadap hal-hal buruk yang terdapat dalam diri si caleg, dan bertanggung jawab seandainya si caleg di kemudian hari ternyata tidak seperti yang diharapkannya dengan cara tetap memberikan kritik, masukan dan saran.
Jangan pilih caleg yang sekedar “anak mami”, caleg “pelacur” dan caleg “bandit”.
Dari daftar caleg yang sudah ada terdapat beberapa caleg yang ternyata hanya merupakan caleg “anak mami” alias menjadi caleg karena kebetulan orang tua atau saudaranya sudah menjadi anggota dewan, pejabat, pengurus partai atau tokoh berpengaruh di daerah atau nasional, tanpa pernah terlihat prestasi nyatanya di tengah masyakarat dan untuk kepentingan rakyat banyak.
Namun ada yang lebih berbahaya lagi, yakni caleg-caleg “tua” atau sudah pernah duduk sebagai anggota dewan dan sudah jelas-jelas tidak bekerja dengan baik dan suka petantang-petenteng di tengah rakyatnya dan suka makan uang suap. Tipe begini adalah caleg “bandit” yang seharusnya sudah dihukum gantung.
Nah, selamat memilih dengan benar, cermat, teliti, akurat dan bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar