Minggu, Desember 21, 2008

Pobia Lemparan Sepatu Menjangkiti Pejabat Indonesia


Rupanya dampak insiden pelemparan sepatu oleh wartawa Irak, Muntadar Al-Zaidi terhadap Presiden USA George W. Bush sampai ke Indonesia. Dampak berupa pobia lemparan sepatu kepada pejabat negara ini terjadi di saat hendak diadakan acara rutin Wakil Presiden Jusuf Kalla setiap Jumat yakni memberikan keterangan kepada pers. Dan yang terkena dampak tentu saja para wartawan.


Pada saat menjelang jumpa pers tersebut, Pasukan Pengamanan Presiden (Secret service-nya Indonesia) masuk ke ruangan tempat para wartawan berkumpul. Salah satu anggota Paspampres menegur salah seorang wartawan yang sedang menunggu kehadiran Kalla dengan berkata, “Tolong diikat sepatunya.”


Pada awalnya para wartawan tidak begitu memperhatikan teguran tersebut karena dikira sedang bercanda. Tetapi petugas pampapres tersebut kembali menegaskan perintahnya, “Amankan sepatunya, ya.” Para wartawan pun terdiam. Namun yang membuat para wartawan kesal bukan instruksi mengikat tali sepatu itu, tetapi acara jumpa pers itu tenyata dibatalkan tanpa alasan apa pun.


Saat bertemu dengan para wartawan dari News Safety Institute di Istana Wakil Presiden, Selasa lalu, Kalla sempat bercanda. “Nanti sepatu wartawan harus diikat. Jangan-jangan ada yang mau melempar sepatu ke saya,” ujarnya.


Tetapi tidak dijelaskan bagaimana kalau sepatu yang dikenakan wartawan tidak menggunakan tali, apakah mesti dicopot ketika memasuki ruang pertemuan?


Oh, ya, karena saya belum menemukan istilah psikologi untuk pobia lemparan sepatu tersebut, maka saya beri nama abiciocalceolariusphobia (abicio = yang dilemparkan, calceolarius = sepatu, phobia = rasa takut).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar