Senin, September 01, 2008

Bila Pahlawan Tidak Mau Dipahlawankan

Pernah dimuat di Wikimu pada Kanal Opini, Jumat 23-05-2008 09:27:15

Ketika bangsa Indonesia memperingati tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, ternyata kita juga harus memperingatinya sebagai hari berkabung nasional atas meninggalnya Mantan Gubernur DKI Jakarta Letjen TNI (Pur) Ali Sadikin dan S.K. Trimurti, seorang tokoh wartawati senior.

Bang Ali yang inovatif dan kreatif

Ali Sadikin yang biasa dipanggil akrab Bang Ali dikenal sebagai tokoh Petisi 50 yang sangat kritis terhadap pemerintahan Orde Baru. Bang Ali terkenal dengan jasanya mengembangkan kota Jakarta sehingga menjadi sebuah kota metropolitan yang modern. Proyek-proyek terkenal yang dibangun pada masa kepemimpinan beliau sebagai gubernur DKI Jakarta dan hingga saat ini banyak bermanfaat bagi masyarakat Jakarta dan seluruh rakyat Indonesia antara lain Taman Ismail Marzuki (TIM), Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ria Monas, Taman Ria Senayan dan pembangunan kota satelit Pluit di Jakarta Utara serta pelestarian budaya Betawi di Condet.

Selain itu Bang Ali juga yang mencetuskan pesta rakyat setiap tahun pada hari jadi kota Jakarta setiap tanggal 22 Juni. Pada acara ini budaya Betawi dihidupkan kembali dengan ditampilkannya ondel-ondel, lenong dan tari topeng. Berbagai makanan khas Betawi pun disajikan dan diperkenalkan kepada khalayak ramai.

Di samping itu Bang Ali juga berjasa membangun sarana transportasi, seperti mendatangkan banyak bus kota dan menata trayek, serta membangun halte bus yang nyaman. Dan di masa kepemimpinan beliau Jakarta beberapa kali menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON).

Namun ada juga kebijakan-kebijakan beliau yang kontroversial dan banyak mendapatkan kritik dari kalangan agama, yaitu pengembangan sarana hiburan malam dengan berbagai klab malam, mengizinkan diselenggarakannya perjudian (seperti balapan anjing) dan memungut pajaknya untuk pembangunan kota, serta membangun kompleks lokalisasi Kramat Tunggak.

Pesan kepada ahli waris

Semasa hidupnya Bang Ali pernah berpesan kepada salah seorang anaknya bahwa apabila dia meninggal dunia ia ingin dimakamkan satu liang dengan almarhum istri pertamanya, Nina Arnasih. Dan dia tidak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.

Keengganan Bang Ali boleh jadi sebagai ungkapan yang tulus bahwa nilai kepahlawanan bukanlah suatu yang mudah untuk diraih dan gelar pahlawan adalah suatu gelar yang mempunyai makna tanggung jawab yang tinggi. Namun barangkali juga karena rekornya yang sempat melahirkan kebijakan yang kontroversial, sehingga Bang Ali merasa tidak pantas disebut sebagai pahlawan. Barangkali.



Sumber: Harian Pagi Banjarmasin Post tanggal 21 Mei 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar