Inul Daratista kecewa berat setelah konsernya yang bertajuk Billed Konsert Inul Live dibatalkan setelah petugas distrik Jaafar Awang menolak untuk menerbitkan izin bagi event organizer pada 10 Juli 2008. IMS Prima menunda konser itu hingga 27 Juli 2008 di Stadion Putra di Bukit Jalil.
Inul meminta alasan dari pihak berwenang terkait atas dibatalkannya konser yang dijadualkan pada Sabtu 19 Juli 2008 di Stadion Tan Sri Haji Hassan Yunos di Larkin, Johor Baru, Malaysia. Sedangkan untuk konser di Stadion Putra di Bukit Jalil pada tanggal 27 Juli, Inul tidak yakin apakah akan bisa tampil. Kabarnya konser di Bukit Jalil juga akan mendatangkan band-band lokal, termasuk penyanyi Candy dan Abstrak Hingga Kebulan sebagai pembukanya. Tiket konser Inul dipatok harga RM 50 atau sekitar Rp 141 ribu, dan RM 100 atau Rp 282 ribu.
Direktur IMS Prima Nasir Abubakar selaku penyelenggara konser itu mengaku bingung setelah pertunjukan di Johor Baru dibatalkan. Karena pembatalan tersebut perusahannya menderita kerugian hingga RM 300 ribu atau sekitar Rp 848,4 juta.
"Saya tidak mengira ada banyak hal yang harus dilakukan dengan imej Inul. Saat kami ragu dengan hal itu, kami tidak menerima satu penjelasan pun. Saya bahkan bertemu dengan Jaafar pada Rabu (17 Juli) namun tidak ada pembatalan darinya," ujarnya.
Introspeksi diri
Seharusnya Inul tidak menyalahkan siapa pun dalam kasus ini. Pemerintah Negara Bagian Johor Baru, Malaysia mempunyai peraturan tersendiri mengenai etika seni, karena aturan Negara mereka bersendikan hukum Islam. Apabila imej Inul Daratista yang terkenal dengan goyang ngebornya lalu kemudian menjadi alasan pencekalan oleh Pemerintah Negara Bagian Johor Baru, Malaysia tentulah masih logis dan sesuai dengan peraturan mereka.
Kalau kemudian Inul berujar bahwa bukan Inul namanya kalau tidak mendapat cobaan, malah saya yang bertanya-tanya : Ini cobaan atau hukuman ?
Sumber: Banjarmasin Post On Line
Tidak ada komentar:
Posting Komentar