Senin, September 01, 2008

BBA Muncul BBM Bakal Terpukul

Pernah dimuat di Wikimu pada Kanal Opini, Senin 26-05-2008 17:07:33

Ketika pemerintah berencana akan menaikkan harga jual BBM beberapa waktu yang lalu, pemberitaan mengenai bahan bakar alternatif (BBA) pun kian marak. Bermunculanlah kembali pembicaraan mengenai kemungkinan dikembangkannya hasil riset BBA tersebut untuk diproduksi secara masal. Hal yang menarik dari BBA ini adalah biaya produksi yang murah karena bahan bakunya sangat mudah didapat di sekitar kita.

Beberapa penemuan yang luar biasa

Tercatat ada beberapa penemuan BBA yang merupakan hasil riset dan penelitian dari putera bangsa Indonesia. Penemuan-penemuan ini menunjukkan bahwa benar bangsa ini merupakan bangsa yang besar, dimana ternyata orang-orang yang berpikiran brilian dan beritikad baik masih aktif mencari jalan keluar dari kesulitan hidup bangsa ini. Beberapa riset dan penemuan BBA tersebut antara lain :

1. Penemuan energi berbasis air yang disebut Blue Energy oleh Joko Suprapto, alumnus Teknik Elektro Universitas Gajah Mada (UGM). Dia berhasil mengadakan penelitian dan menghasilkan penemuan hebat ini di laboratoriumnya di Ngadiboyo, Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur pada tahun 2007 lalu.

Presiden SBY mengapresiasikannya dengan menjadikan Blue Energy sebagai bahan bakar untuk empat unit mobil dalam ekspedisi Jakarta-Bali menjelang United Nation Framework Conference on Climate Change (UNFCCC) Desember 2007 di Bali. Ekspedisi yang diberangkatkan oleh Presiden SBY dari Puri Cikeas Indah pada 26 November dan sukses tiba di Bali pada 3 Desember 2007.

Temuan ini rencananya akan dipriduksi secara masal dengan kapasitas produksi 10 liter per detik atau setara dengan 5 ribu barel per hari. Dan sebuah pabrik untuk memproduksi Blue Energy sudah disiapkan di Bogor. Rencananya Blue Energy ini akan bisa dinikmati masyarakat luas di sekitar bulan April 2008 lalu dengan harga jual sekitar Rp. 3 ribu per liter. Namun hingga kini bahan bakar berbasis air itu belum terlihat di pasaran.

2. Penemuan Banyugeni, bahan bakar alternatif berbasis air (hidrofuel) yang ditemukan oleh tim peneliti dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dikembangkan sejak tahun 2007. Hasil temuan ini sudah dilakukan ujicoba pada kendaraan bermotor, pesawat aeromodelling, kompor dan lampu minyak.

Banyu Geni atau Hidro-kerosin sudah dipatenkan dan sudah didaftarkan di kantor Ditjen HAKI Depkum dan HAM. Peluncuran produk hidro-kerosin pertama kali dilakukan pada 13 Februari 2008 di kampus UMY di Tamantirto, Kasihan, Bantul.

3. Temuan yang diberi nama Bahan Bakar Minyak Nusantara (BBN) telah ditemukan oleh Adji Koesoemo yang merupakan cicit Sultan Hamengkubowono VII. Peneliti yang tidak menamatkan kuliahnya di Fakultas Filsafat UGM, Jogyakarta ini setelah sempat kuliah satu tahun, mengatakan bahwa bahan baku BBN adalah plankton yang belum menjadi fosil. Dan biaya produksi satu liter bensinnya kurang dari Rp.500. Walaupun tidak mendapatkan respon dari pemerintah, namun BBN sedang dikembangkan oleh TNI AL.

Ketertarikan pihak asing

Kasus menghilangnya Joko Suprapto sang penemu Blue energy tersebut yang ternyata sudah pulang kembali ke rumahnya, menunjukkan bahwa ada sesuatu yang aneh. Keterangan yang bersangkutan bahwa dia hanya menghilang untuk menenangkan diri cukup memberikan gambaran kepada kita bahwa yang bersangkutan sedang mengalami suatu tekanan disebabkan penemuannya ini. Apresiasi Presiden SBY yang secara positif melakukan uji coba berupa penggunaan Blue Energy dan ternyata berhasil dengan baik, seharusnya membuat Joko Suprapto senang dan menjadi orang yang paling berguna saat ini. Tetapi mengapa justru yang bersangkutan merasa tertekan dan merasa perlu untuk menghilang dalam rangka menenangkan diri ?

Menurut sebuah sumber diinformasikan bahwa seorang intel TNI mengetahui keberadaan Joko di Jepang. Namun tidak diketahui apakah yang bersangkutan diculik atau tidak. Ada juga informasi dari penemu BBN Adji Koesoemo yang pernah didatangi oleh seorang anggota tentara pemerintah China yang berpangkat Kolonel pada Maret 2008 lalu. Utusan pemerintah China tersebut akhirnya mengajak Adji ke negeri tirai bambu tersebut untuk mengembangkan teknologi BBN dan dijanjikan akan diberi fasilitas dan temuannya akan dipergunakan di sana.

Analisa ekonomi

Sampai hari ini belum bisa dipastikan kemungkinan kapan produksi massal atas temuan-temuan bahan bakar alternatif tersebut dapat dimulai oleh pemerintah Indonesia. Padahal nilai ekonomis yang sangat tinggi dan kemudahan memperoleh bahan baku merupakan alasan utama mengapa bahan bakar alternatif dapat segera diproduksi secara besar-besaran untuk menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mulai sulit perolehannya. Melihat jangka waktu ketersediaan bahan mentah minyak yang terkandung di perut bumi diperkirakan hanya tinggal puluhan tahun lagi, sudah sepantasnya pengembangan kearah produksi masal harus segera diwujudkan.

Namun apabila dianalisa lebih mendalam ternyata ada satu alasan mengapa upaya mewujudkan bahan bakar alternatif ini belum bisa direalisasikan pada saat ini, yaitu keberatan perusahaan pengeksploitasi minyak dan para pedagang minyak di tingkat dunia akan kemungkinan tergusurnya komoditi andalan mereka yaitu BBM oleh BBA. Bisa dibayangkan sudah berapa modal yang diinvestasikan dan belum kembali (Break Even) dan berapa biaya yang sudah dikeluarkan untuk mengeksploitasi minyak mentah dan memproduksi BBM. Pihak perusahaan produsen minyak mentah dan pengolahannya sudah pasti akan sangat merugi apabila BBA segera dikembangkan dan diproduksi secara masal.

Di pihak pedagang minyak mentah maupun varian produknya di tingkat dunia juga akan merasa terpukul dengan rencana produksi masal BBA, karena selisih harga atau keuntungan yang diperoleh dari permainan perdagangan minyak bumi di pasar dunia di tengah krisis sumber lahan minyak mentah, terbilang sangat menggiurkan. Dengan menggunakan politik tahan dan lepas, harga minyak mentah di tingkat dunia akan mudah dikontrol. Kontrol yang dimaksud disini adalah harga minyak mentah akan mudah dikendalikan sesuai kemauan karena kebutuhan dunia akan komoditi tersebut sangat tinggi. Sehingga pada akhirnya keuntungan yang sangat besar akan diperoleh dengan sangat mudah.

Kebijakan Pemerintah RI untuk mensejahterakan rakyat

Sehubungan dengan upaya produksi masal BBA seharusnya pemerintah Indonesia harus lebih mengedepankan kepentingan rakyat dan mendahulukan mengatasi perekonomian yang sulit sekarang ini. Segera merealisasikan produksi masal Bahan Bakar Alternatif adalah merupakan jalan keluar yang terlah diberikan Tuhan kepada bangsa ini. Jangan peduli kepada tekanan pihak luar negeri maupun dalam negeri yang bermaksud mencegah upaya pengembangan BBA di Indonesia. Bapak SBY sebagai presiden RI seharusnya peka akan hal ini dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk segera mewujudkannya. Barangkali bisa menjadi bahan pertimbangan penting bagi pemilih di Pemilu 2009.



Sumber: Harian Pagi Banjarmasin Post tanggal 24 Mei 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar