Minggu, Desember 21, 2008

10 Wanita Pembunuh Berantai Paling Jahat di Dunia

Kita biasanya cenderung berpikir bahwa seorang pembunuh berdarah dingin seperti “Ryan Si Penjagal” selalu berjenis kelamin laki-laki dan melupakan bahwa ada juga yang berjenis kelamin perempuan. Berikut ini ditampilkan 10 wanita pembunuh berantai (serial killer) yang paling jahat dalam sejarah dunia.



1. Ratu Mary I, (1516 – 1558)


Mary adalah anak tunggal dari Henry VIII dan Catherine dari Aragon yang masih hidup. Ratu Mary I menyandang mahkota setelah kematian Edward VI dan kepindahan dari The Nine Days Queen-Lady Jane Grey, Mary juga mengingatkan tentang kembalinya Inggris ke paham Katolik. Banyak pemuka-pemuka dari kalangan Protestan yang dieksekusi karena kepercayaannya dan ini dikenal dengan istilah "Mary berdarah". 800 orang Protestan melarikan diri meninggalkan Inggris karena takut dengan tiang gantungan, dan tidak kembali sampai kematian Ratu Mary. Elizabeth I juga harus dicatat dan termasuk dalam daftar ini karena perilaku jahatnya yang sama.



2. Myra Hindley (1942 – 2002)


Myra Hindley dan Ian Brady bertanggung jawab atas "Pembunuhan Moors” yang terjadi di wilayah Manchester, Inggris di pertengahan tahun 1960-an. Secara bersama-sama ke dua monster ini bertanggung jawab atas penculikan, pelecehan seksual, siksaan dan pembunuhan atas tiga orang anak di bawah usia dua belas tahun dan dua orang remaja yang masing-masing berumur 16 dan 17 tahun. Sebuah kunci ditemukan di antara harta milik Myra yang mengarah kepada bukti kriminal dan disimpan di sebuah tempat penitipan barang di stasiun pusat Manchester. Bukti tersebut berupa alat perekam berbentuk tape yang berisi rekaman jeritan korban-korban pembunuhan yang diperkosa dan disiksa oleh Hindley dan Brady. Di hari-hari terakhir menjelang dipenjarakan, dia menunjukkan sikap sombong dan angkuh sebagai ciri khasnya. Sekretaris polisi Sandra Wilkinson tidak dapat melupakan ketika melihat Hindley dan ibunya Nellie, bersandar di ruang sidang sambil makan kembang gula. Sementara sang ibu sungguh-sungguh tersinggung, Hindley nampak tidak peduli dan acuh tak acuh terhadap situasinya sendiri.



3.Isabella dari Castile (1451 – 1504)


Isabella I dari Spanyol, terkenal sebagai pelindung Christopher Columbus, dengan suaminya Ferdinand II dari Aragon, bertanggung jawab atas penggabungan Spanyol di bawah cucu lelaki mereka Carlos I. Sebagai bagian dari kendali menuju penggabungan, Isabella menetapkan Tomás de Torquemada sebagai Penyelidik Umum yang pertama dari penyelidikan. Tanggal 31 Maret 1492 menandai penerapan Dekrit Alhambra, surat perintah pengusiran yang memaksa kepindahan atau konversi dari umat Yahudi dan Muslim. Dengan perkiraan kasar 200 ribu orang meninggalkan Spanyol, sedang sisanya yang baru belakangan memilih konversi kemudian dianiaya oleh penyelidik Judaizing conversos. Dalam tahun 1974, Sri Paus Paulus VI menerimanya untuk penghapusan dosa. Tindakan ini menempatkannya pada jalan menuju kemungkinan disucikan. Di dalam gereja Katolik, dia diberi julukan Hamba Tuhan.



4.Beverly Allitt (1968 - …..)


"Malaikat Kematian”, Beverley Gail Allit, adalah salah satu pembunuh serial yang terkenal di Inggris. Bekerja sebagai seorang perawat anak-anak, dia bertanggung jawab atas pembunuhan atas 4 orang sedangkan 5 orang lainnya mengalami luka serius dalam perawatannya. Dengan menggunakan suntikan-suntikan hormon insulin atau kalium yang digunakan untuk menghentikan detak jantung, dia kemudian mencekik mereka. Meski dihukum atas kasus kematian atau luka dari sembilan buah kasus, sebenarnya Allit telah menyerang tiga belas anak-anak dalam lima puluh delapan hari sebelum dia tertangkap basah. Allit belum pernah menyatakan alasan dari kejahatan-kejahatannya, tetapi Munchausen’s Sydrom by Proxy menjelaskan tindakan-tindakannya itu. Kekacauan kepribadian yang masih diperdebatkan ini berbentuk suatu pola pelecehan atau kejahatan terhadap seseorang yang berada dalam perawatannya sekedar mencari perhatian. Alitt digambarkan sebagai seorang anak yang memakai perban pada luka-lukanya, tetapi tidak akan mengizinkan orang lain untuk memeriksanya.


5.Belle Gunness (1859 – 1931)


Belle Gunness adalah salah satu dari wanita pembunuh berserial dari Amerika yang produktif dan tidak bermoral. Dengan tinggi 6 feet (sekitar 183 m) dan berat di atas 200 lbs (sekitar 91 kg), dia adalah seorang wanita Noewegia yang tangguh dan mengesankan. Ada kemungkinan dia membunuh kedua suaminya beserta semua anak-anaknya di waktu-waktu yang berbeda, tetapi juga diyakini dia telah membunuh kebanyakan dari pria tunangannya, teman-teman pria, dan juga dua orang putrinya, yakni Myrtke dan Lucy. Alasan pembunuhan tersebut adalah murni ketamakan yang sederhana, yakni polis-polis asuransi jiwa dan asset-asset curian atau hasil penipuan atas harta para tunangannya sebagai sumber pendapatannya. Kebanyakan dari laporan-laporan mengatakan korban-korban pembunuhannya lebih dari dua puluh orang pada beberapa dekade, namun ada juga yang mengaku lebih dari seratus. Ketidakkonsistenan selama pemeriksaan mayatnya menyebutkan bahwa mayat wanita itu dilaporkan menjadi dua inci lebih pendek dibanding panjang Belle yang enam kaki. Cerita tentang Belle Gunnes ini kemudian masuk ke dalam cerita dongeng kriminal rakyat Amerika, seorang wanita Bluebeard.



6.Mary Ann Cotton (1832 – 1873)


Seorang wanita Inggris, Maria Ann Cotton adalah pembunuh berserial yang lain, tiga puluh tahun mendahului Belle Gunnes. Dia dinikahi di usia dua puluh tahun oleh William Mowbray, pasangan pengantin baru ini kemudian memulai hidup baru mereka sebagai sebuah keluarga di Plymouth, Devon. Pasangan ini mempunyai lima orang anak, kemudian empat orang meninggal dunia disebabkan demam dan sakit lambung. Setelah pindah ke daerah timurlaut, tragedi sepertinya mengikuti mereka di mana tiga anak yang dilahirkan kemudian juga meninggal dunia. William sendiri kemudian mengikuti jejak anak-anaknya, meninggal dunia disebabkan penyakit yang berhubungan dengan usus pada bulan Januari 1865. British Prudential dengan segera membayar dividen sebesar 35 poundsterling. Suami keduanya, George Ward, juga meninggal dunia disebabkan permasalahan yang berhubungan dengan usus seperti juga salah satu dari dua anak-anaknya yang tersisa. Atas tekanan dari media pers, maka dilakukanlah penangkapan atas Mary Ann. Surat kabar lokal menemukan bahwa sejak kepindahan Mary Ann di seputar Inggris bagian utara, dia telah kehilangan tiga orang suami, seorang pacar, seorang teman, ibunya dan dua belas orang anak, dan semuanya meninggal dunia disebabkan demam perut. Mary Ann kemudian dijatuhi hukuman gantung di Durham County Gaol, pada tanggal 24 Maret 1873, atas tuduhan pembunuhan dengan menggunakan racun arsenik. Dia meninggal secara perlahan di tangan algojo yang menjatuhkannya secara cepat untuk sebuah eksekusi yang bersih.



7.Ilse Koch (1906 – 1967)


"Matilah Hexe von Buchenwald" tukang sihir dari Buchenwald, atau "Buchenwälder Schlampe" atau Betina dari Buchenwald, dia adalah istri dari Karl Koch, komandan kamp konsentrasi Buchenwald dari tahun 1937 hingga 1941, dan Majdanek dari tahun 1941 hingga 1943. Dia mabuk dengan gaya kekuasaan absolut suaminya, dia begitu menikmati penyiksaan dan pencabulan yang dilakukannya. Tanda matanya yang tidak terkenal berupa tato-tato yang diambil dari para tahanan yang dibunuhnya, reputasinya atas bujuk rayunya yang selalu berhasil. Setelah membangunan sebuah arena olahraga di dalam rumahnya pada tahun 1940, dengan biaya 250 ribu yang diambilnya dari para tahanan, Ilsa dipromosikan sebagai Oberaufseherin atau "pimpinan pengawas" dari sedikit wanita penjaga di Buchenwald. Dia ditemukan bunuh diri dengan cara gantung diri di penjara wanita Aichach pada 1 September 1967.


8.Irma Grese (1923 – 1945)


Produk lain dari solusi akhir Nazi adalah Irma Grese atau "Betina dari Belsen" seorang pengawal di kamp konsetrasi Ravensbrück, Auschwitz dan Bergen-Belsen. Dipindah ke Auschwitz di tahun 1943 – di mana dia harus menunjukkan semangat dan pengabdian kepada pekerjaannya – dia kemudian dipromosikan sebagai Senior Supervisor, peringkat kedua tertinggi di kamp pada akhir tahun. Dia bertanggung-jawab atas lebih dari 30 ribu narapidana wanita Yahudi, dia benar-benar menikmati pekerjaannya. Pekerjaannya meliputi penyiksaan kepada para narapidana dengan cara setengah dilaparkan seperti anjing, kegiatan seksual yang berlebihan, dijadikan sasaran tembak secara acak, dicambuk secara sadis, dan para tahanan dipilih untuk dimasukkan ke dalam kamar gas. Dia sangat menikmati kedua macam siksaan baik secara emosional maupun fisik dan terbiasa mengenakan sepatu boot berat serta membawa pistol sebagai alat untuk penyiksaan.


9.Katherine Knight (1956 - …..)


Wanita Australia pertaman yang dihukum secara wajar tanpa pembebasan bersyarat. Katherine Knight mempunyai sejarah penuh kekerasan di dalam hubungannya dengan orang lain. Dia memukul hancur gigi palsu salah satu mantan suaminya dan membacok kerongkongan anak anjing berusia delapan minggu milik suaminya. Sebuah hubungan yang panas dengan John Charles Thomas Price menjadi rahasia umum dengan sebuah perintah penahanan karena kekerasannya atas Price yang telah mengadakan perlawanan terhadap Knight dan diakhiri dengan penikaman oleh Knight sampai mati dengan sebuah pisau penjagal. Price telah ditikam sedikitnya 37 kali di depan dan belakang tubuhnya, dengan banyak luka tembus pada organ vital. Wanita itu lalu mengulitinya dan menggantung kulit tersebut layaknya "pakaian" di kerangka pintu di dalam ruang tamu, memotong kepalanya dan meletakkannya di dalam mangkuk sup, memasaknya dan menyiapkan sayuran sebagai teman 'daging panggang'. Makanan tersebut beserta sebuah catatan berisi ungkapan penuh dendam disiapkan untuk anak-anaknya, sungguh beruntung sudah ditemukan oleh polisi sebelum anak-anak tersebut tiba di rumah.



10.Elizabeth Bathory (1560 – 1614)


Countess Elizabeth Bathory dipertimbangkan sebagai pembunuh berserial paling buruk sepanjang sejarah Hungarian/Slovak. Rumor yang beredar selama bertahun-tahun menyebutkan tentang anak-anak perempuan petani yang hilang, terakhir mereka dibayar untuk bekerja di kastil, namun kemudian tidak pernah terlihat lagi. Rumor ini terdengar oleh Raja Mathias II, yang kemudian mengirimkan sekelompok orang ke Castle Csejthe. Orang-orang tersebut menemukan seorang anak perempuan yang telah mati, seorang dalam keadaan sekarat, seorang ditemukan terluka dan yang lain diamankan. Digambarkan kekejaman dan kejahatan dari pengakuan para saksi, termasuk pukulan brutal dalam kurun waktu yang lama, pemakaian jarum-jarum, pembakaran atau pemotongan tangan, terkadang juga wajah dan kemaluan, memotong daging di bagian wajah, lengan dan bagian tubuh lainnya, dan membiarkan para korban kelaparan. Jumlah keseluruhan korban diperkirakan mendekati angka ratusan yang terjadi dalam kurun waktu dua puluh lima tahun. Karena status sosialnya, dia tidak pernah diajukan ke pengadilan tetapi disekap di bagian bawah rumahnya di dalam sebuah kamar sampai kematiannya. Cerita bahwa sang Countess mandi di dalam darah korban-korbannya adalah dongeng belaka, dan salah satu dari sedikit hal yang tidak dilakukannya. (Anw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar