Pernah dimuat di Wikimu pada Kanal Opini, Sabtu 10-05-2008 09:39:45
Artis penyanyi muda nan cantik, Agnes Monica - Britney Spears-nya Indonesia - bercita- cita ingin go international. Artis yang smart dan enerjik ini memang terkenal selalu tampil maksimal. Persiapan penampilan panggungnya memang terencana dengan matang. Setiap kali dia tampil, kita akan merasakan aura keprofesionalan yang tinggi. Tapi mungkin belum rezekinya dia, ya ternyata sampai sekarang cita-citanya itu belum kesampaian. Di sebuah iklan yang menggunakan dirinya sebagai bintang, di dalam adegannya ditampilkan artis cantik ini menyampaikannya keinginannya untuk go international tadi. Dan disetiap pembicaraannya di hadapan wartawan atau pada setiap kesempatan wawancara dia selalu mengemukakan hal yang sama, keinginannya untuk go international. Sampai-sampai ada seorang wartawan iseng yang mencoba menghitung ada berapa kali Agnes Monica mengucapkan kata "go international" dalam setiap pembicaraannya. Kasihan kamu Agnes, semoga tercapai nanti cita-citamu.
Selain Agnes ada juga Inul Daratista yang berharap bisa go internasional paling tidak ke negara jiran, seperti Malaysia dan Brunei. Tapi sayang penampilannya di sana tidak diterima. Bagaimana mungkin ? Siti Nurhaliza penyanyi asli sana saja, di beberapa negara bagian Malaysia tidak diperkenankan tampil kecuali penontonnya khusus wanita. Hal tersebut karena begitu ketatnya pelaksanaan syariat Islam di beberapa negara bagian di Malaysia. Sedangkan Siti Nurhaliza belum menutup aurat dengan benar seperti disyaratkan di beberapa negara bagian yang melarangnya tampil. Bahkan ada negara bagian di Malaysia yang melarang wanita menyanyi di depan lawan jenisnya alias hanya menyanyi di depan penonton berjenis kelamin wanita saja. Apalagi Inul ?
Dulu bahasa kita, Bahasa Indonesia juga diharapkan bisa go international atau menjadi bahasa pengantar di pertemuan-pertemuan tingkat dunia, atau bila perlu bahasa kita menjadi bahasa komunikasi pergaulan internasional. Katanya Bahasa Indonesia memang mudah untuk dipelajari oleh orang yang bukan asli Indonesia. Ini terbukti Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa yang dimasukkan di dalam kurikulum di universitas-universitas di Amerika, Australia dan beberapa negara di Eropah. Juga banyak orang bule yang baru tinggal beberapa bulan di Indonesia sudah mulai menguasai bahasa kita ini, walaupun masih terbata-bata tapi sudah cukup jelas terdengar. Kecuali, sih artis setengah bule kita si Cinta Laura, doi masyieh thehrdenguahr bechuek behrbahasah Indonesyiah, padahal ibunya orang Jawa asli, lho. Maklum, barangkali hanya itu modalnya menghadapi ramainya persaingan di dunia artis di Indonesia saat ini.
Nah, kembali ke masalah Bahasa Indonesia tadi ternyata harapan kita tersebut sampai sekarang belum menjadi kenyataan. Karena ternyata orang kita sendiri lebih senang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan di luar negeri, bahkan untuk komunikasi di dalam negeri masih mencampur-campur dengan bahasa Inggris karena memang terdengar lebih keren. Contoh yang paling gampang adalah judul beberapa film kita yang masih menggunakan bahasa Inggris padahal tidak ada hubungan apa pun antara penggunaan bahasa Inggris dengan jalan cerita film tersebut. Jadi bagaimana mau "menjual" bahasa sendiri kalau orang kita lebih suka menggunakan bahasa luar ?
Tetapi kita tidak perlu sakit hati, masih banyak tercatat hal-hal yang sudah go internasional. Beberapa penyanyi kita sudah lama yang go internasional dan sudah meraih juara di festival menyanyi tingkat dunia, sebut saja nama Harvey Malaiholo, Ruth Sahanaya, grup vocal Elfa's
Singers dan masih banyak lagi yang lain. Ada juga grup musik yang lagunya diikutkan sebagai soundtrack sebuah film asing, seperti /rif yang telah dipercaya terlibat dalam pembuatan album soundtrack film Spiderman yang pertama dan disusul oleh grup musik Edane untuk film Spiderman 2.
Bahkan ada beberapa yang diekspor cukup besar - selain barang-barang ekspor kita tentunya - seperti Tenaga Kerja Indonesia, sampel virus penyakit seperti virus flu burung, dan terakhir yang buruk adalah ekspor gelap alias penyeludupan batu bara, kayu gelondongan dan trafiking alias perdagangan manusia.
Dan - sebelum dikritik - di dalam tulisan ini juga terdapat beberapa istilah yang masih menggunakan bahasa aslinya. Bukan berarti buat gagah-gagahan, tapi memang istilah tersebut sudah sangat biasa dipergunakan dan apabila diganti dengan padanannya dalam bahasa Indonesia akan terasa kurang greget dan kehilangan kedalaman maknanya. Mohon maklum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar