Senin, September 01, 2008

Termehek-mehek, Kasih Sayang dan Pendidikan Televisi

Pernah tayang di Wikimu pada Kanal Gaya Hidup, Minggu 01-06-2008 08:34:44


Trans TV telah menyiarkan sebuah program reality show baru sejak tanggal 3 Mei 2008 lalu. Program yang diberi tajuk Termehek-mehek - sebuah istilah baru yang bahasa bakunya terisak-isak - ini disiarkan setiap hari Sabtu pukul 18.00 WIB. Dalam program ini seorang client diceritakan sedang mencari seseorang yang telah hilang entah kemana setelah suatu perjumpaan atau pertemanan yang cukup lama. Dalam upaya pencariannya inilah si client meminta bantuan tim acara Termehek-mehek untuk mencarikan si orang hilang dimaksud. Sebuah perjalanan - yang terkadang dibikin sedramatis mungkin - akhirnya berujung pada sebuah pertemuan dengan si orang yang dicari. Dan terkadang pencarian berakhir pada sebuah cerita duka, misalnya si orang yang dicari ternyata sudah meninggal.

Menyambung tali kasih sayang antar manusia

Salah satu episode yang telah ditayangkan pada Sabtu (31/5) kemarin menceritakan tentang pencarian seorang gadis akan pacarnya yang telah menghilang dan tidak ada kabar berita lagi. Pencarian semakin menarik dan menegangkan untuk diikuti penonton karena si pacar yang hilang - yang ditemui ditempatnya bekerja - ternyata tidak mengakui bahwa dirinya adalah orang yang dicari. "Namaku bukan Oni, namaku Aryo," bantah si laki-laki, padahal menurut si client - seorang gadis yang telah kehilangan pacarnya itu - profil dan wajahnya adalah sama dengan pacarnya yang hilang itu. Sedangkan si orang yang mengaku Aryo tersebut semakin marah karena didesak untuk mengakui identitas dirinya sebagai Oni dan dengan jengkel mengusir si client dan seluruh tim Termehek-mehek untuk keluar dari kantornya dengan ancaman akan dipanggilkan satpam.

Pencarian terus berlanjut hingga ke rumah si "Oni". Di sana si client dan tim Termehek-mehek bertemu langsung dengan seorang laki-laki yang ternyata orang tuanya "Oni". Cerita menjadi mencapai klimaksnya karena ternyata ada cerita masa lalu "Oni" yang tidak diketahuinya. Si "Oni" adalah memang bernama Aryo dan dia mempunyai saudara kembar yang telah dipisahkan oleh perceraian kedua orang tuanya. Si Oni asli dipelihara oleh ibunya sedangkan Aryo hidup bersama bapaknya. Aryo - yang diduga Oni - marah kepada bapaknya dan tim Termehek-mehek, karena menganggap bapaknya telah membohonginya selama ini dan tim Termehek-mehek dianggap sebagai penyebab kacaunya hubungannya dengan ayahnya sekarang.

Namun ceritanya ternyata berujung pada kebahagiaan yang mengharukan. Setelah bertemu terlebih dulu dengan ibunya Oni dan mendapatkan informasi tentang sejarah terpisahnya Oni dan Aryo, akhirnya Tim Termehek-mehek berinisiatif untuk memfasilitasi sebuah reuni keluarga yang sudah lama terpisah. Akhirnya kedua saudara kembar itu pun menemukan belahan jiwanya yang telah lama terpisahkan, dan si client turut merasakan kebahagiaan tersebut karena telah menjadi seorang pahlawan dan juga mendapatkan cintanya yang hilang.

Program televisi dan pendidikan kemanusiaan

Kali ini Trans TV patut diacungi jempol karena acara reality show yang berdurasi kurang lebih satu jam ini sudah menampilkan suatu acara yang bernilai pendidikan, yaitu mendidik kita bahwa kasih sayang antar sesama manusia itu ternyata sangat indah. Mungkin acara ini akan mengingatkan kita akan sebuah acara televisi yang berjudul Tolonglah Daku yang pernah disiarkan oleh stasiun televisi swasta SCTV - kalau tidak keliru - beberapa waktu yang lalu.

Sebuah program televisiyang ditayangkan, baik sinetron, reality show maupun film - lokal maupun asing - boleh-boleh saja menampilkan sebuah realita kehidupan di dalam skenarionya. Bahwa ada manusia yang jahat, tingkah laku yang jelek dan berbagai macam gambaran yang jelek tentang perilaku manusia memang semua orang sudah tahu bahwa itu ada. Tapi apakah yang jelek-jelek itu harus ditampilkan sebegitu vulgar dan apa adanya dengan alasan pembenaran bahwa televisi mengajarkan kejujuran dan keterbukaan kepada masyakarakat dengan menayangkan keburukan apa adanya ?

Mari kita duduk bersama

Sebuah program televisi yang mendidik seharusnya memiliki nilai-nilai pendidikan yang meliputi keseluruhan isi program. Karena acara televisi itu seperti guru yang berdiri di depan kelas dan masyarakat pemirsanya adalah siswa-siswanya. Tidak semua orang yang menonton televisi memiliki kecerdasan yang cukup untuk bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk dari sebuah isi acara televisi. Apalagi anak-anak kita, mereka hanyalah "kaset kosong" atau "lembaran kertas putih" yang siap untuk diisi apa saja yang dilihat dan didengarnya. Ayolah. Saya mengajak kepada pemerintah, para pakar komunikasi dan sosial budaya, para pemilik stasiun televisi, para pembikin program televisi, para seniman - aktor/aktris, pencipta lagu, penyanyi dan penampil lainnya, marilah kita duduk bersama untuk memikirkan, membicarakan dan mencari jalan keluar yang terbaik demi pendidikan masyarakat dan anak-anak kita. Cobalah dibuat kesepakatan dengan pertimbangan yang matang bagaimana bentuk sebuah acara yang mendidik dan memberikan nilai-nilai pendidikan. Karena kita semua ini bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar