Pernah tayang di Wikimu pada Kanal Suara Konsumen, Selasa 03-06-2008 09:11:00
Suatu hari saya sedang berbelanja di sebuah toko roti yang cukup terkenal di kotaku. Toko roti tersebut - yang pemiliknya kebetulan adalah kenalan isteri saya - mempunyai beberapa cabang dan saya berbelanja di salah satu cabangnya. Walaupun sudah menjadi pelanggan tetap toko roti tersebut, namun saya sangat jarang membeli roti di cabangnya yang satu ini, karena lokasinya yang sangat jauh dari rumah saya. Barangkali karena si pelayan toko jarang melihat kehadiran saya di toko cabang tempat dia bekerja, maka kejadian berikut ini pun terjadilah.
Setelah selesai mengambil dua lonjor roti tawar dan tiga buah kue ukuran sedang, saya kemudian mendekati kasir dan meminta semua kue yang dibawa oleh saya untuk dihitung harganya. Kasir yang cekatan langsung menekan tombol-tombol di mesin kasnya dan dia lalu berkata, "Semua Rp. 25.000,-, Pak. Apakah ada yang lain ?" Maksudnya adalah apakah saya masih ingin membeli kue yang lain, dan saya jawab, "Ngga ada lagi." Dan saya pun mengeluarkan uang untuk membayarnya.
Dengan sigap si kasir mengambil kue-kue yang telah dibeli oleh saya dan mengambil kantong kresek dari laci yang terdapat di bawah mesin kasnya. Tiba-tiba seorang pelayan lain - yang tampaknya lebih senior dan sepertinya berperan sebagai supervisor - langsung mendekati si kasir dan berkata dengan sedikit nyaring kepada si kasir, "Pakai kantong kresek yang polos saja." Saya mengerti maksud si pelayan yang senior. Maksudnya adalah apabila pembelian hanya sebesar Rp. 25.000,- si kasir tidak perlu mengambilkan kantong kresek yang bercetak logo toko roti tersebut, tapi cukup menggunakan kantong kresek polos alias kantong kresek tanpa logo dan banyak dijual di luaran.
Saya tidak berkomentar apa pun atas kejadian tersebut. Sambil keluar toko dengan menenteng barang belanjaan saya berpikir, "Seandainya pelayan senior tadi mengetahui bahwa saya dikenal akrab oleh bosnya dan saya juga pelanggan tetap toko rotinya, pastilah dia tidak akan bersikap seperti itu."
"Seharusnya, "renung saya lagi, "pelayan tadi berpikir bahwa pembeli yang hari ini membeli sedikit bisa jadi besok akan membeli lebih banyak. Dan mungkin juga pembeli yang hanya berkemampuan membeli sedikit, bisa jadi nanti mengajak teman-temannya yang kaya untuk membeli banyak roti di tokonya. Seandainya semua pelayanan pelanggan berpikir seperti itu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar