Selasa, September 02, 2008

Dagelan Politik (Intermeso)

Pernah tayang di Wikimu pada Kanal Gaya Hidup, Rabu 23-07-2008 08:51:26

Kalau hari panas terik sambil minum es jeruk tentu enak. Nah, siang itu saya dan seorang teman sedang duduk-duduk di sebuah kafe, menikmati segelas es jeruk sehabis makan siang. Tapi di hari panas seperti ini paling sebel kalau harus ngobrol dengan teman yang "telmi" (maaf friend, kamu jangan tersinggung kalau baca warta ini, masalahnya kamu sendiri sering mengaku kalau kamu telmi alias telat mikir) yang lagi sok membahas masalah yang paling menyebalkan kalau harus dibahas bersama orang "telmi", yaitu masalah politik.

"Dunia politik di Indonesia adalah dunia yang paling lucu. Di dalamnya banyak pelawak dengan tingkah lakunya yang pantas ditertawakan." Teman saya terus mengoceh memperdengarkan pandangannya tentang dunia politik. Saya terus menjadi pendengar yang baik, berhubung masih nikmat merasakan sentuhan air es jeruk yang meluncur turun di kerongkongan. Tapi setelah es jeruk di gelas tinggal seperempatnya, saya terpaksa memotong ceramah teman saya tentang politik - yang sepertinya hasil dari membaca majalah dan koran.

"Siapa bilang dunia politik lucu dan bikin tertawa?" tanya saya kepadanya.

"Lho, kan begitu yang dibilang seorang pengamat politik (teman saya itu kemudian menyebutkan nama sebuah majalah dan nama pengamat yang berbicara seperti itu)," teman saya membela diri.

"Begini saja, aku tidak mau membahas mengenai ucapan pengamat politik itu. Sekarang saya kasih kamu cerita humor mengenai dunia politik, biar kamu bisa baca level sense of humor kamu sendiri. Apakah kamu bisa tertawa atau tidak mendengarnya."

"Sekarang aku kasih tebak-tebakan humor : Kalau seandainya Barrack Obama ikut pemilihan presiden Indonesia pada Pilpres 2009, kira-kira bisa menang, ngga ?"

"Pasti bisa, dong. Di Amerika Serikat saja dia mendapat suara terbanyak mengalahkan Hillary, bahkan poolling mengunggulkannya atas John Mc Cain," jawab teman saya yakin.

"Salah. Jangankan menang, ikut saja tidak bisa."

"Lho, kok bisa gitu ?"

"Lha, Barrack Obama kan dari partai Demokrat. Mana mungkin SBY mengijinkan anak buahnya di partai maju melawan dirinya."

"Ha, ha, ha"

"Sekarang tebak-tebakan kedua. Seandainya yang menjadi keponakan Gus Dur dan menduduki jabatan Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB sekarang adalah SBY, kira-kira apa yang terjadi ?"

"Wah, pasti Gus Dur tambah geram karena yakin "keponakannya" itu yang mengatur kisruh di PKB."

"Masih kurang tepat. Yang terjadi adalah PKB akan damai karena Gus Dur akan bilang : Pilih saja SBY kalau memang tidak ada calon yang lain."

"Hi, hi, hi, memang ngaco."

"Nah, sekarang cerita ketiga. Pada saat pemilu legislatif 2009 Megawati dan SBY kebetulan akan mencoblos pada TPS yang sama. Setelah sama-sama selesai mencoblos kedua-duanya dikelilingi wartawan yang berebut mewawancarai mereka. Kedua-duanya tampak akrab. Tiba-tiba di sela-sela pertanyaan para wartawan, SBY langsung bertanya kepada Megawati yang sedang sibuk menjawab pertanyaan seorang wartawan.

"Bu Mega, Anda saya lihat cepat sekali keluar dari bilik pencoblosan. Wajah Anda kelihatan sangat cerah, Anda pilih apa ?"

Megawati yang sedang sibuk menjawab pertanyaan wartawan tanpa sadar menjawab pertanyaan SBY. "Nomor 28, dong !"

Seketika SBY tersenyum penuh kemenangan.

"Lho, kenapa SBY tersenyum. Nomor 28 kan bukan partai Demokrat ?" tanya teman saya heran.

"Tentu saja bukan. Nomor 28 memang nomor PDIP. Yang bikin SBY tersenyum adalah Megawati sudah melanggar aturan pemilu : Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia."

"Hi, hi, hi, terjebak, dong."

"Udahan, deh," aku berdiri mengajak temanku meninggalkan kafe itu. Pertama, karena minumannya sudah habis, dan kedua, karena pelayan kafe sudah dari tadi memandangi kami dengan tidak senang karena sudah terlalu lama duduk dan ngobrol.

"Tapi nanti, dulu," kata temanku sambil memegang bahuku. "Aku masih heran kenapa dari tadi kamu selalu menggunakan tokoh SBY dalam cerita humor tadi."

"Wah, kamu jeli juga. Jawabannya adalah karena beliau termasuk yang tidak ikut-ikutan ‘melucu' di dalam dunia politik yang penuh dagelan ini."

Teman saya itu pun garuk-garuk kepala tidak mengerti. Sampai kami berpisah dia masih tetap menatap saya, seperti ingin bertanya : bagaimana penjelasannya ?

1 komentar:

  1. Artikel anda:

    http://humor.infogue.com/
    http://humor.infogue.com/dagelan_politik_intermeso_

    promosikan artikel anda di infoGue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema untuk para netter Indonesia. Salam!

    BalasHapus