Jumat, Oktober 10, 2008

Surat-surat Cinta Orang-orang Terkenal


Tulisan ini adalah bagian ketiga dari Trilogi Catatan dari Orang-orang Terkenal, yaitu Kata-kata Terakhir Orang-orang Terkenal, Kata-kata Aneh Orang-orang Terkenal dan Surat-surat Cinta Orang-orang Terkenal, yang merupakan tulisan hasil kompilasi dari berbagai sumber.

Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi bahwa cinta ternyata bisa menjadi inspirator terbesar dalam perjalanan hidup kita.








1. IR. SOEKARNO, Presiden Pertama RI


Penggalan kalimat di dalam surat cinta kepada Fatmawati bertanggal 11 September 1941 :

O, Fatma, jang menjinarkan tjahja. Terangilah selaloe djalan djiwakoe, soepaja sampai dibahagia raja. Dalam swarganya tjinta-kasihmoe....

Penggalan kalimat di dalam surat cinta kepada Yurike Sanger (aslinya berbahasa Inggris)

Yury,
Aku mengunjungimu hari ini, tapi kamu sedang keluar (ke Wisma Shelll?) Aku datang hanya ingin mengatakan “Aku cinta kamu”.

Milikmu
Sukarno

Dalam surat yang lain kepada Yurike Sanger (aslinya berbahasa Inggris) :

Kasih tercinta Yuri,
Hari ini aku tidak bisa datang.
Aku sangat sibuk, yang mana
aku tidak dapat mencari waktu untuk menemuimu.

Tapi aku melihatmu dalam hatiku,

Jaga dirimu baik-baik.

Surat kepada Ratna Sari Dewi (Naoko Nemoto) :

Bertanggal 2-10-'65

Dewiku tercinta,

Saya dalam keadaan baik dan sangat sibuk dengan konferensi bersama semua panglima

militer untuk menyelesaikan konflik di kalangan militer. Jangan khawatir, sayang!

Sayang dan 1000 ciuman

Sukarno


2. BUNG TOMO, (Sutomo, Pahlawan yang belum diberi gelar)

Masih saat di Penjara Nirbaya (di masa rezim Soeharto), Bung Tomo yang ketika itu sudah berusia 58 tahun tetap bersemangat menulis puisi untuk istrinya. Dalam puisi itu, lagi-lagi Bung Tomo memuji kecantikan wajah istrinya, Sulistina saat bangsa Indonesia merayakan Hari Kartini.

Ini Hari Kartini, Dik!

Terbayang wajahmu nan cantik

Penaku kini henti sedetik

Terlintas semua jasamu

Sejak kita bertemu

Penggalan dari surat-surat cinta yang lain :

” Jeng Lies aku cinta padamu. nanti kalau perang sudah usai. Dan…Kita akan membuat Mahligai.” (Surat Cinta Bung Tomo)

“Tak terlalu tinggi cita-citaku. Impianku kita punya rumah diatas gunung. Jauuuh dari keramaian. Rumah yang sederhana seperti pondok. Hawanya bersih, sejuk & pemandangannya Indah. Kau tanam bunga-bunga dan kita menanam sayur sendiri. aku kumpulkan muda-mudi kudidik mereka menjadi patriot bangsa,” (Surat Cinta Bung Tomo)


3. H. AGUS SALIM, Pahlawan Nasional


Surat kepada istrinya Zaitun Nahar


Maatje sayang..!
 
Surat pendek ini hendak saya tumpangkan kepada abdurrachman

Baswedan yang besok pagi terbang pulang ke Indonesia, mudah2
an selamat dan cepat sampainya.
 
Sangat sibuk kami bekerja disini...Awak hidup senang, serba

cukup, di rumah entah bagaimana hidup anak dan bini. Rindu
hati tidak dapat dikatakan di negeri orang ini. Rindu kanda
lebih2 terasa, sebab tak ada membawa potret satu pun jua dari
rumah. Kalau memikirkan Mansur Ciddiq sedih hati kanda,
karena anak itu tak ada kawan dan barangkali berkecil hati
kepada papanya yang datang2 hilang.
 
Lebih2 yang membimbangkan hati kanda dan kawan2 di sini,

dari pemerintah republik dari kementrian luar negeri, dari
bung Sjahrir sedikitpun tidak mendapat kabar, surat atau
kawat. Jika Bung Sjahrir ada di Jakarta, tolonglah adinda
perlukan pergi menemuinya.
 
17 Juni 1947
 
Agus Salim
 

4. MOHAMMAD NATSIR, Tokoh Politik Pemimpin Masyumi

 
Cuplikan surat kepada istrinya Nur Nahar bertanggal 17 Juli 1958
 
Ummie, Lies, Ida, Has, Abi, Auzie. Hari ini tanggal 17 Juli 1958. Jadi Aba

sudah genap bermur 50 tahun. Oleh karena pada hari ulang tahun ini Aba
kebetulan dalam tourne dan tidak dapat duduk bersama-sama di rumah
bersama-sama ummie dan anak-anak Aba semuanya.
 
Anak-anak yang tercinta,
 
Tak dapat Aba melukiskan bagaimana besarnya rasa syukur Aba kepada

Allah Swt. Dan rasa terimakasih Aba kepada Ummie atas kebahagiaan
hidup yang Aba telah rasakan selama separoh umur Aba itu yang timbul
dari kesatuan jiwa dari kami berdua.
 

5. KHALIL GIBRAN, Penyair Libanon


Selama kurun waktu mendekati dua puluh tujuh tahun, sejak awal

1914 itu, ternyata Gibran dan May Ziadah terus rutin saling
berkirim surat. Malah, selanjutnya dihanyutkan perasaan khusus
yang berlimpah-ruah dengan asmara. To May Ziadah

"...May terkasih. Suratmu membawakan kembali 'kenangan akan
seribu musim gugur dan seribu musim semi'... Tapi aku harus
mengunjungi Mesir untuk melihat May dan senyumnya...

Apa untungnya buat seorang pria jika disukai oleh seluruh dunia
tapi kehilangan simpati May?

...Semoga damai beserta jiwamu yang cantik...".

(New York, 7 Februari 1919)


Kendati pun jarak terbentang sejauh ribuan mil antara New York-Boston dengan Kairo. Apalagi mereka tak kunjung bertemu muka. Tapi Kahlil Gibran selalu merasa May Ziadah ada di dekatnya. Petikan ketiga surat ini menggambarkannya,

"...aku duduk dalam ruangan ini dan berlama-lama menatap wajahmu, tanpa sepatah kata..."
(3 November 1920)

"Kita sudah mencapai puncak gunung, dan di bawah kita terbentang lembah, belantara dan padang rumput, jadi mari kita duduk sejenak dan bercakap-cakap sebentar..." (11 Januari 1921)

"Aku menyukai lembah pada musim dingin... ketika kita duduk dekat perapian, dengan wangi bakaran kayu sipres yang selalu menghijau memenuhi rumah dan salju turun di luar, angin menerbangkan (salju itu), lampu-lampu kristal es bergantungan di luar panel jendela, dan suara sungai di kejauhan dan suara badai salju menyatu dalam telinga kita..." (31 Desember 1923)


Khalil Gibran dengan Mary Haskell


Apa yang dicintai adalah masalah manusia yang mendasar. Dan jika kita memiliki solusi – Cinta yang mungkin kita lihat adalah bahwa ini adalah jalan Kenyataan mencintai – dan bahwa tak ada cinta yang berakhir atau tak dimengerti (Surat Mary Haskell. 2 Februari 1915)


Saya peduli tentang kebahagiaanmu sama seperti engkau tentang aku.Saya tak dapat merasa damai jika engkau tak bahagia. (Diary Kahlil Gibran, 23 April 1923)


Saya ingin sering berjalan di daerah terbuka. Ayolah pikirkan, Mary, terperangkap oleh kilat guntur! Apakah ada penglihatan yang lebih hebat dari melihat unsur-unsur yang menghasilkan kehidupan melalui gerakan murni? (Dari Surat Kahlil Gibran. 24 Mei 1914)


Jika saya menerima sinar mentari dan kehangatan saya harus juga menerima guntur dan kilat. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 12 Maret 1922)



6. NAPOLEON BONAPARTE, Kaisar Perancis


Sebagai keterangan tambahan selain catatan tentangnya yang berhubungan dengan kemiliteran yang cemerlang dan menakutkan, Napolean Bonaparte ( 1763 -1821) ternyata adalah seorang menulis surat yang aktif. Ia telah menulis sebanyak 75,000 lembar selama hidupnya. Di antaranya dikirimkan kepada istri yang cantik nya, Josephine, sebelum dan selama pernikahan mereka. Surat berikut ini ditulis tahun 1796 tepat sebelum perkawinan mereka. Surat ini menunjukkan kelembutan dan emosi dari seorang kaisar masa depan.


Surat ke-1


Paris, Desember 1795

Aku bangun dalam keadaam memikirkan kamu. Fotomu dan sore yang memabukkan itu dimana kita menghabiskan waktu bersama dan sekarang tinggallah perasaanku yang kacau-balau. Josephine manisku, yang tidak dapat dibandingkan dengan apa pun, yang berpengaruh aneh terhadap hatiku!


Apakah kamu marah padaku? Apakah benar yang kulihat ini bahwa engkau bersedih hati? Apakah engkau khawatir? Jiwaku tersiksa oleh kesedihan yang mendalam yang tak pernah bisa beristirahat untukmu sayang. Tetapi masih adakah kau simpan untukku penyerahan dirimu akan perasaan yang dalam terhadapku. Masihkah kan ku dapatkan dari bibirmu, dari hatimu, cinta yang membakarku seperti api? Ah! Malam itu aku menyadari sepenuhnya betapa salahnya aku menggambarkan tentang kamu dari foto yang kau berikan kepadaku!


Kamu meninggalkanku siang itu; Aku hanya melihatmu selama tiga jam.

Sampai kemudian, mio dolce amor, seribu ciuman; tetapi jangan berikan padaku lagi, karena ciuman itu telah menjadikan darahku terbakar.


Surat ke -2


Musim Semi, 1797


Kepada Josephine,


Aku sudah tidak mencintaimu lagi; sebaliknya, aku membencimu. Kamu sungguh celaka dan suka melawan, sungguh dungu, benar-benar seperti Cinderella. Kamu tidak pernah sama sekali menulis surat untukku, Kamu tidak mencintai suamimu ini; Kamu tahu surat-surat mu akan menyenangkanku, tapi kenapa kamu tidak bisa menyediakan waktu untuk menulisnya walau setengahnya saja, tulislah dengan cepat dan segera! Apa yang kamu Anda lakukan sepanjang hari, Nyonya? Urusan apa yang lebih penting sehingga menyita waktumu sampai tidak ada sedikitpun untuk menulis balasan surat kepada kekasihmu yang setia ini? Apa ada yang lain yang bisa menepis kasih dan menawarkan lebih dibanding kasih setia yang sudah kujanjikan? Siapa kekasih baru yang luar biasa ini, yang telah merampas setiap detikmu, mengekangmu hari-harimu dan mencegah perhatianmu kepada suamimu ini?


Hati-hati, Josephine; satu malam yang tepat pintu-pintu rumah akan hancur berkeping-keping dan aku hadir di sana. Sesungguhnya aku merasa cemas, kasihku, karena tidak ada kabar darimu. Tuliskan untukku empat halaman surat sekaligus sesegera mungkin dengan kata-kata yang menyenangkan untuk mengisi hatiku dengan emosi dan kegembiraan. Aku berharap untuk memelukmu dalam waktu yang lama, dan aku akan mencurahkan sejuta ciuman untukmu, membakar seperti matahari di Katulistiwa.


Surat ke-3


Salah satu surat yang paling langka dan menyentuh dari koleksi itu adalah surat cinta membara yang ditulis Napoleon kepada calon istrinya, Josephine, pada pagi hari setelah mereka bertengkar hebat. Asli surat ini laku 557 ribu dollar AS ( Rp.5 M) pada lelang di London.


"Saya mengirimkan kepadamu tiga ciuman. Satu pada hatimu, satu pada mulutmu dan satunya lagi untuk matamu," Tulis Napoleon, dalam surat yang penuh koreksian dan coretan itu.



7. ALBERT EINSTEIN, Fisikawan Penemu Teori Relativitas


Dalam salah satu suratnya kepada Elsa dia menulis, “Secepat itu pula, saya muak dengan relativitas, karena teori itu terkikis ketika saya terlibat terlalu jauh di dalamnya”



8. IGOR STRAVINSKY, Komposer


"Setiap saat saya menanti kata-katamu, tentang cintamu pada saya. Saya

kangen. Tulislah surat setiap hari kalau kamu bisa, Verochka, kekasihku,
kekasih tercintaku ..."
 
Singkat tapi begitu menyentuh, terlepas dari surat cinta itu dikirim komposer

terkenal Igor Stravinsky (1882-1971) kepada Vera Sudeikina yang ketika itu
masih menjadi istri pelukis Sergei Urevitch Sudeisine. Setelah Vera resmi
menjadi janda, pasangan itu pun akhirnya menikah.




9.  FIDEL CASTRO, Pemimpin Cuba 
 
Siapa sangka pula, Fidel Castro yang menyusun kata-kata indah ini untuk wanita

yang dipujanya, Naty Revuelta. Usia Castro pada saat itu 26 tahun.:
 
"Surat-suratmu beragam seperti bintang-bintang kecil di langit yang tampak

selalu bersinar dengan cahaya berbeda-beda setiap hari... Engkau menulis
seperti ciuman; itulah rahasia surat-suratmu ..."
 

10. LADY DIANA SPENCER, istri Pangeran Charles dari Inggris


Surat pertama yang dibaca di pengadilan, ditulis pada 13 Agustus 1997, dua minggu sebelum Diana dan Dody Al-Fayed dibunuh dalam sebuah tabrakan disengaja.

Surat tersebut berbunyi:

"Kekasihku Dodi, hadiah ini adalah yang terakhir diberikan oleh laki-laki yang paling kucintai, ayahku. Semua ini (hadiah,red) kuberikan kepadamu karena saya tahu betapa senangnya dia jika mengetahui bahwa barang itu kuberikan kepada orang yang spesial. Orang yang sangat mencintaimu. Diana."

Surat lainnya, yang ditulis pada 6 Agustus, Diana mengungkapkan berjuta-juta terimakasih kepada Dodi Al-Fayed atas kebahagiaan dan kegembiraan yang diperolehnya dalam hidup ini.


11. AYATULLAH RUHULLAH KHOMEINI, Pemimpin Spiritual Iran


Surat cinta Khomeini muda kepada istri terkasih


Dear kasihku…

Kupersembahkan jiwaku untukmu…

Saat ini, ketika aku diuji berpisah dari anak-anakku tersayang dan penguat hatiku, aku kemudian teringat padamu dan keindahan wajahmu yang terlukis di dalam cermin hatiku.


Kasihku…

Aku berharap semoga Allah senantiasa menjagamu dan memberikan kesehatan dan kebahagiaan dalam lindungan-Nya. Sementara untukku, segala kesulitan yang ada telah berlalu. Alhamdulillah apa yang terjadi sampai saat ini adalah kebaikan dan sekarang aku tengah berada di kota Beirut yang asri.

Sejujurnya, ketiadaanmu di sisiku membuat perjalanan ini menjadi sepi. Dengan hanya melihat kota dan laut yang ada merupakan pemandangan yang sedap dipandang mata. Aku tak dapat menghitung betapa besar keharuanku ketika mengingat kekasihku tidak di sisiku menemaniku menatap pemandangan indah yang meresap di kalbu.

Dar har hal, malam ini adalah malam kedua aku menanti kapal yang akan membawa kami. Sesuai dengan ketentuan yang ada, keesokan hari akan ada kapal yang bertolak dari sini ke Jeddah. Sayangnya, karena kami agak terlambat sampai di sini harus menanti kapal yang lain. Untuk saat ini apa yang harus dilakukan belum jelas. Aku berharap semoga Allah dengan belas kasih-Nya kepada kakek-kakekku yang suci, sebagaimana Ia mensukseskan perjalanan seluruh hamba-Nya untuk melaksanakan haji, memberikan kesempatan yang sama pula kepada kami.


Dari sisi ini aku agak sedikit sedih dan gelisah, namun Alhamdulillah kondisiku sehat bahkan semakin baik dan lebih meyakinkan. Sebuah perjalanan yang indah, sayangnya dan sekali lagi sayangnya, engkau tidak bersamaku di sisiku. Hatiku merindukan putramu (Sayyid Musthafa). Aku sangat berharap bahwa mereka berdua senantiasa selamat dan bahagia di bawah lindungan dan bimbingan Allah swt.

Bila engkau menulis surat kepada ayahmu dan ibu serta nenekmu sampaikan salamku juga kepada mereka. Aku telah menyiapkan diriku menjadi pengganti ziarah kalian semua. Sampaikan juga salamku kepada adikmu Khanum Shams Afagh. Dan lewat adikmu sampaikan salamku kepada Agha Alavi. Sampaikan salamku kepada Khavar Sultan dan Rubabeh Sultan. Katakanlah kepada mereka tentang lembaran lain dari surat ini untuk disampaikan kepada Agha Syaikh Abdul Husein.

Semoga hari-hari kalian dilalui dengan panjang umur dan kemuliaan.


Duhai kasihku…

Belahan jiwaku…

Ruhullah saat ini bak gambar kosong yang sedang menanti keberangkatan yang tak kunjung datang.


Surat ini ditulis pada bulan Farvardin tahun 1312 H.S. (sekitar 73 tahun yang lalu) sambil menanti kelahiran putra keduanya.



12. ABIGAIL ADAMS, istri Presiden AS ke-2


Teman Paling Tersayangku,


Haruskah aku menggambarkan kepadamu gambaran hatiku ini yang akan terjadi seperti yang kuharapkan, agar kamu akan masih terus mencintaiku meskipun tidak ada lagi hal-hal yang baru. Kekayaan yang akan kau peroleh serta kekuasaan besar yang sudah engkau raih di atas itu semua, tidak akan menjadikan jarak bagi kita.


Aku melihat ke belakang kepada masa-masa awal dari perkenalan dan persahabatan kita dimana hari-hari penuh kasih dan kepolosan dengan kesenangan yang tak terlukiskan, aku sudah melihat tahun-tahun yang kita lalui dengan kasih sayang yang semakin menghebat dari waktu le waktu, maupun tahun-tahun yang terasa kering karena ketidakhadiranmu, tapi itu semua sudah terhapus dari pikiranku, karena gambaran seseorang yang tersayang yang telah kuberikan hatiku untuknya.


Abigail Adams kepada John Adams, suaminya yang menjadi presiden AS yang kedua. Ditulis 23 Desember 1782



13. Ludwig van Beethoven, Komposer


Ia adalah seorang penggubah lagu terkenal dengan kemisteriusannya sepanjang sejarah, meninggal pada umur 57 dengan rahasian besarnya. Setelah kematiannya, ditemukan surat cinta diantara harta peninggalannya. Surat itu ditulis untuk seorang wanita yang tak bernama yang oleh Beethoven hanya dipanggil dengan sebutan Yang Abadi untuk Dicintai.


Hingga saat ini belum diketahui sosok si wanita misterius tersebut, rahasia hubungan cinta di antara keduanya sama misteriusnya dengan musiknya yang sangat terkenal itu. Komposisi musiknya seperti Moonlight Sonata menggambarkan sebuah tragedi hubungan yang penuh rahasia tersebut yang tidak pernah terpublikasikan.


Juli 6, 1806


Bidadariku, yang segalanya bagiku, milikku seorang - hanya sedikit kata-kata hari ini yang kutulis dengan pensilmu – dan tidak akan sampai esok hari dalam keterkungkungan kamarku ini - suatu pemborosan waktu yang sia-sia. Mengapa kesedihan begitu merundung diriku ketika berbicara tentang kasih sayang di antara kita - dapatkah cinta kita bertahan seandainya tidak dengan pengorbanan-pengorbanan - dan tidak dengan menuntut segalanya - dapatkah engkau mengubah keadaan ini bahwa seluruh dirimu bukanlah milikku, dan aku pun tidak dapat memiliki dirimu seutuhnya ?


Oh, Tuhan! Melihat keindahan alam yang kau nikmati sendiri seperti seharusnya - cinta memang menuntut segalanya dan cukup itu saja - dimana sejauh ini hal tersebut mengikatmu denganku, hanya engkau denganku. Seandainya kita dipersatukan sepenuhnya, maka kamu akan merasakan rasa sakit tersebut seperti yang kurasakan!


Sekarang sebuah perubahan yang cepat terjadi, dari hal-hal di luar diri kita menjadi hal-hal yang pribadi.. Kita pasti akan benar-benar melihat satu sama lain, lebih dari itu, aku tidak bisa mengungkapkannya kepadamu mengenai pengamatan-pengamatan yang sudah kubuat selama beberapa hari terakhir yang sangat menyentuh hidupku ini - jika hati kita selalu dekat bersama aku tidak akan membuatnya seperti itu - Hatiku penuh dengan berbagai hal yang mendesak untuk kuungkapkan kepadamu - Ah! – ada saat-saat ketika aku merasa tidak bisa berbicara setelah itu semua – seperti terilhami – tinggal kebenaran yang tersimpan rapi, segenap diriku seperti milikmu; para dewa memang harus mengirimkan sisanya yang terbaik untuk kita.


Yang setia kepadamu,

Ludwig



14. George Bernard Shaw, Pengarang naskah drama asal Irlandia


Surat ke-1

Salah satu surat balasan dari kekasihnya, Stella

18th November 1912
33 Kensington Square


Jangan lagi kita berpura-pura, ini adalah surat cinta yang sesungguhnya – sehingga aku bisa bernafas lega dan siapa tahu aku bisa bangkit dan lebih sehat.


Aku belum pernah berkata 'cium aku' karena hidup terlalu singkat hanya untuk memenuhi hasrat hati untuk dicium. Semua kata-kata mu seperti angin yang kosong. Lihatlah ke dalam mataku walaunhanya dua menit saja tanpa berkata-kata kalau kamu berani! Di manakah 54 tahunmu? Dan dimanakah hati nenekku ini? Dan sudah berapa banyak keterlambatan waktumu untuk makan malam?


Seandainya kamu memberiku satu ciuman dan kamu hanya mau menciumku jika aku minta dan berkata 'cium aku' dan aku tidak akan pernah meminta dan berkata 'cium aku' sebab aku adalah seorang janda yang terhormat dan aku tidak akan membiarkan setiap laki-laki menciumku kecuali jika ia yakin untuk memakaikan cincin perkawinan dijariku.


Stella

(Liza, maksudku).


George Bernard Shaw, Seorang Irlandia, pengarang naskah drama, dan ' Stella' (Beatrice Campbell, adalah aktris Inggris), mereka berhubungan secara korespondensi selama 40 tahun.


Surat ke-2


27 Pebruari 1913.


Untuk 'Stella' Beatrice Campbell


Aku menginginkan pengembaraanku seperti gelandangan

Aku meinginkan nyonya gelapku. Aku menginginkan bidadariku.

Aku meinginkan penggodaku.

Aku menginginkan Freiaku dengan buah apelnya.

Aku menginginkan geretan tujuh lentera indahku, penghormatan,

tertawa, musik, cinta, hidup dan keabadian ...Aku meinginkan

inspirasiku, kebodohanku, kebahagiaanku,

ketuhananku, kegilaanku, egoismeku,

jiwa dan pemberkatanku,

perubahan bentukku, pemurnianku,

cahayaku menyeberangi lautan,

telapak tanganku menyeberangi padang pasir,

kebunku penuh dengan bunga-bunga yang indah.

berjuta kegembiraanku yang tak bernama,

upah harianku,

mimpi malamku,

kekasihku dan

bintangku...


George Bernard Shaw



15. Winston Churchill, Perdana Mentri Inggris


Januari 23, 1935


Kekasihku Clemmie,


Di dalam suratmu yang kau krimkan dari Madras, kamu menulis beberapa kata yang sangat berani kepada saya, tentang aku yang telah memperkaya hidupmu. Aku tidak bisa mengatakan kepadamu kesenangan apa yang telah kudapatkan, sebab aku selalu merasa berhutang kepadamu, seandainya ada pembukuan dalam cinta. Apakah itu yang telah terjadi padaku, hidup bertahun-tahun dalam hatimu dan untuk persahabatan tidak ada ungkapan yang dapat mengungkapkannya.


Waktu berlalu dengan cepat, tetapi apakah itu tidak menggembirakan bagi kita melihat betapa berkembangnya harta benda yang sudah dikumpulkan oleh kita bersama-sama, di antara badai dan jutaan tekanan-tekanan yang begitu tragis dan tahun-tahun yang mengerikan?


Suamimu yang tersayang

(Winston Churchill)



16. Mark Twain (Samuel Langhorne Clemens), penulis Amerika


12 Mei 1869


Dari kedalaman dasar hatiku yang berbahagia oleh cinta yang besar dari kasih dan doa untuk perbendaharaan yang tidak ternilai ini, yang kuyakin akan dijaga sepanjang hidupku.

Kamu tidak bisa melihat ombaknya yang tak terkira yang mengalir ke arahmu, Kekasihku, tetapi saat ini, kamu akan mendengar, sebagaimana pukulan ombak yang memecah.


Surat Mark Twain (Samuel Langhorne Clemens), penulis Amerika, kepada Olivia Langdon, istri masa depannya.



17. John Constable, Pelukis asal Inggris


Timur Bergholt. 27 Pebruari 1816


Aku menerima suratmu, Mariaku yang paling tersayang, pagi ini. Kamu tahu pesanku yang penuh kekhawatiran begitu lemah seperti yang saya rasakan sekarang ini. Dalam jarak yang ada di antara kita, setiap ketakutan akan mendesak dalam pikiranku. Izinkan aku berharap engkau tidak benar-benar lebih buruk dibanding kebaikanmu, kasih sayangmu, bagiku menjadikan kamu berkata...Saya pikir...tidak ada lagi rasa tersiksa yang akan muncul untuk pulihnya kesehatanmu, Di mana saya berdoa bagi semua berkat yang lain di surga.


Biarkan kita..hanya berpikir tentang berkat akan pemeliharaan baik yang tersedia bagi kita dan bisa kita miliki. Aku bahagia dalam cinta ini – seribu kali balasan yang sudah berlanjut selama bertahun-tahun, dan tidak berkurang...Tidak pernah aku akan menikah selama hidup di dunia ini jika aku tidak menikah denganmu. Sungguh bolehkan aku berkata bahwa selama tujuh tahun sejak aku berterus terang tentang cintaku padamu, aku telah … mengakhiri semua hubungan dan pertemanan dengan semua wanita (kecuali hubungan-hubunganku sendiri) demi kamu.


Aku masih siap untuk berkorban untukmu...Aku akan menyerah pada setiap hal yang kamu minta dariku - tapi berhenti untuk menghormati, untuk mengasihi dan memujamu, saku tidak bisa dan tak akan. Aku harus tetap berpikir bahwa kita seharusnya sudah menikah sejak lamap – hanya kita punya banyak masalah – tapi kita belum bisa merasakan kegembiraan-kegembiraan dan kita tidak bisa dibiarkan lapar akan kebahagian...Sahabatmu tak akan pernah bisa berharap tentang perpisahan kita dan melihat apa-apa yang berharga diantara kita, tapi tidak lagi. Percayalah padaku, kekasihku & Maria yang paling tersayang.


Yang selalu menghormatimu,

John


18. Alfred de Musset, Penulis puisi asal Perancis

1 September 1834

Tetapi biarkan kumiliki surat ini, yang isinya tak lain hanyalah kasih untukmu; dan katakan padaku bahwa engkau memberikan padaku bibirmu, rambutmu, seluruh wajahmu yang bisa kumiliki, dan katakan bahwa kita berpelukan, kamu dan aku!


Oh Tuhan, Oh Tuhan, apabila aku memikirkan semua itu, tenggorokanku serasa tersumbat, penglihatanku kabur; lutut gemetar, ah, mengerikan seakan mau mati, ini juga mengerikan untuk mencintai seperti ini! Untuk apa keinginan, untuk apa keinginan yang kupunya untukmu! Aku meminta kepadamu, ijinkan aku untuk memiliki surat yang kuminta padamu. Aku tengah sekarat. Selamat jalan.


Alfred de Musset, Penulis Puisi dari Perancis, kepada Amantine Aurore Dudevant, seorang penulis wanita yang juga dari Prancis.



19. Victor Hugo, Penulis asal Perancis


at 8 sore.

Seandainya aku hanyalah seorang wanita yang pandai, aku akan bisa menggambarkan kepadamu burungku yang indah, sebagaimana engkau mempersatukan di dalam dirimu kecantikan-kecantikan dari wujud, bulu burung, dan lagu!


Aku akan mengatakan kepadamu bahwa engkau adalah keajaiban terbesar sepanjang jaman, dan aku akan hanya berbicara tentang kebenaran yang sederhana. Tetapi untuk menaruh semua yang ini ke dalam kata-kata yang pantas, salah satu keahlianku, aku memerlukan suatu suara yang lebih harmonis dibanding yang telah dianugerahkan kepadaku - karena aku hanyalah burung hantu sederhana yang sering kau ejek belakangan ini, oleh sebab itu, aku tak bisa .


Aku tidak akan mengatakan kepadamu di tingkat mana derajat pesonamu dan kepada burung-burung dengan lagunya yang manis, ketika engkau mengetahuinya, tidak ada sedikitpun keindahan dan penilaian.


Aku merasa senang mewakilkan kepada mereka, untuk menyaksikan, mendengarkan dan menghargai, sementara kepada aku bertahan dengan kebenaran cinta; ini mungkin agak sedikit menarik bagi pendengaran, tetapi ini jauh lebih manis jauh bagi hati.


Aku mencintaimu, aku mencintaimu. Victorku; aku tak sanggup mengulang pernyataan ini berulang kali; Aku tak pernah dapat mengungkapkannya sedalam yang kurasakan.

Aku mengenalimu dalam seluruh keindahan yang mengitariku, di dalam warna, di dalam wewangian, di dalam nada yang harmonis: semua itu berarti kamu bagiku. Kamu sangat hebat dalam segalanya. Aku sadar bahwa aku mengagumimu – keseluruhanmu!


Engkau bukan hanya pancaran sinar pelangi yang berkilauan; tapi engkaulau mataharinya, yang menerangi, meghangatkan, dan lagi menghidupkan! Inilah kamu apa adanya dan aku adalah gadis sederhana yang memujamu.


Juliette


Surat Juliette Drouet, Aktris Prancis, kepada Victor Hugo, penulis Prancis, suatu waktu di tahun 1835. Dia menulis surat cinta seperti lirik lagu yang mendayu-dayu kepada Hugo selama lebih dari 50 tahun.



20. Henry VIII, Raja Inggris


Kepada Anne Boleyn


Pasangan hidup dan temanku,

Aku dan hatiku memasrahkan hubungan kita dalam tanganmu, memohon padamu untuk mengantarkan kita ke dalam kasihmu yang indah dan jangan biarkan kau ambil kehangatannya. Atau perasaan sakit yang tiba-tiba karena ketidakhadiranmu telah menghebat, dan ketika kurpikir penderitaan ini sudah hampir tak tertahankan lagi, tetapi ternyata masih ada harapan bagiku karena kasih sayang mu yang tak pernah berubah.



21. Wolfgang Amadeus Mozart, Komposer


Mainz, 17 Oktober 1790


Sementara aku sedang menulis halaman yang terakhir, tetes demi tetes air mata berjatuhan di atas kertas ini. Tetapi aku harus tetap bersemangat - tangkap! – Salah satu dari ciuman-ciuman yang beterbangan - Aku melihat secara keseluruhannya! Ha! Ha!...Aku berhasil menangkap tiga – sangat nikmat! - Kami tetap bisa menjawab surat ini, tetapi kamu harus mengirimkan jawabannya ke Linz, Poste Restante. Itu adalah cara yang teraman. Ketika aku belum mengetahui dengan pasti apakah aku akan pergi ke Regensburg, aku tidak bisa mengatakan kepadamu apapun dengan pasti. Hanya dituliskan pada amplop surat agar terjaga hingga tiba di tanganmu.


Adieu, istri tersayangku. Perhatikan kesehatanmu dan jangan berpikir dulu mengenai jalan-jalan ke kota. Tulislah surat dan ceritakan padaku bagaimana kamu menyukai rumah baru kita. Adieu, ciumanku jutaan kali untukmu.



22. Kaisar Nicholas II dari Rusia


December 30, 1915

Setelah kamu pergi sendiri lagi dan dengannya hati merasa sangat berat berpisah denganmu. Tidak ada lagi ciuman dan belaian lembut selama-lamanya. Aku ingin kuburkan diriku ke dalam dirimu, memelukmu erat-erat dengan kedua tanganku, agar kamu merasakan kasihku yang begitu kuat.

Engkau adalah kekasihku yang sangat hidup dan setiap perpisahan memberikan kesedihan yang tiada ada akhir.


Selamat tinggal mlaikatku, suami di hatiku, aku iri dengan bunga-bungaku yang menemanimu. Aku lekatkan dirimu ke dadaku, kuciumi setiap bagian yang manis dengan kasih yang lembut.

Tiuhan memberkati dan melindungimu, menjagamu dari semua kejahatan, membimbingmu aman dan kuat memasuki tahun yang baru. Semoga itu mendatangkan kemuliaan dan damai yang nyata, dan penghargaan atas semua peperangan yang telah kau tuntaskan.


Dengan lembut kutekan bibirku ke bibirmu dan mencoba untuk melupakan segalanya, menatap ke dalam matamu yang indah. Aku bersandar di dadamu yang mewah, meletakkan kepalaku yang lelah di atas nya keheningannya. Pagi ini aku mencoba untuk tenang dan kuat dalam menghadapi perpisahan ini. Selamat tinggal, cinta lahirku, sinar matahari, Huzy milikku sendiri!


Tsarina Alexandra kepada Kaisar Nicholas II dari Rusia



23. Count Leo Tolstoy, Penulis Rusia


Nopember 2, 1856


Aku telah jatuh cinta padamu, Cantikku, tetapi aku baru memulai untuk jatuh cinta padamu dalam keabadian yang kekal dan mahal – Hatimu dan jiwamu. Apabila kecantikan seseorang sudah diketahui dan langsung jatuh cinta dalam satu jam, maka cinta bisa berhenti secepat datangnya; tetapi jiwa seseorang harus belajar untuk mengerti. Percayalah padaku, tidak ada sesuatu pun di atas bumi yang didapat tanpa usaha, bahkan cinta, yang terindah dan perasaan yang alami ini sekalipun.


Count Leo Tolstoy, Penulis Rusia, kepada Valeria Arsenev, tunangannya.



24. Voltaire, Pengarang Perancis dan Filsuf


menulis surat yang menyakitkan ini kepada kekasih nya selagi ia berada dalam penjara. Pada umur sembilan belas tahun Voltaire diutus sebagai atase di Kedutaan Besar Prancis di Belanda. Di sana ia kemudian bertemu dan jatuh cinta dengan Olympe Dunover, seorang gadis miskin dari kalangan bawah. Hubungan mereka tidak disetujui dan ditentang oleh semua pihak, termasuk utusan dari ibu Olympe sendiri. Olympe dan Voltaire segera dipenjarakan agar mereka tetap terpisah


Tidak lama sesudah itu, Voltaire mencoba melarikan diri dengan memanjat jendela penjara.


Hague 1713


Atas nama Raja aku adalah seorang tahanan di sini. Mereka bisa saja membunuh ku, tetapi tak kan bisa membunuh cinta yang kurasakan padamu. Ya, pasangan hidupku yang cantik, malam ini aku akan menjengukmu, biarpun aku harus menempelkan wajahku pada tembok untuk melakukan itu.


Demi surga, jangan berkata kepadaku dengan kata-kata buruk seperti yang kau tulis. Kamu harus tetap hidup dan berhati-hatilah. Waspada terhadap ibumu sendiri seperti terhadap musuh terburukmu. Apa yang aku katakan? Waspada terhadap semua orang. Jangan percaya kepada siapa pun. Jagalah dirimu agar tetap siap siaga, secepat bulan itu kelihatan, aku akan meninggalkan hotel dengan menyamar, mencuri gerobak atau kereta, kita akan mengendarainya secepat angin dengan tujuan ke Sheveningen. Aku akan mengambil kertas dan tintaku. Kita akan menulis surat-surat kita.


Jika kamu mencintai aku, tenangkan hatimu dan panggil segenap kekuatanmu dan tetap percaya dengan tenang kemampuanmu sendiri. Jangan biarkan ibumu mengetahui apapun, seperti mencoba untuk mengambil foto-fotomu, dan yakinlah bahwa ancaman dan siksaan-siksaan yang terberat sekalipun tidak akan bisa mencegahku untuk melayanimu. Tidak, tidak ada apa pun yang mempunyai kekuasaan untuk memisahkan aku darimu. Kasih kita didasarkan atas kebaikan, dan akan tetap bertahan sepanjang hidup kita. Selamat berpisah, tidak ada sesuatupun yang akan menghalangiku untuk menjadi berani demi kamu, karena kamu lebih dibanding itu. Selamat berpisah, kekasih hati kesayanganku!


Voltaire



25. Woodrow Wilson, Presiden AS ke-28


Gedung putih,19 September 1915


Edith yang mulia, yang tidak ada bandingannya,


Aku tidak tahu harus bagaimana caranya menyatakan pertikaian perasaan yang bertiup keras seperti badai melalui hatiku sepanjang malam ini. Aku hanya mengetahui bahwa yang pertama sekali di dalam pikiranku ada pembenaran yang suci yang telah kamu berikan kepadaku semalam - tanpa usaha, tanpa disadari, seperti sebuah jalan - dari semua yang pernah kuingat akan pikiran dan hatimu.


Engkau mempunyai jiwa besar, sifat yang termulia, yang paling manis, paling penuh kasih dari yang pernah kutahu, dan kasihku, rasa hormatku, penghormatanku untukmu, hanya dalam satu sore, seperti yang sudah kukira engkau telah lebih dari sekedar teman karib, persahabatan bisa menjadi penuh kasih.


Engkau lebih menyenangkan dan luar biasa di dalam pandangan mataku dibanding engkau sebelumnya, dan kebanggaan dan kegembiraanku dan terima kasih telah mencintaiku dengan kasih yang sempurna seperti itu di luar semua yang mampu terungkapkan, kecuali dalam beberapa puisi yang hebat dimana aku tak bisa menulisnya.


Milikmu,

Woodrow


(Edith Bolling Galt kemudiannya menjadi Edith Galt Wilson, istri kedua Woodrow Wilson dan Ibu Negara Amerika Serikat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar