Senin, September 01, 2008

Kiat Bisnis : Tim Marketing Andalan Kami adalah Para Pelanggan

Marketing atau pemasaran adalah hal yang tidak terpisahkan dari sebuah bisnis. Tidak ada perusahaan yang tidak menjalankan kegiatan marketing, sekecil apapun. Usaha menyampaikan keterangan yang berhubungan dengan sesuatu produk adalah suatu tindakan marketing. Minimal dengan memperkenalkan nama perusahaan dan dipasang di sebuah papan nama yang dipajang di depan kantor juga termasuk upaya marketing.

Beberapa perusahaan membentuk tim khusus untuk menjalankan program marketingnya. Tim yang dibebani dengan target-target ini biasanya bergerak secara terarah dan terprogam. Pertemuan-pertemuan sesering mungkin dilakukan antar anggota tim, yang biasanya juga berperan sebagai sales promotion, dengan pimpinannya. Hal ini dimaksudkan untuk saling tukar-menukar informasi, penyampaian hasil kegiatan masing-masing anggota tim dan pembahasan kendala-kendala yang terjadi di lapangan. Keberhasilan mencapai target yang dibebankan kepada masing-masing anggota biasanya menjadi ukuran keberhasilan kerja tim secara keseluruhan. Dan hal tersebut akan bisa dilihat dengan meningkatnya jumlah pelanggan serta menaiknya angka penjualan.

Perusahaan tanpa tim marketing

Banyak teman yang menanyakan kepada saya bagaimana upaya saya untuk memasarkan produk jasa perusahaan kami. Karena sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa wisata dan agen tiket perusahaan penerbangan, tentu bukan hal mudah dalam menghadapi tingkat persaingan yang cukup tinggi. Di daerah kami terdapat ratusan biro perjalanan wisata dan dari waktu ke waktu perusahaan-perusahaan baru sejenis terus bertambah, sedangkan pertumbuhan jumlah pelanggan relatif lambat. Bisa dibayangkan bagaimana tingginya tingkat persaingan dalam memperebutkan pelanggan.

Kami tidak mempunyai tim marketing secara khusus, karena bagi kami semua elemen di perusahaan adalah seorang sales. Setiap orang bertanggung jawab secara penuh untuk setiap waktu dan setiap kegiatannya di kantor menjadikan semangat untuk menjual sebagai nafasnya.

Ada tiga hal yang perlu dilakukan perusahaan terhadap pelanggan agar mereka tetap senang berbisnis dengan kita, yaitu :

1. Jadikan perusahaan dan seluruh orang-orang yang terdapat didalamnya disayangi oleh pelanggan.

2. Jadikan juga pelanggan sebagai orang yang disayangi oleh seluruh orang yang berada di perusahaan.

3. Berikan penghargaan kepada pelanggan dan juga kepada karyawan yang berhasil mendatangkan pelanggan yang lain.

TSP (Thank, Sorry and Please)

Pada dasarnya semua manusia menginginkan penghargaan. Di mana pun orang-orang berada, mereka selalu mengharapkan penghormatan dan penghargaan atas semua kebaikan yang dilakukannya. Maka menjadi tugas seorang pemasar untuk melihat dengan jeli kebutuhan mendasar manusia ini, yaitu kebutuhan akan sebuah penghargaan, sebagai suatu "tombol otomatis" untuk menarik pelanggan sebanyak mungkin.

Perusahaan kami memenuhi kebutuhan pelanggan akan penghargaan dan penghormatan ini dengan menerapkan suatu bentuk pelayanan terbaik. Pelayanan yang natural, tulus dan apresiatif yang tersimpul dalam tiga kata kunci yang disebut TSP, yaitu Thank, Sorry and Please atau Terimakasih, Maaf, dan Tolong. Semua orang di perusahaan diajarkan untuk selalu murah senyum dan ramah serta tidak lupa menggunakan ketiga kata kunci TSP di dalam setiap pembicaraannya dengan pelanggan. Tentu saja sesuai dengan konteks kalimat dan pembicaraannya.

Misalnya contoh untuk penggunaan kata "maaf". Apabila si karyawan ingin bertanya nomor HP si pelanggan namun kuatir kalau-kalau nomor HP-nya tidak bisa diberitahukan kepada sembarang orang, maka si karyawan akan berkata, "Maaf, kalau boleh saya bertanya berapakah nomor telepon Bapak yang bisa dihubungi ? Kalau bisa nomor HP Bapak agar apabila ada sesuatu berita yang sangat mendesak untuk diberitahu, kami dapat segera terhubung dengan Bapak."

Selain itu, karyawan juga diminta untuk segera meminta maaf apabila ternyata ada keluhan dari pelanggan mengenai cara kerjanya yang kurang bagus, atau ada kesalahan sehingga merugikan pelanggan. Telepon permintaan maaf yang dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah kejadian yang tidak mengenakan tersebut biasanya akan cepat direspon dengan baik oleh pelanggan. Sedangkan apabila didiamkan apalagi sampai berhari-hari, biasanya membuat pelanggan sempat berpikir untuk memutuskan hubungan bisnis.

Untuk kata "terimakasih" harus selalu diucapkan kepada pelanggan, baik setiap pelanggan selesai berbicara di telepon dengan si karyawan, maupun pada saat pelanggan meninggalkan ruang kantor. Ucapan terimakasih ini juga bisa berupa pemberian cendera mata (merchandise), parcel pada saat perayaan hari besar keagamaan atau pemberian kalender setiap pergantian tahun.

Kata "tolong" mungkin adalah kata yang paling sering disandingkan dengan kata "maaf" dalam penggunaannya. Pada saat si karyawan bertanya, "Maaf, Pak, saya minta tolong bisakah Bapak sekali lagi mengulang nomor telepon Bapak tadi, karena suara Bapak di telepon agak kurang jelas bagi saya." Atau pada saat menyerahkan nota pembayaran sedangkan si pelanggan tidak segera mengadakan pembayaran alias berhutang, maka si karyawan akan berkata, "Maaf, Pak, saya minta tolong kalau bisa pembayarannya jangan lebih dari satu minggu. Karena nanti saya yang akan dimarahi oleh pimpinan."

Ciptakan suasana kekeluargaan

Biasanya orang akan lebih senang berada di lingkungan yang dikenalnya secara dekat, baik itu keluarga atau sahabat-sahabatnya. Orang akan merasa senang berbagi dengan orang-orang dekatnya itu, baik saling bertukar cerita, curhat maupun saling memberi secara material. Bagi mereka melakukan itu semua tidak terasa berat, bahkan terasa menyenangkan dan membahagiakan.

Suasana semacam itulah yang selalu dibangun di perusahaan kami, suasana akrab penuh kekeluargaan, baik antara karyawan dengan pimpinan, antar sesama karyawan maupun antara kami dengan pelanggan. Suasana kekeluagaan tersebut menjadikan setiap orang betah untuk berada di kantor berlama-lama. Baik itu karyawan maupun pelanggan. Jadikan kantor adalah rumah mereka dan orang-orang yang berada di kantor adalah keluarganya.

Semua karyawan diperlakukan sama dan tidak pilih kasih oleh perusahaan. Siapa pun yang melakukan kesalahan akan ditegur secara baik-baik. Pimpinan jangan menanggapi secara frontal terhadap pengaduan-pengaduan sepihak sebelum mengadakan penyelidikan terlebih dulu. Karyawan yang berprestasi akan memperoleh kompensasi berupa bonus, sedangkan yang melempem akan ditegur dan diberi nasehat. Bila sangat parah dan berpotensi sangat mengganggu kemajuan perusahaan, si karyawan bisa diberi peringatan keras. Bahkan pemecatan mungkin akan dengan terpaksa ditempuh untuk menghindari ekses negatif terhadap karyawan yang lain maupun terhadap pelanggan.

Sedangkan untuk pelanggan, suasana kekeluargaan yang akrab selalu dibangun dengan rasa kepedulian yang tinggi. Rasa kepedulian pertama adalah apabila pelanggan datang, salah seorang karyawan yang sedang tidak terlalu sibuk bekerja harus segera menyapanya dan menanyakan keperluannya. Apabila semua karyawan sedang sangat sibuk, paling tidak ada seseorang yang tersenyum ramah sambil mempersilahkan si pelanggan untuk duduk menunggu. Dan kemudian secepatnya si pelanggan harus segera dilayani, jangan sampai menunggu terlalu lama.

Kami juga harus bisa mengingat semua pelanggan, layaknya seorang keluarga atau sahabat yang tidak pernah melupakan keluarga atau sahabatnya. Dimana pun kami bertemu dengan pelanggan, kami berusaha menyapanya terlebih dulu dan kemudian menanyakan keadaannya serta mengobrol seperlunya. Biasanya pelanggan akan senang disapa di tempat umum, karena dia merasa dihargai dan dianggap mempunyai relasi yang luas.

Bantulah pada saat pelanggan membutuhkannya

Pelanggan juga membutuhkan perhatian layaknya seorang anggota keluarga di dalam sebuah keluarga. Perhatian yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan adalah berbentuk service all out atau cara pelayanan penuh. Yang dimaksud dengan pelayanan secara penuh adalah :

1. Pelayanan dengan sepenuh hati, kesungguhan dan ketulusan

2. Pelayanan dengan sepenuh tenaga, yaitu membantu menyelesaikan permasalah yang dihadapi pelanggan semaksimal mungkin sehubungan dengan produk jasa yang dibelinya.

Sebagai contoh kasus :

Ada seorang pelanggan yang mendapatkan kabar bahwa orang tuanya sedang sakit parah dan kritis, dan dia menelepon kami pada malam hari untuk memesan tiket penerbangan pertama esok pagi. Orang tua si pelanggan yang sakit itu sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta, padahal si pelanggan sedang bertugas di daerah kami di Banjarmasin. Ketika kami membuka komputer dan melihat ketersediaan seat penerbangan, ternyata seat sudah penuh, padahal pelanggan kami sangat membutuhkannya. Kami pun berusaha menghubungi pimpinan perusahaan penerbangan (District Manager atau DM) untuk meminta seat khusus yang biasanya tersedia sebagai jatah cadangan yang dimiliki seorang DM. Di dalam kondisi mendesak seperti itu, kami mungkin harus bergerilya menghubungi beberapa DM dari berbagai perusahaan penerbangan disebabkan seat cadangan tersebut bisa saja sudah habis terjual. Dan bila akhirnya seat itu bisa didapatkan, walaupun dengan harga yang cukup tinggi, pelanggan kami tersebut akan selalu mengingatnya sebagai sebuah pertolongan yang sangat berharga dalam hidupnya.

Pemasaran dengan cara MLM

MLM di sini bukanlah kependekan dari Multi Level Marketing, tetapi Mulut Lewat Mulut. Suatu cara mudah menjadikan orang, dalam hal ini pelanggan, ikut memasarkan produk barang atau jasa perusahaan kita.

Pada dasarnya manusia suka berinteraksi dengan sesama manusia melalui percakapan atau obrolan. Dalam orbrolan itulah biasanya keluar semua perasaan hati dalam bentuk pendapat atas semua yang pernah dialaminya. Apabila orang menyenangi sesuatu, maka dia akan menyampaikan pendapatnya itu kepada orang lain, demikian juga sebaliknya hal-hal buruk mengenai sesuatu juga akan disampaikannya. Sering kali teknik penyampaian itu dilakukan dengan penuh berapi-api dan bersemangat dengan menggunakan gaya bahasa hiperbolik atau dilebih-lebihkan untuk menarik lawan bicaranya.

Dalam obrolan seperti tersebut diatas biasanya langkah-langkah marketing dilakukan oleh pelanggan kita dengan tanpa disadarinya. Pembicaraan santai, sambil lalu seperti itu bisanya berkesan tulus dan tidak dibuat-buat. Coba bandingkan dengan gaya bicara seorang sales di dalam sebuah tim marketing, yang biasanya terdengar kaku, terprogram dan berkesan secara sistematis memaksa pelanggan untuk membeli produk yang ditawarkan. Terus terang banyak orang yang mengaku kesal dan sebal karena sering didatangi sales promotion yang biasanya berdatangan ke kantor-kantor atau ke rumah-rumah.

Nah, jadilah pelanggan-pelanggan kami sebagai sales promotion produk jasa perusahaan kami dengan tanpa digaji secara khusus, bahkan mereka melakukannya dengan senang dan ikhlas.

Balas jasa atas kebaikan

Tidak ada seorang pun yang tidak senang apabila kebaikannya dihargai. Penghargaan yang pantas terhadap seseorang atas prestasi atau kebaikan yang dilakukannya akan memicunya kembali untuk melakukan kebaikan yang sama secara berulang-ulang.

Kami mengapresiasi karyawan atau pelanggan yang berhasil membawa pelanggan lain untuk membeli produk jasa kami. Kepada karyawan penghargaan yang diberikan dalam bentuk pujian langsung dan bonus apabila yang bersangkutan berhasil membawa pelanggan dengan jumlah pembelian besar. Sedangkan kepada pelanggan yang membawa pelanggan lain ke perusahaan kami, kepadanya diberikan komisi yang lumayan sesuai dengan besaran pembelian yang terjadi.

Tim marketing yang sangat bisa diandalkan

Akhirnya jadilah pelanggan-pelanggan kami sebagai tim marketing yang sangat bisa diandalkan. Mereka melakukan tugas-tugas sebagai seorang sales promotion dengan penuh antusias dan bersemangat. Cerita yang disampaikan seorang pelanggan kepada pelanggan yang lain biasanya terdengar tulus dan dianggap sebagai bukti nyata dari pelayanan yang baik. Sebagian besar pelanggan kami berpendapat bahwa suasana kekeluargaan yang mereka rasakan pada saat berada di kantor kami adalah salah satu daya tarik bagi mereka untuk menjadi pelanggan. Ada seorang pelanggan yang akhirnya menjadi pelanggan tetap di kantor kami setelah mendengar cerita dari temannya yang suka mampir di kantor kami hanya untuk mengobrol dan bercanda pada jam istirahat kantor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar