Menggilas negeri leluhur
Sebuah gol selayaknya disambut dengan histeria oleh seorang pemain bola yang berhasil menyarangkannya ke gawang kesebelasan lawan. Tetapi ternyata tidak begitu bagi seorang Lukas Podolski, striker Tim Panser bernomor punggung 20 yang berhasil menyarangkan dua gol ke gawang Polandia pada pertandingan pertama mereka di EURO 2008 (9/5).
Dibalik gegap-gempita sorak-sorai kemenangan para supporter Jerman menyambut gol demi gol yang dipersembahkan Podolski untuk Jerman, Lukas Podolski tidak bisa menyembunyikan kemuramannya. Perasaannya itu mungkin dapat dirasakan oleh para pemain Jerman lainnya dimana tidak tampak kegembiraan yang berlebihan dari teman-teman Podolski atas gol-gol tersebut.
Barangkali ketika berhasil menciptakan gol-gol tersebut, Podolski membayangkan keluarga dan teman-temannya di Polandia sedang menonton televisi menyaksikan pertandingan itu, dan kekecewaan mereka menjadi bertambah karena yang membobolkan gawang kesebelasan kebanggaan mereka adalah seorang Podolski.
Berkewarganegaraan ganda
Bisa dirasakan betapa berat beban psikologi bagi Podolski, di satu sisi Polandia adalah tanah kelahirannya dan juga negaranya - karena Podolski masih tercatat sebagai warga negara Polandia - serta sebagian besar keluarganya masih tinggal di sana, di sisi lain Jerman juga adalah negaranya karena Podolski juga adalah warga negara Jerman. Di Jerman Podolski tinggal bersama kedua orangtuanya dan mencari nafkah di sana.
Begitulah dilematis seorang perantau seperti Podolski. Sampai-sampai Podolski mengaku tak akan menyanyikan satu pun lagu kebangsaan kedua negara itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar