Bagi pasangan suami isteri yang sudah mempunyai anak lebih dari satu, barangkali pernah mengalami buruknya sikap anak kita yang lebih tua dalam menerima kehadiran adik barunya. Adanya perasaan iri, cemburu dan perasaan tersaingi akan kasih sayang kedua orangtuanya - terutama perhatian dari ibunya - seringkali berakibat munculnya penolakan dari si kakak atas kehadiran adik barunya.
Penolakan si kakak ini biasanya ditunjukkan dengan keengganan untuk membantu ibu menjaga adik, tidak mau disuruh ibunya untuk hal-hal yang berhubungan dengan adiknya, sikap perlawanan yang lebih ekstrim, misalnya suka memukul atau menyakiti adik kecilnya, suka marah-marah, membuang barang-barang atau merusaknya, atau ada anak yang tiba-tiba menjadi gemar bermain di luar rumah dalam jangka waktu yang lama padahal sebelumnya lebih sering bermain di dalam rumah.
Bagi Anda yang mempunyai anak pertama laki-laki, apalagi yang sudah terlanjur dimanjakan, biasanya proses penyesuaian diri dengan adik barunya akan lebih lambat dan sering berbuah penolakan bahkan permusuhan terhadap adik barunya atau orang tuanya. Sebetulnya berbagai bentuk sikap penolakan tersebut hanya merupakan upaya untuk menarik perhatian yang dikuatirkannya "hilang" dari kedua orangtuanya terhadap dirinya.
Pada dasarnya seorang anak adalah manusia yang belum matang dalam proses berpikirnya. Kematangan proses berpikir seorang anak dapat dilatih dengan penanaman kebiasaan yang baik. Kebiasaan-kebiasaan yang baik adalah pengulangan perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan terus-menerus dengan melibatkan emosi (perasaan) yang paling mendasar dari kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan penghormatan.
Karena ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari kedua orangtuanyalah yang membuat anak menjadi agresif dan menunjukkan penolakan terhadap kehadiran adik barunya. Sikap kontra produktif ini harus diatasi dengan menunjukkan kepada anak bahwa kehadiran adik baginya tidak akan menggantikan kasih sayang kedua orangtuanya, tetapi kasih sayang itu akan dinikmati bersama-bersama antara dia dengan adiknya. Apabila anak sudah menyadari bahwa kasih sayang kedua orangtuanya masih didapatkannya secara adil dengan adik barunya, maka secara otomatis perasaan sayang akan tumbuh di dalam dirinya terhadap adiknya.
Upaya-upaya orangtua
1. Kenalkan kepada anak kondisi kehamilan orangtuanya sejak dini. Semakin cepat dikenalkan akan semakin baik. Penerimaan anak atas kehadiran adik barunya juga tergantung dari keterlibatannya sejak awal. Pengenalan ini bisa dengan berbagai cara, misalnya mengajak anak untuk menemani ibunya memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter spesialis kandungan atau dengan menunjukkan hasil foto USG (Ultra Sono Grafi) kandungan ibunya dan menjelaskan tentang kondisi adik barunya yang sedang berada di dalam rahim di perut ibunya.
2. Berikan pengetahuan secukupnya kepada anak - tentu saja sesuai dengan tingkat usia dan pemahamannya - mengenai kehamilan dan janin di dalam rahim.
3. Libatkan anak di dalam masa-masa kehamilan, seperti ikut ke pasar atau supermarket untuk membeli makanan sehat dan susu untuk ibu hamil, atau ikut mengantar dan menemani ibunya ke tempat senam untuk orang hamil.
4. Sampaikan kepadanya informasi yang cukup mengenai peran seorang kakak dan adik di dalam rumah, dan jelaskan bagaimana menyenangkannya apabila sesama saudara saling menolong dan berbagi.
5. Ciptakan perasaan sama-sama menunggu akan kehadiran adik baru antara orangtua dan anak dengan cara melibatkannya dalam persiapan kelahiran adiknya, seperti mengajaknya untuk berperan dalam persiapan kamar untuk adik yang akan lahir, mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan bayi atau turut mengajaknya menanti kelahiran adik barunyanya di rumah sakit.
6. Setelah masa kelahiran, terus libatkan si kakak untuk turut membantu dalam hal-hal kecil seperti mengambilkan popok untuk adiknya atau turut menjaga adiknya ketika Anda sedang melakukan sesuatu yang sangat mendesak. Tentu saja dengan tetap memperhatikan hak-hak si kakak untuk menikmati waktu bermain dan belajarnya.
7. Tetap penuhi kebutuhan mendasar si kakak akan perhatian dan kasih sayang Anda. Apabila ternyata ada kebutuhan yang harus diprioritaskan untuk adiknya, hendaknya dibicarakan secara baik-baik terlebih dulu dengan si kakak. Berikan pengertian kepadanya untuk mengalah untuk hal yang sangat mendesak tersebut, namun jangan lupa tetap berjanji untuk memenuhi kebutuhannya tersebut di lain waktu.
8. Berikan penghargaan dan pujian kepada si kakak atas segala pengertian dan pertolongan yang diberikannya selama masa persiapan kelahiran dan pemeliharaan adik barunya. Sampaikan bahwa perannya sangat penting dan sangat membantu. Katakan bahwa tanpa bantuannya, mungkin adiknya tidak akan setampan / secantik dan sesehat ini.
Jangan ada perbandingan
Jangan pernah membandingkan antara si kakak dengan adiknya dalam hal apa pun. Apabila memang ada nasihat yang harus diberikan kepada si kakak atau memang harus memarahinya, jangan dilakukan di depan adiknya dan jangan ada kata-kata yang membandingkan antara keduanya, misalnya adiknya lebih penyabar sedangkan dia tidak, atau adiknya lebih penurut sedang dia tidak. Anak Anda juga ingin dihargai dan dihormati sebagai dirinya sendiri, maka berikanlah nasihat dengan tidak membandingkannya dengan orang lain, apalagi dengan adiknya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar