Senin, Desember 22, 2008

Mahasiswa dan Upaya Meningkatkan Kesadaran Berpolitik Masyarakat


Untuk ikut berpolitik tidak harus menjadi anggota partai dan menjadi caleg. Dengan mengikuti penyelenggaraan Pemilu dengan baik, dalam hal ini ikut menggunakan hak pilih sudah termasuk berkegiatan politik.


Apalagi seperti yang dilakukan oleh 400 mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam ini. Di kantor PB HMI di Jalan Diponegoro, Jakarta mereka mendeklarasikan diri menjadi relawan dalam rangka mengampanyekan gerakan pemilih cerdas.


Selain sebagai antisipasi terhadap kemungkinan membludaknya pemilih yang golput pada Pemilu 2009 nanti, mereka juga menginginkan terjadinya perubahan mendasar di masyarakat dalam berpolitik.

“Ini gerakan relawan, nantinya akan digelar di 186 cabang di seluruh Indonesia. Tujuannya ingin menyadarkan masyarakat tentang perspektif yang rasional pemilu,” jelas Ketua Umum PB HMI, Arip Musthopa.


Artinya, lanjut Arip, pemilih bisa memilih pihak-pihak yang berkaitan diselenggarakannya pemilu seperti partai, caleg, dan yang lain-lain. “Kalau memang track record buruk ya jangan dipilih. Calon lama atau baru tidak masalah yang penting track record,” bebernya.


Arip menambahkan, pemilih yang cerdas merupakan salah satu syarat terselenggaranya pemilu yang berkualitas. Pemilu yang berkualitas harus meliputi kontestan, partai, maupun caleg beretika, taat aturan main, media yang sehat dan objektif, penyelenggara juga objektif, dan pemilihnya cerdas. Pemilih yang cerdas adalah pemilih yang memahami peraturan pemilu, mengetahui orang dan partai yang dipilihnya dan pemilih yang tidak mau dibodohi oleh caleg yang menggunakan politik uang sebagai alat berkampanye.


Kali ini para mahasiswa yang tergabung di HMI tersebut sudah membuktikan dirinya bahwa stereotif mahasiswa sebagai tukang demo dan sarangnya golput ternyata tidak benar. Salute. Salute.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar