Minggu, September 07, 2008

Buku Pelajaran Elektronik, Solusi Murah atau Mahal?


Setiap tahun ajaran baru permasalah buku pelajaran di setiap jenjang sekolah selalu menjadi masalah bagi orang tua siswa. Dari permasalahan berganti-gantinya buku pelajaran karena adanya permainan antara penerbit dan pihak sekolah, sampai permasalahan mahalnya harga buku pelajaran karena harganya selalu bertambah mahal dari tahun ke tahun.

Sekarang ini sepertinya permasalah tersebut tidak akan terjadi lagi. Karena pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sudah mengeluarkan buku pelajaran on line yang bisa dibaca maupun diunduh (download) secara bebas melalui internet di alamat situsnya adalah http://bse.depdiknas.go.id/ . Orang tua murid, siswa atau siapa saja hanya membutuhkan pendafataran di situs tersebut untuk mendapatkan nama pengguna (user id) dan kata kunci (password) untuk memasuki (log in) situs itu.

Pengguna hanya membutuhkan waktu beberapa detik sudah bisa membaca, mengunduh, menggandakan (copy – paste), sampai mencetak (print) seluruh isi buku dengan bebas. Dijamin tidak akan melanggar hak cipta karena sudah dibebaskan dari hal tersebut. Bahkan buku hasil unduhan di situs tersebut bisa diperbanyak dan diperdagangkan, tapi kata Kepala Sub Dinas Bina Program Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Rudi Ikhwansyah, Sabtu (6/9), asalkan dengan proyeksi keuntungan yang tidak melebihi 15 persen sesuai dengan ketentuan Mendiknas.

Lebih murah atau lebih mahal?

Mari kita berhitung-hitung seandainya kita mengunduh dan mencetak (print) buku on line tersebut. Sebagai contoh adalah buku mata pelajaran IPS untuk tingkat SMP kelas 7 yang berjumlah 229 halaman. Kalau siswa atau orang tua siswa yang tidak memiliki komputer dan tidak bisa berinternet, maka berarti dia harus ke warung internet terdekat dan mencetak di sana. Harga ngenet per 1 jam misalnya Rp.4.000,- ditambah biaya cetak (print) sebesar misalnya Rp. 500,- per lembar. Berarti perhitungan menjadi: Biaya internet Rp.4.000,-, karena waktu untuk mengunduh tidak lama, simpan di harddisk lalu cetak. Biaya cetak Rp. 500,- dikalikan 229 lembar halaman menjadi Rp. 114.500,-. Ditambahkan dengan biaya internet menjadi Rp.118.500,-. Wow! Mahal sekali hanya untuk sebuah buku pelajaran sekolah!

Tapi tenang saja, karena masih ada jalan keluarnya, yakni dengan cara kegiatan mengunduh dan mencetak buku ini dilakukan secara urunan atau patungan dengan oleh beberapa orang siswa atau orang tua siswa. Biaya internet, cetak dan biaya perbanyakannya (fotokopi) bisa dibagi agar menjadi lebih ringan. Untuk hal tersebut seandainya biaya fotokopi per lembar adalah Rp.100,- berarti untuk 229 halaman dikali 29 siswa, berarti dibutuhkan dana tambahan sebesar Rp. 664.100,-, sehingga seluruh biaya menjadi Rp.118.500 ditambah dengan Rp.664.100,- sama dengan Rp.782.600,-. Jadi apabila 29 siswa ditambah 1 siswa pertama menjadi 30 siswa, berarti masing-masing hanya akan dibebani biaya Rp.782.600 dibagi 30 siswa sama dengan Rp.26.086,- per buku. Nah, ternyata bisa lebih murah dari harga buku paket aslinya yang rata-rata di atas Rp.30.000,-.

Solusi lain yang lebih tepat adalah dengan bekerja sama dengan percetakan dimana percetakan bisa mengunduh (down load) di internet tanpa kena biaya royalti asalkan mengambil keuntungannya tidak boleh lebih dari 15 %. Jika diproduksi secara massal tentu akan bisa lebih murah lagi.

Ayo, mari dimanfaatkan fasilitas baru ini. Selain bisa dipermurah dari harga buku aslinya juga tidak akan melanggar UU Hak Cipta dan Kekayaan Intelektual seperti kalau difotokopi dari buku aslinya.

Sumber: Harian Pagi Banjarmasin Post tanggal 07 September 2008

1 komentar:

  1. saya memberikan penawaran bagi anda yang berminat untuk mencetak buku bse dengan standar harga het. dengan kualitas dan spesifikasi yang sama dengan pusbuk dan akan mendapatkan keuntungan. hub saya di 021 70537149

    BalasHapus